Mohon tunggu...
Zahra Kusmanagri
Zahra Kusmanagri Mohon Tunggu... Mahasiswa S1 Universitas Sebelas Maret Surakarta

Menggambar dan Nonton Anime

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Santun dalam Berbahasa, Wujudkan Generasi Muda yang Cemerlang

25 September 2025   06:27 Diperbarui: 25 September 2025   06:27 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Di era digital saat ini, penggunaan bahasa yang benar dan santun semakin penting untuk diperhatikan. Media sosial, forum daring, hingga aplikasi perpesanan telah menjadi ruang utama generasi muda dalam berkomunikasi. Namun sayangnya, tidak sedikit siswa yang tanpa sadar menggunakan bahasa kasar, singkatan berlebihan, atau bahkan ujaran kebencian ketika berinteraksi. Hal ini tentu berpengaruh terhadap citra diri, persahabatan, bahkan masa depan mereka.

Siswa merupakan sosok generasi penerus bangsa. Mereka perlu menyadari bahwa bahasa bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga cerminan sikap dan kepribadian. Dengan siapa kita berbicara, bagaimana kita menyusun kata, dan kapan waktu yang tepat menggunakan bahasa formal adalah hal-hal yang wajib dipahami. Jika siswa terbiasa berbahasa santun sejak dini, maka mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih dihargai di lingkungan sekolah maupun masyarakat.

Lalu, kita harus berbahasa yang benar, baik, dan santun karena bahasa yang santun menciptakan suasana komunikasi yang nyaman, mempererat hubungan, dan mengurangi konflik. Dampak jika bahasa kasar dibiarkan tentu akan merusak pergaulan, menimbulkan salah paham, bahkan bisa merugikan diri sendiri. Sebaiknya kita perlu berlatih untuk memulai berbahasa yang baik dan santun, dimulai dari mana? Jawabannya adalah di setiap ruang: mulai dari kelas, lingkungan sekolah, hingga media sosial. Maka diharapkan siswa juga harus pandai dalam bermedia sosial, karena biasanya pengaruh berbahasa yang kasar bisa dari gadget misalnya, melihat postingan di media sosial yang berkata kasar dan buruk, bermain game lalu terbawa arus hingga melontarkan kalimat kasar, tidak bijak dalam berkomentar di sosial media, dll. Maka dari itu para orang tua juga harus bisa memantau anak-anaknya agak tidak menyalahgunakan dalam bermedia sosial. Dengan begitu, siswa terbiasa membawa nilai kesantunan ke manapun mereka berada.

Siswa juga dapat membiasakan diri menggunakan bahasa Indonesia sesuai kaidah saat menulis tugas sekolah, berdiskusi di kelas, maupun membuat konten digital. Mereka juga perlu belajar menyesuaikan gaya bahasa: santai ketika bersama teman, tetapi tetap sopan; formal ketika berhadapan dengan guru atau orang tua. Menghargai perbedaan pendapat dengan kata-kata yang ramah juga menjadi bagian penting dari keterampilan berbahasa santun.

Pada akhirnya, ajakan "ayo berbahasa yang benar, baik, dan santun" bukan sekadar slogan, melainkan tanggung jawab nyata bagi generasi muda. Kapan lagi kita akan membangun kebiasaan positif ini kalau bukan sekarang? Dengan siapa kita akan memulai kalau bukan dengan diri kita sendiri? Mari, kita wujudkan generasi muda yang cemerlang melalui kesantunan berbahasa, karena bahasa yang kita pilih hari ini akan menentukan kualitas diri kita di masa depan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun