Semarang -- Mahasiswa KKN MMK UIN Walisongo dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang (Disdik Semarang) hadiri acara Dialog Kebangsaan di Balai Desa Gemawang dalam rangka menyongsong hari kemerdekaan RI ke-80. (1/8)
Disdik Semarang mengungkap kerumitan dalam dunia pendidikan seperti upaya menyejahterakan pendidikan sekolah dasar bagi anak.
"Permasalahan seperti drop out, anak tidak lanjut sekolah, atau anak belum pernah sekolah menjadi PR bagi kami untuk terus berusaha mengatasi hal tersebut," ucap Luluz Rahma, Kepala Seksi Pendidikan dan Masyarkat (Kasidikmas) Kabupaten Semarang.
Berdasarkan data terdapat sekitar 8000 anak tidak sekolah di kabupaten Semarang, namun terdapat perbedaan fakta di lapangan.
"Setelah ditelusuri, kategori anak tidak sekolah hanya sekitar 1200. Ketidakselarasan data disebabkan terdapat Ponpes dan lembaga pendidikan yang belum memiliki izin resmi atau administratif di pedesaan," ungkapnya
Pembagian Kemendikbud dan Kemenag dalam pengelolaan data anak tidak sekolah menjadi masalah pelik yang selanjutnya perlu diubah.
Kaitannya dengan dunia pendidikan, mahasiswa KKN MMK UIN Walisongo diharapkan dapat menjadi pihak yang menyokong kesuksesan dalam mengatasi permasalahan ini.
Acara bertema "Urip Iku Urup" digelar dengan urgensi menyadarkan peran individu dalam bersosialisasi di masyarakat sebagai persiapan tahun kemerdekaan baru.
Kegiatan yang dihadiri oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Semarang, Palang Merah Indonesia (PMI), serta beberapa komunitas lokal seperti Nurul Fatah Sosial Komunitas (Nafasku) dan Tim Relawan Gemawang (Trawang) antusias dalam diskusi.
"Harapannya acara ini dapat mengisi wawasan kita dan berkahnya membawa kita ke hal baik hingga akhir hayat," tutur Amin Amroni, Ketua Pelaksana Dialog Kebangsaan.
 Â