Mohon tunggu...
Zahra Pramestya Kinanti
Zahra Pramestya Kinanti Mohon Tunggu... Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar, fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi Universitas Negeri Semarang

Mahasiswa yang suka berbagi cerita tentang dunia pendidikan dan hobi fotografi untuk menangkap momen berharga dan membagikannya lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bhakti Akademisi: Mahasiswa PGSD UNNES Hadirkan Pop Up Book Interaktif

2 Oktober 2025   18:07 Diperbarui: 2 Oktober 2025   20:36 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Begitu Pop Up Book pertama dibuka, ruangan kelas berubah menjadi lebih ramai. Anak-anak yang semula masih agak lelah karena olahraga mendadak kembali bersemangat. 

(Siswa memperhatikan penejelasan yang diberikan)
(Siswa memperhatikan penejelasan yang diberikan)

“Bu, ikannya lucu! Bisa dibuka tutup begitu!” teriak salah satu siswa dengan penuh antusias.

Saya lalu mengarahkan mereka untuk tidak hanya melihat gambar, tetapi juga membaca teks sederhana dan menceritakan kembali apa yang mereka lihat. Dari gambar ikan tersebut, saya ajak anak-anak mengenal ciri-cirinya, bahwa ikan termasuk hewan vertebrata karena memiliki tulang belakang dan bernapas menggunakan insang. Saya juga menjelaskan tentang hewan invertebrata, yang tidak memiliki tulang belakang, serta memperkenalkan hewan amfibi dan hewan lainnya dengan lingkungan hidupnya.

Guru kelas yang mendampingi saya pun mengaku senang. Beliau mengatakan bahwa media seperti ini sangat membantu meningkatkan minat baca sekaligus memperkaya pengetahuan anak-anak. “Anak-anak jadi lebih fokus dan penasaran sampai halaman terakhir,” ujarnya.

Belajar Bersama Anak-anak

Bagi saya pribadi, pengalaman ini lebih dari sekadar mengajar. Pop Up Book yang saya bawa ternyata mampu memicu rasa ingin tahu anak-anak secara luar biasa. Mereka tidak hanya terkagum melihat gambar yang timbul, tetapi juga mulai mengajukan pertanyaan-pertanyaan polos tentang hewan, seperti, “Bu, ternyata katak itu bisa hidup di air dan di darat ya? Kenapa?” 

Pertanyaan sederhana itu membuat saya tersenyum dan menyadari bahwa media pembelajaran interaktif, sekecil apa pun, bisa membuka diskusi seru dan memperkaya pengalaman belajar.

(Siswa memperhatikan penejelasan yang diberikan)
(Siswa memperhatikan penejelasan yang diberikan)
Di sisi lain, saya juga belajar bagaimana menjaga perhatian anak-anak, menyeimbangkan rasa penasaran mereka, dan menciptakan suasana belajar yang kondusif meskipun kelas penuh keriuhan. Pop Up Book membuktikan bahwa media kreatif bisa menjadi jembatan yang menghubungkan teori di kampus dengan praktik nyata di sekolah dasar.

Dampak yang Saya Rasakan

Kegiatan ini berlangsung singkat, hanya dalam beberapa jam, namun meninggalkan kesan yang mendalam. Anak-anak merasakan pembelajaran yang berbeda, guru mendapatkan inspirasi media baru, dan saya sendiri memperoleh pengalaman berharga tentang arti sebuah pengabdian. Pop Up Book mengajarkan saya bahwa pembelajaran yang menyenangkan tidak selalu mahal atau rumit. Kreativitas, kepedulian, dan kemauan untuk mencoba sudah cukup untuk menghadirkan suasana belajar yang berkesan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun