Mohon tunggu...
hiraa
hiraa Mohon Tunggu... -

Hai! Salam kenal semuanya, kalian bisa panggil aku hira. Aku adalah seorang manusia yang hobinya menulis dan juga menggambar! Semoga tulisan-tulisanku bisa memberikan manfaat kepada kalian ya!

Selanjutnya

Tutup

Book

Bayangkan Menjadi Kecoak ketika Bangun Tidur

2 Juni 2025   12:00 Diperbarui: 2 Juni 2025   13:55 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Book. Sumber ilustrasi: Freepik

Bayangkan ketika kamu bangun di pagi hari, siap-siap untuk berangkat pergi sekolah atau kerja... tapi kamu malah berubah menjadi seekor kecoak!

Iya, jadi serangga yang kecil namun menjijikan itu. 

Itulah yang dialami oleh Gregor Samsa dari novel The Metamorfosis karya Franz Kafka. Gregor yang tiap harinya adalah seorang pegawai yang rajin bekerja untuk membiayai kehidupan keluarganya itu tiba-tiba menjadi seekor serangga menjijikan yang harus tetap berada di kamarnya sendiri. 

Perubahan dari dirinya ini ga hanya berdampak pada sosok identitas Gregor itu sendiri tapi juga berdampak pada orang-orang disekitarnya seperti keluarganya sendiri. Keluarga yang seharusnya bisa merangkul wujud baru dari Gregor itu justru malah membeci dan merasa jijik dengannya, dan perlahan-lahan merasa Gregor adalah beban. 

Gregor pun hidup dalam keterasingan, terkunci di dalam kamar, sendiri. Ia harus sembunyi dari dunia bahkan sembunyi dari keluarganya sendiri. Penolakan keras keluarganya membuat identitas Gregor menjadi semakin runtuh, dan membuat dirinya terombang-ambing di dunia yang mulai tidak mengenali dirinya itu. Dia semakin tidak tahu akan identitas, peran, dan arti dari keberadaan dirinya. 

Yaa, bayangin aja tiba-tiba diabaikan oleh dunia dan keluarga. Ditambah lagi dikurung dikamar, tidak boleh keluar, tidak boleh berbicara, tidak boleh beremu orang lain. Pastinya ga hanya fisik namun juga mental pasti jadi berantakan.

Identitas sendiri adalah dasar dari Psikologi manusia, berfungsi sebagai dasar bagi seseorang untuk menjalani kehidupan dan berinteraksi dari dunia di sekitar mereka (Erikson, 1968 (dalam Kaur & Singh, 2024). Apabila identitas itu hilang dari seorang manusia, maka dia akan kesulitan dalam menjalani kehidupan bahkan kesulitan dalam berinteraksi, hingga kesejahteraan psikologis seseorang. Krisis identitas yang belum terselesaikan dapat menyebabkan perasaaan terasingkan, putus asa, cemas, gangguan kognitif hingga depresi.  

Dalam konteks ini, metamorfosis Gregor Samsa bukan sekadar kisah fiksi absurd tentang sesosok manusia yang berubah menjadi serangga. Ini adalah metafora pahit tentang bagaimana dunia memperlakukan orang-orang yang dianggap “berbeda”, “tidak sesuai”, atau “tidak lagi berguna”. Kafka, melalui perubahan absurd Gregor, menyoroti kecemasan manusia modern: tentang keterasingan, tuntutan sosial, dan kehilangan makna diri.  

Sering kali, kita hanya diterima jika sesuai harapan orang lain. Kita dianggap berharga hanya jika produktif, sesuai norma, dan memenuhi ekspektasi. Tapi begitu kita berubah—baik karena kondisi, kegagalan, atau luka hidup—kita bisa dengan mudah disingkirkan, dianggap beban, atau bahkan dilupakan.

Dunia sering kali lebih mencintai “kesesuaian” daripada individualitas, lebih menghargai “produktivitas” daripada kemanusiaan.

Kita pun mulai memainkan peran yang diberikan orang lain, bukan yang lahir dari kejujuran diri kita sendiri. Kita belajar menyembunyikan sisi-sisi yang dianggap tidak layak, dan tanpa sadar, kita menjauh dari siapa kita sebenarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun