Mohon tunggu...
Zahro Nur Latifah
Zahro Nur Latifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Learning is'nt about when and where, cause actually you can do it anytime and anywhere

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Kesenian Bantengan Khas Jawa Timur

11 November 2022   02:29 Diperbarui: 11 November 2022   02:33 857
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan nilai-nilai budaya yang khas dan beragam. Setiap daerah di Indonesia bahkan memiliki ciri khas yang berbeda-beda. Meskipun berbeda, Indonesia tetap menjadi suatu negara kesatuan yang saling berinteraksi satu sama lain, saling tolong menolong, dan saling melengkapi. Perbedaan tersebut tak lantas menjadi hambatan dalam bersosialisasi. Perbedaan tersebut justru malah menimbulkan keunikan sendiri bagi Indonesia. Semua itu menjadi ciri khas tersendiri bagi Indonesia, membentuk identitas yang khas dan tentunya menjadi pembeda antara negara Indonesia dengan negara lain.

Identitas suatu negara atau biasa disebut sebagai identitas nasional adalah kepribadian nasional atau jati diri nasional yang dimiliki suatu bangsa yang membedakan bangsa satu dengan bangsa yang lainnya. Identitas nasional biasanya mengacu pada adat istiadat, kebudayaan, dan karakter khas suatu negara.

Indonesia sendiri memiliki beragam kebudayaan dari masing-masing daerah. Salah satunya adalah Bantengan dari Jawa Timur. Dilansir dari Kebudayaan.Kemendikbud.go.id, Bantengan adalah suatu seni pertunjukan tradisional yang berasal dari Jawa Timur yang menggabungkan unsur sendratari, olah kanuragan, musik, dan syair/mantra yang sangat kental dengan nuansa magis.

Kesenian Bantengan telah lahir dari zaman Kerajaan Singasari. Hal ini dibuktikan dengan adanya relief bergambar harimau atau macan melawan banteng di Candi Jago, Tumpang, Malang, Jawa Timur. Serta terdapat gambar tarian menggunakan topeng banteng.

Lahirnya Bantengan tak lepas dari gerakan-gerakan pencak silat yang kemudian dikemas menjadi suatu tarian atau suatu kesenian tersendiri yang digunakan sebagai pertunjukan atau hiburan. Ditambah dengan alunan musik Jawa sehingga menjadi suatu kesenian baru yakni Bantengan.

Bahkan saat ini Bantengan telah berkembang ke berbagai daerah di Jawa Timur, seperti di sekitar kawasan pegunungan Bromo Tengger, Welirang, Arjuno, dan Raung Argopuro. Dan telah populer di daerah-daerah Jawa Timur seperti Malang, Batu, dan Mojokerto.

Bantengan mengisahkan tentang perlawanan terhadap keburukan yang diperankan dalam sosok binatang. Tokoh binatang yang ada dalam Bantengan biasanya adalah banteng, macan, dan monyet. Dalam ceritanya, Bantengan mengisahkan tentang pertarungan antara banteng dan macan, sedangkan monyet sebagai tokoh provokator yang licik dan selalu mencari kesempatan dalam kesempitan. Pada akhir kisahnya pertarungan dimenangkan oleh banteng, yang melambangkan bahwa kebaikan akan menang melawan keburukan atau kejahatan.

Peran banteng dalam Bantengan biasanya diperankan oleh dua orang, yang mana orang yang berada di bagian depan menjadi kaki bagian depan dan memegang kepala banteng yang biasanya terbuat dari kayu dan diberi kain untuk bagian badan, sedangkan orang yang di bagian belakang menjadi kaki belakang sebagai badan banteng. Keduanya bergerak mengikuti irama yang dimainkan dengan musik Jawa yang khas.

Pertunjukan dimulai dengan musik Jawa yang khas menggunakan alat-alat musik tradisional seperti gamelan dan banyak lagi. Kemudian para pemeran pertunjukan akan mulai melakukan gerakan-gerakan pencak silat atau menunjukkan aksi pencak silatnya di hadapan penonton mengikuti alunan musik yang sedang dimainkan. Para pemeran pertunjukan harus mendalami peran dan mendalami gerakan-gerakan pencak silat yang dilakukan agar terlihat indah. Hingga akhirnya para pemeran pertunjukan mengalami kesurupan.  

Pertunjukan akan semakin seru serta menegangkan ketika para pemeran pertunjukan mulai mengalami kesurupan. Masyarakat menganggap arwah yang masuk ke dalam tubuh para pemeran pertunjukan merupakan roh para leluhur. Kesurupan ini bisa terjadi jika para pemeran pertunjukan begitu menjiwai peran mereka. Kesurupan yang terjadi membuat para pemeran pertunjukan lebih susah untuk dikendalikan karena dalam tubuh mereka bukan diri mereka sendiri, biasanya mereka bersikap lebih sensitif dan agresif sehingga sulit untuk dikendalikan.

Biasanya pemeran pertunjukan akan marah ketika ada penonton yang berlaku atau berbicara sesuatu yang buruk atau kasar atau jika ada orang bersiul. Bahkan biasanya para pemeran pertunjukan yang sedang kesurupan berlari mengejar dan menyerang secara brutal para penonton yang berbuat hal-hal seperti disebutkan di atas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun