Mohon tunggu...
zahra dwi maharani
zahra dwi maharani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa semester 3 jurusan Sastra Inggris UIN Sunan Gunung Djati

Saya merupakan mahasiswa aktif semester 3 jurusan Sastra Inggris UIN Sunan Gunung Djati yang memiliki minat dan bakat dalam menulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ini Nih Contoh Esai Beasiswa Unggulan yang Lolos!

25 November 2022   15:23 Diperbarui: 25 November 2022   15:28 6064
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sebagian orang mungkin sudah tidak asing dengan Beasiswa Unggulan. Beasiswa dari Kemendikbud ini menawarkan banyak sekali manfaat. Mulai dari biaya pendidikan, biaya hidup hingga biaya buku ditanggung oleh beasiswa ini. Sehingga tak heran Beasiswa Unggulan ramai peminat setiap tahunnya. Untuk itu, sangat disarankan pendaftar melakukan persiapan matang selama proses pendaftaran.

Esai merupakan salah satu persyaratan wajib Beasiswa Unggulan. Kita tahu membuat esai sebagai persyaratan untuk beasiswa tidak bisa dibuat asal-asalan. Berdasarkan pengalaman saya, esai yang lolos Beasiswa Unggulan yaitu esai yang mempunyai isi yang padat, jelas serta tentunya orisinal loh sobat. Oleh karena itu melalui artikel ini, saya ingin berbagi contoh esai lolos Beasiswa Unggulan yang bisa dijadikan referensi sobat.

Berikut Contoh Esai Lolos Beasiswa Unggulan

"Aku Generasi Unggul Kebanggaan Bangsa Indonesia"

Sejatinya setiap bangsa mengharapkan generasi-generasi yang unggul, tidak terkecuali dengan Indonesia-ku. Manusia tidak ada yang abadi, begitu pula dengan para pemimpin negeri ini. Oleh karena itu, untuk masa yang akan datang para generasi baru ditugaskan mengambil alih membawa laju kemudi negara Indonesia agar tidak kehilangan arah. Jiwa-jiwa unggul nan patriot lah yang dibutuhkan oleh negeri permai dan elok ini. "Unggul" di sini bukan hanya perihal pendidikan yang tinggi tapi unggul etika dan unggul moral. Generasi bangsa juga perlu memiliki jiwa semangat dan ambisi yang kuat, sebagaimana yang telah dilakukan oleh para pahlawan dalam mencapai kemerdekaan. Saya sebagai generasi muda Indonesia mempunyai kewajiban untuk mengimplementasikan nilai-nilai tersebut. Maka dari itu, untuk merealisasikan diri saya menjadi generasi unggul salah satu caranya yaitu melalui pendidikan.

Pendidikan adalah hal yang sangat penting, bagi saya mempunyai pendidikan yang tinggi adalah hak dan mimpi semua orang. Terlahir dari keluarga yang sederhana namun harmonis bukanlah suatu hambatan bagi saya dalam mengejar mimpi tersebut. Orang tua adalah pendidik utama dan pertama bagi anak-anaknya, apapun yang dilakukan beliau merupakan contoh untuk anak-anaknya. Mempunyai pendidikan yang tinggi pernah menjadi hal yang sulit didapatkan oleh ayah saya, banyak faktor yang pernah menghalangi salah satunya yaitu kondisi ekonomi yang tidak stabil dan juga keadaan yang mengharuskan ayah saya menjadi tulang punggung keluarga. Tapi itu semua bukanlah suatu alasan yang dapat menghentikan mimpi ayah saya, sehingga beliau sekarang bisa mendapatkan pendidikan seperti yang diinginkan. Itu yang selalu menjadi motivasi saya untuk tidak akan pernah berhenti bermimpi dan menghentikan langkah demi suatu keinginan.

Lahir dan tumbuh dari keluarga yang harmonis merupakan sebuah anugerah bagi saya. Mempunyai orang tua yang senantiasa mengasihi dan menafkahi lahir maupun batin, pasti menaruh harapan yang besar kepada para buah hatinya. Ayah saya bekerja sebagai pegawai negeri sipil dan ibu saya seorang ibu rumah tangga. Saya adalah anak kedua dari tiga bersaudara, adik saya masih duduk di bangku SMP dan kakak saya sedang menempuh pendidikan sarjana dengan program studi S1 pendidikan matematika. Perbedaan umur saya dan kakak saya memang terpaut tidak terlalu jauh, oleh karena itu terkadang membutuhkan pengeluaran yang besar untuk biaya pendidikan kami. Hal ini yang selalu saya pikirkan bagaimana caranya agar dapat meringankan beban keluarga. Namun itu menjadi dorongan yang keras bagi saya agar lebih giat belajar sehingga kelak dapat membantu memperbaiki ekonomi keluarga.

Belajar adalah suatu kewajiban bagi seorang pelajar sekaligus anak bangsa demi masa depan yang cerah. Sebagai seorang harapan bangsa dan keluarga, pastinya menyerah bukan suatu pilihan yang bisa dipilih ketika saya menghadapi lika-liku selama proses belajar. Menanamkan ambisi kuat dan menguburkan dalam-dalam niat menyerah merupakan sebuah rutinitas yang harus saya lakukan setiap harinya. 13 tahun menuntut ilmu bukanlah waktu yang singkat dan mudah, sangat banyak pelajaran dan pengalaman yang saya dapat. Perjalanan panjang tersebut dimulai dari saya TK, SD, SMP dan SMA. Berawal dari yang awalnya belum mengenal diri sendiri, hingga menemukan dan mengenal jati diri lebih dalam. Selama masa sekolah saya bisa dibilang seorang siswa yang cukup aktif baik di kelas maupun di luar kelas. Beberapa kali mendapatkan peringkat kelas dan pernah mempertahankan prestasi tersebut selama 5 tahun adalah salah satu cara saya belajar arti konsisten. Saya selalu jadikan peringkat kelas sebagai alat motivasi untuk lebih giat lagi belajar. Mengikuti wisuda tahfidz Quran pada masa SMP merupakan hal yang saya banggakan karena pernah melihat orang tua menangis bangga atas pencapaian itu. Masuk dalam dunia SMP baru mengenal yang namanya organisasi, saya salah satu orang yang penasaran dan ingin mencoba hal baru. Rasanya tidak sah apabila selama sekolah tidak pernah mengikuti organisasi yang ada di sekolah. Suatu pengalaman yang berharga pada saat itu pernah mewakili organisasi sekaligus membawa nama sekolah di ajang perlombaan, walaupun saya gagal memenangkannya. Tidak mengenal kata menyerah, justru kegagalan tersebut menjadi sebuah motivasi saya selanjutnya. Saya mempunyai prinsip untuk selalu melakukan hal terbaik semaksimal mungkin kepada orang-orang sekitar dan tempat dimana saya hidup. Seolah tak kapok, saya pernah mengikuti kembali perlombaan tingkat nasional pada waktu SMA. Kemenangan belum juga berpihak pada saya, tapi dibalik kegagalan tersebut saya jadikan bahan evaluasi untuk diri sendiri.

Perbincangan tentang PTN menjadi topik yang kerap dibicarakan oleh siswa SMA tahun akhir. Entah mengapa PTN selalu diidam-idamkan oleh siswa SMA, begitu juga dengan saya. Masuk PTN menjadi salah satu target terbesar sejak masuk SMA. Oleh karena itu, saya berusaha mempertahankan nilai rapor yang stabil. Saya terpilih menjadi salah satu siswa eligible dan mendapatkan kesempatan untuk mendaftar SNMPTN. Tidak mau menyia-nyiakan kesempatan lain, saya pun sudah mempersiapkan diri untuk mengikuti SBMPTN apabila tidak lolos jalur SNMPTN. Namun akhirnya segala usaha dan doa terbayarkan, saya lolos SNMPTN dengan program studi S1 Sastra Inggris di UIN Sunan Gunung Djati. Menjadi kebanggaan tersendiri bagi saya, namun tidak boleh merasa cepat puas karena ini adalah langkah awal untuk perjuangan saya selanjutnya. Sempat teringat kembali ucapan-ucapan orang yang sebenarnya itu menjadi sebuah bahan evaluasi bagi saya. Dulu saya pernah diremehkan karena tidak mengerti sama sekali bahasa Inggris, namun saya jadikan itu sebagai dorongan keras untuk belajar dan hal itu juga yang menyadarkan saya akan pentingnya bahasa Inggris. Dengan ambisi yang kuat sejak saat itu saya terpacu untuk terus belajar sehingga bahasa Inggris menjadi salah satu mata pelajaran favorit selama sekolah. Juga sebagai pembuktian yang bisa saya buktikan dengan perlombaan-perlombaan yang pernah saya ikuti di tingkat nasional.

Minat dan bakat tentunya suatu hal yang perlu diperhatikan ketika memilih jurusan. Namun bukan hanya itu, ketika memilih jurusan kita harus sudah memikirkan tujuan untuk masa depan. Di samping minat dan bakat, alasan saya memilih jurusan sastra Inggris adalah ingin berkontribusi untuk negeri. Sebagai anak bangsa rasanya tidak adil apabila kelak nanti suatu ketercapaian saya hanya bisa dinikmati secara individualis. Satu yang selalu menjadi ketercapaian saya adalah dapat melakukan revolusi terhadap permasalahan-permasalahan yang ada di Indonesia. salah satunya permasalahan yang berkaitan dengan jurusan saya yaitu bahasa Inggris. Permasalahan tentang kecakapan masyarakat Indonesia terhadap kemampuan berbahasa Inggris menjadi suatu permasalahan yang harus ditanggapi. Oleh karena itu, tujuan saya memilih jurusan sastra Inggris salah satunya ingin berdedikasi menyelesaikan permasalahan tersebut.

Bahasa Inggris mempunyai peranan yang penting sebagai tolak ukur pesatnya perekonomian suatu negara. Seperti yang kita ketahui bahwa bahasa Inggris menyandang sebagai bahasa internasional, kecakapan seseorang dalam bahasa Inggris menjadi suatu hal yang sering dibutuhkan dalam dunia kerja. Tidak bisa dipungkiri bahasa Inggris menjadi suatu aspek yang tidak bisa diabaikan dalam peranan teknologi dan ekonomi untuk kemajuan suatu negara. Apalagi untuk dapat bersaing secara global dan menciptakan relasi dengan negara lain, kemampuan berkomunikasi bahasa Inggris sangat diperlukan. Secara otomatis, hal-hal tersebut mempunyai pengaruh terhadap kemajuan negara. Namun sayangnya, menurut EF English Proficiency Index (EF EFI) tahun 2020 kecakapan masyarakat Indonesia dalam berbahasa Inggris masih rendah. Peringkat Indonesia cukup jauh tertinggal dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Ini menjadi hal serius yang perlu dibenahi dan seharusnya masyarakat Indonesia sadar akan hal ini. Maka dari itu, sebagai generasi baru harus melek terhadap persoalan ini dan melakukan revolusi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun