Mohon tunggu...
Zaidan Zidna
Zaidan Zidna Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universita Islam Indonesia

Saya suka tidur

Selanjutnya

Tutup

Politik

Operasi Pembebasan Irak: Analisis Mendalam Terhadap Keputusan Militer Amerika Serikat dan Konspirasi yang Terbuktikan

23 Desember 2023   09:47 Diperbarui: 23 Desember 2023   10:13 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

A. Pendahuluan

1. Pengantar

Operasi Pembebasan Irak pada tahun 2003, atau lebih dikenal sebagai invasi oleh Amerika Serikat (AS), menciptakan gelombang kontroversi global. Keputusan untuk memasuki konflik ini memiliki dampak yang mendalam, menciptakan tantangan politik dan konsekuensi jangka panjang. 

Sebelum kita memasuki analisis mendalam, perkanankan kami mengantar Anda ke kompleksitas keputusan tersebut. Artikel ini kami susun berdasar perspektif realisme dari pandangan berbagai pihak dengan mengaitkan informasi dan kontroversi yang ada.

Sebagai bagian dari upaya untuk membawa keadilan dan demokrasi ke wilayah Timur Tengah, AS menhambil langkah tegas dengan meluncurkan operasi militer di Irak pada tanggal 19 Maret 2003. Alasan yang diberikan oleh pemerintah AS mencakup isu senjata pemusnah massal dan penyebaran terorisme internasional. Lebih tepatnya, invasi bertujuan untuk melucuti senjata pemusnah massal yang dimiliki Irak, mengakhiri dukungan Saddam Hussein kepada terorisme, dan memerdekakan rakyat Irak. Namun, pertanyaan dan kontroversi seputar keabsahan intelijen, legalitas operasi, dan dampak kemanusiaan muncul seiring berjalannya waktu.

2. Konteks Sejarah

Untuk memahami sepenuhnya terkait keputusan ini, kita perlu melihat konteks sejarah di wilayah Timur Tengah. Sebelum invasi, ketegangan antara Irak dan AS telah tummbuh seiring waktu, termasuk pengaruh dari isu Osama bin Laden, Serangan 9/11, dan Illuminati. Begitu pula sanksi PBB, penolakan rezim Saddam Hussein untuk bekerja sama spenuhnya dengan inspektur senjata PBB, dan ketidakstabilan regional menjadi faktor pendorong.

Sejarah panjang konflik di Timur Tengah, termasuk Perang Teluk pada tahun 1990-1991, membentuk latar belakang yang penting. Keberlanjutan ketidakstabilan di wilayah ini memunculkan pertanyaan besar tentang kebijakan luar negeri AS dan dampaknya terhadap keamanan global.

Dalam konteks ini, Kenneth Pollack, seorang pakar kebijakan luar negeri, mengamati,

Pada awal 2003, ada keyakinan luas di pemerintah AS dan banyak negara di dunia berpikir bahwa Saddam Hussein memiliki senjata pemusnah massal yang membahayakan keamanan regional dan global.

Dengan demikian, memahami konteks sejarah ini essensial untuk menganalisis dengan cermat keputusan untuk meluncurkan Operasi Pembebasan Irak.

Namun, hal itu hanya merupakan perspektif dari satu sisi, yaitu AS. Sebagai seorang ilmuan, kita perlu mendalami isu tersebut mulai dari penyebab, keputusan, dan akibat, termasuk perspektif dari pandangan pihak lain.

B. Pembahasan

1. Hubungan Osama bin Laden (Afghanistan) dengan Operasi Pembebasan Irak

Sebelum membahas invasi AS ke Irak, mari kita kupas mengapa Osama bin Laden dikategorikan sebagai seorang teroris oleh AS. Osama bin Laden merupakan anak dari keluarga yang memiliki perusahaan konstruksi di Afghanistan, yang bernilai jutaan dolar dan sudah dekat dengan pemerintah Arab Saudi. Dia mendapat kesempatan untuk memimpin sebuah pasukan di Afghanistan karena potensi kepemimpinannya yang tinggi pada saat invasi Uni Soviet.


Osama dihubungi oleh AS melalui agen CIA mereka dengan misi untuk menerima bantuan pendanaan, peralatan, dan senjata melalui Pakistan. Meskipun terdapat tanda-tanda peringatan awal bahwa Osama dan tokoh lainnya sedang mengajarkan bentuk Islam fundamentalis yang berbahaya kepada para pemuda rentan yang akan segera dipersenjatai, AS mengabaikan peringatan ini dan terus melanjutkan dengan hampir tidak ada pengawasan terhadap penyebaran bantuan AS oleh Pakistan. Tujuan dari bantuan tersebut adalah untuk bersama-sama mengalahkan invasi Uni Soviet di Afghanistan.


Setelah 10 tahun invasi, pada tahun 1989, Uni Soviet akhirnya mengundurkan diri dengan kasualitas 50.000 terluka dan 14.000 tewas. Hal tersebut merupakan kabar gembira untuk Afghanistan, namun kenyataannya hanya menimbulkan civil war (perang saudara) di dalam negeri. Ketika kelompok Mujahidin Afghanistan yang moderat seperti Ahmad Shah Massoud dipaksa masuk ke pinggiran Afghanistan pada waktu pasca-Soviet, satu-satunya yang dikhawatirkan oleh AS adalah pengambilan unit rudal Stinger yang diberikan kepada Mujahidin.


Dalam keputusan kebijakan luar negeri yang paling membingungkan dalam sejarah abad ke-20, Presiden Ronald Reagan dan penerusnya George H. W. Bush sama sekali tidak tertarik pada pembentukan Afghanistan di masa depan. Bahkan ketika perang saudara pecah antara kelompok fundamentalis ekstremis dan kelompok moderat yang jumlahnya jauh lebih banyak, AS tidak memberikan perhatian. Dengan bantuan dan dukungan langsung dari Pakistan, kekuatan ekstremis mengambil alih sebagian besar wilayah Afghanistan. Sedangkan United Islamic Front for The Salvation of Afghanistan (Front Islam Bersatu untuk Penyelamatan Afghanistan) yang moderat atau juga disebut dengan Aliansi Utara menguasai wilayah sebesar 5 hingga 10 persen.


Setelah terbentuknya pemerintahan Taliban, Pakistan telah mencapai tujuan-tujuan strategisnya di negara tersebut, semuanya dengan mengorbankan uang AS. Akhirnya pada tanggal 9 September 2001, pemimpin moderat dan pahlawan nasional Ahmad Shah Massoud, yang pernah didukung langsung oleh MI6, dibunuh oleh Taliban dan Al-Qaeda. Kedua kelompok khawatir bahwa Massoud akan menghalangi pemerintah Taliban ketika Taliban melakukan serangan yang akan datang terhadap AS. Seperti yang sudah Anda tebak, Osama bin Laden pada saat itu menetap di Tora Bora, sebuah pegunungan terpencil di timur laut Afghanistan dengan menjalin hubungan erat bersama Taliban.


Perlu diingat bahwa Osama masih memiliki informasi nyata terkait masa lalunya saat masih kerja bersama CIA. Dia dilacak tidak hanya karena Osama dan tokoh lainnya memiliki senjata rudal Stinger yang merupakan senjata modern dari AS, namun juga karena dia memiliki dampak besar terhadap masa depan Afghanistan serta karena ajarannya yang berbentuk Islam fundamentalis yang berbahaya.

Dengan demikian, Afghanistan sama sekali tidak memiliki hubungan terorisme bersama Irak sesuai penelitian kami.

Sumber referensi:

2. Kontroversi Serangan 9/11 yang Mengagumkan Dunia

Selanjutnya, kami akan mengantar Anda langsung ke Serangan 9/11 atau yang juga dikenal sebagai Serangan 11 September 2001. Pembahasan ini tidak akan berdasar sumber ofisial, namun dari penelitian para ilmuan dan sebagian konspirasi.


Seperti yang kita ketahui, Serangan 9/11 merupakan serangan yang terdiri dari empat pesawat.

Pertama adalah pesawat yang menabrak Menara Utara World Trade Center.

Kedua adalah pesawat yang menabrak Menara Selatan World Trade Center.

Ketiga adalah pesawat yang menabrak Pentagon.

Terakhir, keempat adalah pesawat yang jatuh di lapangan di Shanksville, Pennsylvania.

Hal ini merupakan sebuah pertanyaan besar dalam sejarah, bagaimana bisa negara adidaya, dengan tingkat keamanan yang tinggi, gagal dalam mencegah pembajakan pesawat. 


Setelah hal tersebut terjadi, para agen menyampaikan George W. Bush, anak dari George H. W. Bush, yang merupakan presiden AS ke-43. Tidak lama kemudian, AS melakukan perintah darurat tingkat nasional dan semua tim organisasi dan relawan membatu dalam mengevakuasi.


Adapun sebuah video yang diunggah dalam X yang menggambarkan Bush, presiden ke-43, sedang hadir dalam sebuah kelas TK di mana mereka menyerukan sebuah kata yang dipimpin oleh guru mereka, "Kite.. Hit.. Steel.. Plane.. Must.." atau dalam Bahasa Indonesia, "Layang-layang.. Harus.. Menabrak.. Pesawat.. Baja..".

Tidak hanya itu, gambar, yang dalam tanda kutip, telah dimiliki oleh Jefferey Eipstein menggambarkan orang yang mirip George W. Bush dengan memainkan dua menara Jenga sambil memegang sebuah pesawat kertas.

Menurut kami, hal ini merupakan sebuah isu yang dapat dikatakan terlalu ironis karena ketika Bush diinformasikan oleh agennya bahwa AS sedang dalam serangan, Bush tidak terlihat terkejut atau mengharukan sama sekali, hanya terlihat cemas. Sedangkan pada vidio X (Twitter) sebelumnya, Bush terlihat sensasional sambil tersenyum.


Lebih ironis lagi, Osama bin Laden mengaku bahwa itu merupakan serangan yang dia rencanakan. Namun, perlu dicatat bahwa setelah Uni Soviet mengundurkan diri dari Afghanistan, AS mendapat kemudahan untuk menempatkan agen mereka di Afghanistan. Oleh karena itu, pembunuhan Ahmad Shah Massoud juga dapat menjadi sebuah kontroversi.


Dalam sebuah buku yang berjudul Where Did The Towers Go? yang ditulis oleh Dr Judy D. Wood menjelaskan Pasca-Serangan 9/11 berdasar hasil analisis ilmiah dan fakta, yang berbasis ilmu forensik. Dia menjelaskan bahwa mengungkapkan bahwa apa yang terjadi di area World Trade Center sangat aneh. Gedung-gedung yang seharusnya tidak hancur menjadi hancur dan runtuh seperti ada bom yang meledak di bawah gedung. Setelah mengumpulkan puing dari serangan di World Trade Center, barang-barang yang ditemukan teridentifikasi seperti barang-barang yang berciri dalam notulensinya Nikola Tesla.


Sumber referensi:



3. Situasi Pasca-Serangan 9/11

Lanjut setelah 9/11,

dunia mengakui bahwa Osama bin Laden dan Al-Qaeda sangat berbahaya dan perlu dimusnahkan.

Saat itulah, pandangan dunia lebih terfokus bahwa Afghanistan merupakan negara yang penuh dengan teroris. Sebagian besar orang mentangiskan air mata mereka, namun sebagian juga bahagia atas serangan tersebut karena dapat melemahkan negara adidaya. Saat itu, AS berhasil mendapat dukungan dari berbagai negara untuk membantu melakukan invasi ke Afghanistan demi membunuh Osama bin Laden dan pengikutnya. Namun, Osama berhasil melarikan diri ke Pakistan.


Pakistan dan kedua kelompok (Al-Qaeda dan Taliban), yang dulunya dibantu oleh AS dalam mengalahkan invasi Uni Soviet, menantang AS dan tidak ingin menyerahkan Osama bin Laden. Hingga saat akhir kepemimpinannya George W. Bush, Osama masih belum berhasil dibunuh.



4. Sejarah dan Kontroversi Pra-Pembebasan Irak oleh Amerika Serikat

Dalam artikel yang diunggah oleh CNN pada hari Minggu, tanggal 30 Oktober 2000, menjelaskan bahwa PBB akan membolehkan Irak untuk mengekspor minyak hanya dalam satu mata uang, yaitu euro, bukan lagi mata uang dolar AS. Hal tersebut sama saja seperti menyerang Amerika Serikat secara tidak langsung. Sebab, mata uang dolar AS dapat menurun drastis dibanding mata uang euro.

Adapun sebuah konspirasi yang menyatakan bahwa hal tersebut merupakan salah satu alasan mengapa AS menginvasi Irak. Dikutip dari artikel yang diunggah oleh Dean Baker dalam Foreign Policy, tanggal 7 Oktober 2009, 

Menurut beberapa laporan, keputusan Irak untuk menetapkan harga minyaknya dalam euro dan bukan dolar memicu penggulingan Saddam Hussein oleh AS, dan ancaman Iran untuk menjauh dari dolar adalah alasan sebenarnya pemerintah AS meningkatkan kewaspadaan terhadap program nuklir negaranya.

Situasi di mana AS masih sensitif dengan tema teroris, Presiden George W. Bush mengumumkan bahwa Irak bekerja sama dengan teroris Afghanistan. Namun, sesuai pembahasan nomor satu sebelumnya, kami sudah menyimpulkan bahwa Irak tidak memiliki hubungan bersama Al-Qaeda dan Taliban yang berada di Afghanistan. Bahkah sejarawan menyimpulkan bahwa

keputusan awal dari George W. Bush untuk menginvasi Irak adalah sebuah rencana preventif supaya serangan teroris seperti 9/11 tidak akan terjadi lagi.

Pada bulan Januari 2002, dalam State of The Union Address (Pidato Kenegaraan), Presiden George W. Bush mengatakan bahwa

Axis of evil arming to threaten the peace of the world. By seeking weapons of mass destruction these regimes pose a grave and growing danger. They could provide these arms to terrorists, giving them the means to match their hatred...  The price of indifference would be catastrophic.

Apabila diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia, maka itu akan berbunyi

Poros kejahatan mempersenjatai untuk mengancam perdamaian dunia. Dengan mencari senjata pemusnah massal, rezim-rezim ini menimbulkan bahaya yang besar dan semakin besar. Mereka bisa memberikan senjata-senjata ini kepada teroris, memberi mereka sarana untuk mengimbangi kebencian mereka... Akibat dari ketidakpedulian akan menjadi bencana besar.


Tindakan tersebut oleh AS merupakan yang sangat aneh dalam sejarah setelah peristiwa 9/11. Kecurigaan dari AS berasal dari Saddam Hussein sendiri karena dia memiliki rekor dalam memimpin negaranya secara opresif. Dia juga sempat melakukan genosida terhadap orang-orang Kurdi dengan membunuh sejumlah 50.000 menurut Lembaga Hak Asasi Manusia. Pada waktu itu, dia menyerang dengan menggunakan senjata kimia (Imperial War Museums, 2021).  Oleh karena itu, kecurigaan yang dilakukan oleh AS setengah masuk akal karena demi mencegah bencana yang lebih besar.


Kami mengatakan setengah masuk akal karena yang diucapkan oleh berbagai sumber berikut ini lebih masuk akal.

a. Pesan dari Rick Wiles dalam Podcast Kanal YouTube TruNews

Karena akses terhadap podcast dari kanal YouTube TruNews sudah tidak dapat diakses, berikut adalah hasil klip vidio dari kanal YouTube Anti-Defamation League yang diunggah pada tanggal 10 Mei 2019. Rick Wiles mengatakan bahwa:

Bangunlah orang Amerika. Anda akan terseseret ke dalam perang dengan negara-negara Arab, dengan dunia Muslim, dan Anda akan dibuat percaya bahwa sesuatu yang mengerikan yang terjadi pada Anda dilakukan oleh umat Islam. Namun hal itu tidak terjadi. Itu tidak dilakukan oleh umat Islam. Itu dilakukan oleh orang liar, Mossad Israel, yang licik dan kejam dan bisa melakukan serangan terhadap Amerika dan membuatnya tampak seperti orang Arab yang melakukannya. Itu bukan teori konspirasi saya, itu laporan tentara AS. Diterbitkan sehari sebelum hari 11/9 oleh The Washington Times.

Dilansir dari John B. yang dia unggah di Stormfront pada tanggal 15 November 2023, mengatakan bahwa betugas SAMS (School of Advanced Military Studies) atau juga dikenal dalam Bahasa Indonesia sebagai Sekolah Studi Militer Tingkat Lanjut mengatakan

Mengenai Mossad, badan intelijen Israel, petugas SAMS mengatakan: "Wildcard. Kejam dan licik. Memiliki kemampuan untuk menargetkan pasukan AS dan membuatnya tampak seperti tindakan Palestina/Arab.

Pesan yang disampaikan oleh Rick Wiles berdasarkan dari sebuah laporan tentara AS. Dengan demikian, Sekolah Studi Militer Tingkat Lanjut mereka sudah mengetahui berbagai fakta nyata bahwa ada sesuatu yang aneh terkait keputusan yang dibuat oleh atasan, termasuk kebijakan perang yang terkadang dipertanyakan oleh publik terkait alasan aslinya.

b. Pesan dari Wesley Clark dalam Talk Show Democracy Now

Pesan selanjutnya ini akan membuka wawasan Anda lebih jelas. Sebab, narasumbernya langsung dari mantan jenderal yang bertugas dari tahun 1966-2000, yang bernama Wesley Clark. Perlu dicatat bahwa rekaman talk show sudah tidak lagi ditayangkan di YouTube dan telah diarsipkan ke dalam archieve.org. Namun, saya akan menyunting dari kanal YouTube bernama Nakama yang diunggah tanggal 7 Mei 2019.


Wesley Clark mengatakan bahwa 10 hari setelah tanggal 11 September 2021, dia pergi ke Pentagon dan bertemu dengan Sekretaris Rumsfeld, Wakil Sekretaris Wolfowitz, dan beberapa karyawan yang pernah kerja bersamanya dalam rangka berbicara terkait kabar mereka. Setelah itu, salah satu dari jenderal memanggilnya untuk masuk dan membicarakan terkait suatu hal penting. Jenderal tersebut mengatakan bahwa kita telah memutuskan untuk perang ke Irak.

"Kita akan perang dengan Irak? Kenapa?" -Wesley Clark

"Aku tidak tahu. Sepertinya mereka tidak lagi bisa menemukan solusi lain." -Jenderal

"Apakah mereka berhasil menemukan koneksi antara Saddam Hussein dengan Al-Qaeda?" -Wesley Clark

"Tidak. Sama sekali tidak ada kabar baru terkait informasi tersebut. Mereka telah membuat keputusan untuk perang dengan Irak. Sepertinya mereka tidak tahu harus mengapakan dengan teroris, tapi kita punya kekuatan militer bagus dan bisa mengalahkan pemerintah-pemerintah lain. Jika alat yang ada hanya sebuah palu, maka semua masalah pasti terlihat seperti paku." -Jenderal

Satu minggu kemudian, Wesley Clark bertemua lagi dengan jenderal tersebut dan pada waktu itu AS sudah mengebom di Afghanistan. 

"Apakah kita masih akan perang dengan Irak?" -Wesley Clark

"Oh, sekarang lebih buruk daripada itu." -Jenderal

Jenderal tersebut terus menunjukkan kepada Wesley Clark sebuah kertas waktu rapat hari ini dari Kantor Sekretaris Pertahanan dan mengatakan

"Ini adalah sebuah memo yang mendeskripsikan bagaimana kita akan mengalahkan tujuh negara dalam lima tahun ke depan. Mulai dari Irak, Suriah, Lebanon, Libya, Somalia, Sudan, dan diakhiri dengan Iran."

"Apakah informasi ini terklasifikasi?" -Wesley Clark

"Iya, Pak." -Jenderal


Dengan keputusan dan kedua pernyataan tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa ada sebuah atasan dalam pemerintah AS di mana mereka sangat mendukung pembentukan di Timur Tengah, terutama negara-negara Islam. Hal ini dapat kita lihat dari perang yang sedang terjadi secara nyata, yaitu Israel dan Palestina. 

Oleh karena itu, informasi ini sudah bukan sebuah kontroversi, namun sebuah fakta. Sebab, pada kenyataannya sekarang, lima negara tersebut sedang mengalami sebuah konflik besar.


Sumber referensi:

5. Mulainya Operasi Pembebasan Irak oleh Amerika Serikat

Perang di Afghanistan berlangsung secara baik dan menguntungkan AS. Demokrasi dan pemilu telah berhasil dilaksanakan di Afghanistan pada masa kepemimpinannya George W. Bush. Dengan demikian, Presiden Bush mulai memutuskan untuk melakukan Operasi Pembebasan Irak atau lebih tepatnya Invasi Terhadap Irak. Namun, Presiden Bush tidak ingin untuk melakukan operasi tersebut sendiri, dia meminta bantuan dari berbagai negara untuk membersamai AS dalam menginvasi Irak.


Inggris tanpa perlu disangka langsung enggan untuk membantu AS. Pada waktu itu, Inggris masih dalam kepemimpinannya Tony Blair, yang merupakan perdana menteri Inggris. Dalam suratnya yang ditulis untuk Presiden George W. Bush pada tahun 2002, Tony Blair menulis

"I will be with you, whatever."

Jika diterjemah dalam Bahasa Indonesia, "Saya akan bersamamu, apapun itu." Hal ini menjadi sebuah pertanyaan besar, bagaimana seorang Tony Blair menjadi teman dekat dengan George W. Bush. Lebih membingungkan lagi adalah bagaimana bisa seorang perdana menteri mengutamakan kepentingan pribadinya dengan seorang teman dekat begitu saja.


Ada sebuah masalah besar yang dialami oleh Inggris dan AS pada saat itu, yaitu mereka tidak bisa melakukan kasus hukum secara legal. Pada akhirnya, sesuai perkataan seorang ilmuan bernama Chris dari vidio kanal YouTube Imperial War Museums, AS dan Inggris menggunakan dasar hukumnya hanya dengan tujuan untuk melucuti senjata pemusnah massal Irak.


Pada tahun 2002, PBB memberikan kesempatan terkahir kepada Saddam Hussein untuk membolehkan inspektur senjata PBB melakukan pengecekan untuk mengetahui apakah Irak memiliki senjata pemusnah massal dunia atau tidak. Pengecekan tersebut dinamakan Resolusi 1441 oleh PBB. Namun, ada satu masalah yang terjadi, yaitu hasil pengecekan oleh PBB myatakan bahwa mereka tidak menemukan senjata pemusnah massal yang dideskripsikan oleh pihak AS dan Inggris.


Seperti yang sudah kami bahas sebelumnya, ini justru menjadi sebuah isu besar karena ada atasan dari AS yang sudah memiliki keinginann besar untuk mendapatkan kendali atas negara Irak. Anda telah menebak langkah selanjutnya dengan benar. AS dan Inggris tidak percaya dengan hasil pengecekan senjata pemusnah massal yang dilakukan oleh PBB pada waktu itu. Dalam sebuah dokumen dari Director of Central Intelligence, Intelligence Community, dengan judul Iraq's Weapons of Mass Destruction Programs yang ditayangkan melalui video dari kanal YouTube Imperial War Museums, tertulis pesan

Irak mungkin menyembunyikan prekursor, peralatan produksi, dokumentasi, dan barang-barang lain yang diperlukan untuk melanjutkan upaya CW (Chemical Weapon / Senjata Kimia)

Kekhalayan dari data resmi tersebut adalah penggunaan kata "mungkin", yang pada dasar hukum tidak diperbolehkan karena hukum harus berdasarkan kepastian dan fakta nyata. Lalu,

Mengapa Saddam Hussein tetap ingin dibunuh oleh AS?


Pada saat itu, musim merupakan faktor terbesar apabila ingin menginvasi Irak. Jika invasi dilakukan pada musim panas, maka suhu cuaca akan terlalu panas dan berbahaya. Menurut Chris, dalam video kanal YouTube Imperial War Museums, mengatakan bahwa Presiden George W. Bush sudah tidak sabar lagi dalam menunggu. Oleh karena itu, Bush mengeluarkan ultimatum akhir kepada Saddam Hussein pada tanggal 17 Maret 2003.

"Saddam Hussein dan anak-anak putranya harus meninggalkan Irak dalam kurun waktu 48 jam. Penolakan mereka untuk melakukan hal tersebut akan mengakibatkan konflik militer." -Presiden George W. Bush, Ultimatum Akhir

Tentu Saddam dan anak-anak putranya menolak ultimatum akhir tersebut. Pada tanggal 20 Maret 2003, invasi terhadap Irak dimulai. Dikutip dari situs Watson Institute International & Public Affairs (Institut Hubungan Internasional & Masyarakat Watson)), Brown University, mengungkap bahwa tidak ada yang tahu terkait angka kematian yang pasti, namun mereka yakin bahwa ada kematian lebih dari 280.771 warga Irak yang tewas.

Sumber referensi:

6. Saddam Hussein di Pengadilan dan Kebenaran di Balik Amerika Serikat

Selamat, Anda telah tiba dalam ujung pembahasan ini. Hal itu perlu diapresiasi karena tidak semua orang bisa menerima kebenaran, namun konflik dalam pikiran setelah menerima informasi baru adalah peristiwa normal dalam psikologi manusia.


Lanjut, pertama, berikut adalah pidato terakhir Saddam Hussein di pengadilan Irak.


Ada vidio dari berbagai macam sumber lain lagi dan lebih lengkap lagi. Namun, yang kami paparkan merupakan waktu-waktu akhir sebelum Saddam Hussein menindaklanjuti hukuman mati.


Dalam vidio tersebut, Saddam Hussein diserang dengan isu-isu yang pernah dia lakukan selama masa kepemimpinannya, termasuk peristiwa genosida terhadap orang-orang Kurdi. Semua yang disebutkan oleh hakim memang rasional dan masuk akal, serta semua kegiatan kriminal  yang disebutkan memang alhasil keputusannya Saddam Hussein pada masa itu. 


Dalam menit akhir vidio tersebut, terdapat rekaman yang direkam menggunkan kamera ponsel biasa. Di situ, Saddam Hussein dan orang-orang sekitar mengucapkan sholawat.


Sebagai negara adidaya... Sebentar, mari kita gunakan contoh sederhana. Apabila Anda meraih juara satu dalam sebuah pertandingan atletik, maka Anda, secara manusiawi, akan berusaha sekeras mungkin untuk mempertahankan juara satu tersebut, termasuk di pertandingan-pertandingan ke depannya.


Begitu pula dengan negara AS, mereka berusaha untuk mempertahankan gelar dan nama mereka, serta berupaya untuk dapat berdampak kepada seluruh belahan negara di dunia ini. Hal tersebut merupakan hal yang sangat baik, jika hal yang disampaikan baik dan dengan cara penyampaian yang baik. Namun pada kenyataannya,  sulit dipahami oleh semua negara karena mereka memegang banyak SDM dan ekonomi dunia. Anda dapat mencari sendiri lebih lanjut terkait hal-hal yang jarang atau bahkan tidak pernah dibahas oleh publik seperti

a. Hubungan Illuminati dengan Amerika Serikat


Klip dari seri Disjointed, season 2, episode 8.



b. Bohemian Grove Kumpulan

c. Keyakinan Presiden Ke-41 dan Ke-43

d. Dunia Diam dengan Kasus Jefferey Epstein


Sumber referensi:

C. Kesimpulan

Kesimpulan dari ini sangat kompleks sekali. Kami berharap masing-masing pembaca dapat menemukan kesimpulan sesuai pemikirannya masing-masing sendiri. Sebab, kesimpulan ini akan berbasis pada pendapat kami.


Di awal, kami mengantar Anda terkait Operasi Pembebasan Irak dan hubungannya dengan Osama bin Laden, Serangan 9/11, dan Illuminati. Lanjut kepada pembahasan, Osama bin Laden tidak ada hubungannya dengan 9/11 secara murni, walaupun dia sudah sempat mengumumkan bahwa itu adalah hasil perencanaannya dia. Namun secara pemikiran rasional dan realis, kelompok Osama bin Laden tidak akan mungkin berhasil menerobos keamanannya AS, tanpa ada agen dari AS yang membantu Serangan 9/11.


Selanjutnya, ada sebuah kecurigaan besar bahwa dalam video yang telah kami tayangkan terdapat sebuah akting dalam sikapnya Presiden George W. Bush. Tak terlupakan, ada sebuah keanehan dalam penyebutan kata-kata yang dilakukan di dalam kelas. Perkataan "Kite.. Hit.. Steel.. Plane.. Must.." atau dalam Bahasa Indonesia, "Layang-layang.. Harus.. Menabrak.. Pesawat.. Baja.." merupakan suatu hal yang sulit untuk dikatakan sebagai sebuah kebetulan karena terjadi beberapa menit sebelum Serangan 9/11. Perlu dicatat bahwa terdapat banyak penelitian terkait kekuatan dalam menguturkan kata.


Setelah 9/11, dunia percaya bahwa Osama bin Laden, Al-Qaeda, Taliban, dan sebagian besar Timur Tengah sangat berbahaya dan diduduki oleh banyak teroris. Satu hari sebelum 9/11, terdapat berita yang diunggah dalam Washington Times, yang mengatakan bahwa SAMS (School of Advanced Military Studies) atau dalam Bahasa Indonesia, "Sekolah Studi Militer Tingkat Lanjut", mengatakan bahwa Mossad, badan intelijen Israel, sangatlah licik dan perlu diwaspadai. Sebab, mereka dapat membunuh tentara AS dan mengumumkan kepada publik bahwa itu adalah tingkah laku dari orang Arab. Begitu pula sebaliknya, mereka bisa membunuh tentara AS dan mengumumkan kepada publik bahwa itu adalah mereka yang tertindas oleh Arab.


Pembicaraan antara Jenderal Wesley Clark dan seorang jenderal di Pentagon, perlu dicatat di dalam ingatan kita. Terutama terkait memo yang telah dia jelaskan. Dengan melihat sidangnya Saddam Hussein, apa yang dihamiki sebenarnya tidak begitu relevan dengan Invasi Irak. Dibanding dengan itu, sejarah gelapnya Amerika Serikat yang tidak dipublikasikan dan masih dibudidayakan hingga saat ini merupakan hal yang sebenarnya lebih buruk daripada pelanggaran hukumnya Saddam Hussein.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun