Apa Peranan Umat Islam dalam Mewujudkan Masyarakat Madani?

Sebelum itu apa kalian tau peran umat islam dalam mewujudkan masyarakat madani itu apa saja? Tapi sebelum membahas lebih jauh tentang peran umat islam dalam mewujudkan masyarakat madani, mari terlebih dahulu kita mencari tahu apa itu masyarakat madani, bagaimana masuknya masyarakat madani ke Indonesia, karakteristik masyarakat madani, serta bagaimana strategi mewujudkan masyarakat madani?

Sebelumnya apa kalian tau apa itu masyarakat madani? Masyarakat madani atau yang biasa disebut dengan civil society dapat diartikan sebagai suatu masyarakat yang beradab dalam menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, serta maju dalam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Di dalam bahasa Arab konsep masyarakat Madani dikenal sebagai istilah almujtama' al-madani, kemudian di dalam bahasa Inggris disebut dengan istilah civil society. Selain kedua istilah tersebut, adapun dua istilah yang merupakan istilah lain dari masyarakat madani, yakni masyarakat sipil dan masyarakat kewargaan. Di dalam Al-Qur'an Surat Ali Imran ayat 110 terdapat penjelasan mengenai umat terbaik untuk mewujudkan peradaban manusia yang lebih toleran yaitu, "Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik". (QS. Ali Imran [3]: 110). Orang yang pertama kali mengungkapkan konsep ini yaitu Dato Seri Anwar Ibrahim dan dikembangkan di Indonesia oleh Nurcholish Madjid. 

Konsep masyarakat madani mengacu terhadap model kehidupan ideal masyarakat yang pernah berkembang di Madinah pada zaman nabi Muhammad SAW. Masyarakat muslim modern menganggap bahwa masyarakat madinah sebagai legitimasi historis pembentukan civil society.

Selanjutnya kita akan membahas mengenai bagaimana masyarakat madani bisa masuk ke Indonesia? Konsep masyarakat madani merupakan istilah penerjemahan dari konsep civil society yang pertama kali di ungkapkan oleh Dato Seri Anwar Ibrahim di dalam ceramahnya pada simposium Nasional dalam rangka forum ilmiah pada acara Festival Istiqlal pada tanggal 26 September 1995 di Jakarta, lalu selanjutnya dikembangkan di Indonesia oleh Nurcholish Madjid. Konsep yang dikemukakan oleh Anwar Ibrahim ini hendak menunjukkan bahwa suatu kelompok masyarakat yang memiliki peradaban maju akan menjadi masyarakat yang ideal. 

Dato Seri Anwar Ibrahim menyebutkan lebih jelas yang dimaksud dengan masyarakat madani yaitu sistem sosial yang subur dan diasaskan terhadap prinsip moral yang menjamin keseimbangan antara kebebasan individu dengan kestabilan masyarakat. Konsep masyarakat madani sering kali dipandang mempunyai peran besar dalam menghadapi kekuasaan otoriter atau menentang pemerintah yang sewenang-wenang. 

Secara historis, perwujudan masyarakat madani di Indonesia sebenarnya sudah mulai dicita-citakan pada saat terjadinya perubahan sosial ekonomi pada masa kolonial, terutama ketika kapitalisme mulai diperkenalkan oleh Belanda. Hal ini ikut mendorong terjadinya pembentukan sosial melalui proses industrialisasi, urbanisasi, serta pendidikan modern.

Lalu setelah membahas mengenai bagaimana masyarakat madani bisa masuk ke Indonesia, selanjutnya kita akan membahas mengenai karakteristik masyarakat madani, diantaranya :

• Free Public Sphere, artinya ruang publik yang bebas terhadap setiap kegiatan public dalam menyampaikan pendapat.
• Demokratis, artinya di dalam pola interaksi antar masyarakat, masyarakat dapat berlaku santun dan tidak mempertimbangkan aspek suku, ras, serta agama.
• Keseimbangan yang proposional terhadap hak dan kewajiban setiap warga.
• Pluralisme berkaitan erat terhadap sikap toleransi kepada orang lain yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan bermasyarakat.
• Toleran, artinya sikap saling menghargai dan menghormati kegiatan yang dilakukan orang lain.

Selanjutnya, masyarakat madani juga memilik ciri-ciri, diantaranya :

• Masyarakat madani hidup dengan menjunjung tinggi norma sosial
• Masyarakat madani memiliki peradaban yang tinggi
• Masyarakat madani selalu mengedepankan kesederajatan dan transparansi
• Di dalam masyarakat madani tersedia ruang publik yang bebas
• Masyarakat madani menjunjung keberadaan hukum dan ditempatkan pada posisi tertinggi
• Keadilan sosial di dalam masyarakat madani tercipta dengan baik
• Partisipasi publik masyarakat madani sangat tinggi

Lalu setelah kita mengetahui karkteristik dan juga ciri-ciri masyarakat madani, kita akan membahas mengenai bagaimana strategi mewujudkan masyarakat madani, yaitu :

• Mempunyai pandang tentang integrasi politik dan nasional. Pandangan tersebut  menyatakan bahwa sistem demokrasi tidak mungkin berlangsung dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat yang belum mempunyai kesadaran dalam hidup berbangsa dan bernegara.
• Mempunyai pandangan terhadap reformasi sitem politik, yaitu pandangan yang menekankan bahwa untuk membangun demokrasi tidak perlu terlalu bergantung kepada pembangunan ekonomi, pembangunan institusi politik yang demokratis lebih diutamakan oleh negara dibanding dengan pembangunan ekonomi.
• Mempunyai paradigma membangun masyarakat madani sebagai basis utama dalam pembangunan demokrasi. Pandangan ini lebih menekankan terhadap proses pendidikan dan penyadaran politik warga, khususnya kalangan atas menengah.

Pada dasarnya Bangsa Indonesia merupakan masyarakat yang demokratis dan religius. Dalam pembentukan masyarakat madani, bangsa Indonesia berusaha untuk mewujudkannya. Maka perlu dikembangkan untuk menjadi warga negara yang cerdas, demokratis, religius, memiliki wawasan yang luas , serta memiliki toleransi yang mengerti cita-cita nasional bangsa Indonesia. Dalam menghadapi perubahan dan perkembangan zaman, maka masyarakat diharuskan untuk berperan aktif dalam mewujudkan masyarakat madani. Adapun peran umat islam dalam mewujudkan masyarakat madani, yaitu dengan cara menciptakan kerukunan antar umat beragama, menumbuhkan sikap saling toleransi antar umat beragama, saling pengertian antara umat beragama, serta menumbuhkan sikap demokratis.