Emak dan bapak tersenyum mendengar kalimat itu. Ya, Rama memang masih kelas dua SD. Tapi diajari menanam dele.
"Leren sik nek pegel, le..", sahut emak dari kejauhan.
***
Rama, bapak dan emaknya menikmati teh panas manis di gubug ladangnya. Ditemani kukusan talas dan kacang godhog.
"Seger to, le.. Wedangan neng ngalas ngene iki..", kata bapak sambil nyeruput teh panasnya.
"Iya pak. Seger. Apalagi dinikmati pas capek gini, pak. Hehe..", timpal Rama.
"Bisa saja kamu, le..", kata bapak lagi.
"Le, tandur iku ana kesele. Ana rekasane.. Kowe isa nyinau, apa wae sing dipangan kuwi ora ujug-ujug cemepak. Kudu usaha dhisik..", ujar bapak.
"Nasi, sayur dan lain-lain ya harus ditanam dulu sebelum dinikmati..", kata emak.
"Makanya, makanan apapun itu jangan dibuang-buang ya, le..", ujar bapaknya lagi.
Rama memahami apa yang diucapkan bapak dan emak. Kadang Rama tidak menghabiskan makan. Membuang makanan. Memilih-milih makanan yang disukai. Ternyata begitu sulitnya untuk mendapatkan beras, kacang-kacangan dan sebagainya.