Mohon tunggu...
Zahrah Siti Fatimah
Zahrah Siti Fatimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional

Seorang mahasiswa yang memiliki kegemaran dalam membaca dan berolahraga.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bagaimana Identitas Ideologi, Pengaturan Kebijakan, dan Bantuan Luar Negeri Mempengaruhi Perdamaian dan Konflik di Asia

28 Oktober 2023   19:30 Diperbarui: 28 Oktober 2023   20:59 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perdamaian dan Konflik

Dalam konteks Asia, identitas ideologi, pengaturan kelembagaan, dan bantuan luar negeri dapat mempengaruhi dinamika perdamaian dan konflik di wilayah tersebut. Identitas ideologi seperti agama, etnis, dan nasionalisme dapat menjadi sumber konflik dan ketegangan jika dipolitisasi. Pemimpin politik dapat menggunakan identitas tersebut untuk mencapai tujuan politiknya dengan memobilisasi basis dukungan di kalangan kelompok agama, etnis, atau nasionalnya.

Persaingan untuk mendapatkan kendali politik dan sumber daya seringkali mengarah pada politisasi identitas untuk memperkuat kelompok sendiri dan melemahkan kelompok lain. Ketidakpuasan sosial dan ekonomi juga dapat memicu politisasi identitas, di mana kelompok-kelompok tertentu mencari solidaritas dalam agama, etnis, atau nasionalisme mereka sebagai reaksi terhadap ketidakpuasan mereka. Identifikasi agama, etnis, dan nasionalisme dapat menjadi sumber konflik dan ketegangan jika dipolitisasi. Beberapa penyebabnya antara lain:

1. Pencapaian tujuan politik
2. Persaingan untuk mendapatkan kekuasaan
3. Sentimen dan ketidakpuasan
4. Ketegangan sejarah
5. Manipulasi politik
6. Ketidakamanan identitas

Politik identitas dapat menimbulkan ketegangan dan konflik sosial, dan upaya harus dilakukan untuk mendorong dialog, rekonsiliasi, dan pemahaman antar identitas untuk mengurangi dampak negatif. Identitas ideologi seperti komunisme, kapitalisme, dan islamisme dapat mempengaruhi dinamika perdamaian dan konflik di Asia.

Komunisme adalah ideologi yang bertujuan untuk membuat seluruh masyarakat dapat memiliki semua aset dan sumber daya produksi. Ideologi ini lahir agar setiap masyarakat tidak merasa memiliki milik pribadi atas aset dan tidak ada perbedaan kelas sosial atau terjadinya kesenjangan sosial. Di sisi lain, kapitalisme adalah ideologi ekonomi yang berbanding terbalik dengan ideologi komunisme di mana ideologi ini terbentuk pada kepemilikan aset pribadi. Salah satu contoh dari kapitalisme adalah pasar bebas, di mana harga ditentukan oleh produsen dan konsumen yang telah menyetujui bersama suatu barang. Sedangkan islamisme adalah ideologi politik yang berfokus pada pemikiran dan prinsip-prinsip Islam di mana ideologi ini ingin agar dasar hukum sebuah negara harus terbentuk dari nilai-nilai Islam.


Pengaturan kelembagaan terdiri dalam sistem politik, hukum, dan ekonomi. Dalam sistem politik, pengaturan kelembagaan dapat berupa pembagian kekuasaan antara legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Struktur dan fungsi lembaga negara, yang mengatur bagaimana lembaga-lembaga negara seperti presiden, DPR, DPD, BPK, MA, dan seterusnya, bekerja sama untuk menjalankan pemerintahan. Proses pengambilan keputusan, yang mengatur bagaimana keputusan-keputusan politik dibuat, baik di tingkat nasional maupun lokal. Sistem pemilihan umum, yang mengatur bagaimana anggota lembaga-lembaga negara dipilih oleh rakyat.

Dalam konteks sistem hukum, pengaturan kelembagaan dapat berupa sistem peradilan, yang mengatur bagaimana lembaga-lembaga peradilan seperti Mahkamah Agung, Pengadilan Tinggi, dan Pengadilan Negeri, bekerja untuk menegakkan hukum. Hukum yang berlaku, yang mengatur hubungan antar individu, kelompok, dan pemerintah. Sistem penegakan hukum, yang mengatur bagaimana hukum ditegakkan oleh pemerintah.

Dalam konteks sistem ekonomi, pengaturan kelembagaan dapat berupa sistem pasar, yang mengatur bagaimana barang dan jasa diperjualbelikan. Sistem regulasi, yang mengatur bagaimana pemerintah mengatur kegiatan ekonomi. Dan sistem perbankan, yang mengatur bagaimana uang beredar dan dipinjamkan. Pengaturan kelembagaan yang baik dapat membantu memastikan bahwa sistem politik, hukum, dan ekonomi berjalan dengan lancar dan efektif. Pengaturan yang buruk dapat menyebabkan konflik, ketidakadilan, dan inefisiensi.

Bantuan luar negeri juga dapat mempengaruhi dinamika perdamaian dan konflik di Asia. Bantuan ini dapat membantu mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, yang pada gilirannya dapat mengurangi ketegangan sosial dan politik. Selain itu, bantuan luar negeri juga dapat membantu memperkuat institusi dan kapasitas negara, sehingga mereka dapat lebih efektif dalam menangani konflik dan mempromosikan perdamaian. Namun, bantuan luar negeri juga dapat memperburuk konflik jika tidak dikelola dengan baik. Bantuan yang tidak tepat sasaran atau yang diberikan dengan tujuan politik dapat memperkuat kelompok-kelompok yang terlibat dalam konflik, atau bahkan memicu konflik baru.

Oleh karena itu, penting bagi negara-negara di Asia untuk memperhatikan identitas ideologi, pengaturan kelembagaan, dan bantuan luar negeri dalam upaya menjaga stabilitas politik, hukum, dan ekonomi di wilayah tersebut. Negara-negara di Asia harus memastikan bahwa identitas ideologi tidak dipolitisasi secara berlebihan, pengaturan kelembagaan berjalan dengan baik, dan bantuan luar negeri diberikan dengan tepat sasaran dan tidak memperburuk konflik yang ada. Upaya harus dilakukan untuk mendorong dialog, rekonsiliasi, dan pemahaman antar identitas untuk mengurangi dampak negatif dari politik identitas.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun