Jepara, 27 September 2025 - Air merupakan kebutuhan pokok yang setiap hari digunakan oleh manusia untuk berbagai aktivitas, mulai dari minum, memasak, mandi, membersihkan diri, mencuci, hingga untuk membersihkan rumah dan lingkungan, serta untuk kebutuhan ibadah. Namun di beberapa lingkungan ada juga permasalahan tentang penggunaan air yang masih sering terjadi, salah satunya adalah permasalahan tentang tekanan air yang terlalu tinggi. Tekanan air yang terlalu tinggi ini kerap membuat kran air yang di jual di toko menjadi cepat mengalami kerusakan dan menyebabkan air meluap dengan sia - sia, sehingga menimbulkan pemborosan. Permasalahan inilah yang terjadi di Desa Kuwasen, Jepara, lebih tepatnya pada RT 15 RW 05 yang menjadi perhatian dari seorang mahasiswi UNNES untuk mencari solusi nyata atas permasalahan tersebut.
Mahasiswi tersebut adalah Zahrani Intan Widayanti selaku mahasiswi Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi (FIPP) yang melakukan observasi secara langsung dalam rangka tugas kegiatan Bhakti Akademisi. Dari pengamatan tersebut, ditemukan bahwa tekanan air yang tinggi menjadi penyebab utama kerusakan pada kran otomatis pelampung bola kuningan toren yang sering dialami warga. Tidak hanya berhenti pada pengamatan itu saja, mahasiswi tersebut kemudian merancang sebuah inovasi sederhana berupa Alat Stop Kran Otomatis dari jetshower.
Tujuan dari pembuatan alat ini adalah untuk mengurangi pemborosan air akibat luapan atau kran yang mengalami kebocoran, mencegah kerusakan kran rumah tangga karena tekanan air tinggi, serta membantu masyarakat mengelola penggunaan air secara lebih bijak dan efisien dengan solusi sederhana, murah, dan mudah diterapkan. Manfaat yang dihasilkan pun beragam antara lain yaitu mampu menghemat air rumah tangga, menjaga kebersihan lingkungan karena tidak ada air yang terbuang, mengurangi biaya perawatan maupun penggantian kran, serta memberi kemudahan bagi warga karena alat bekerja otomatis tanpa perlu diawasi secara terus - menerus.
Alat stop kran otomatis tersebut terbuat dari bahan - bahan yang mudah untuk didapatkan dan sederhana yaitu seperti jet shower, pipa pralon inchi, knee elbow inchi, sok drat dalam inchi, tali/benang, dan botol plastik 1,5 liter. Cara kerja dari alat tersebut pun cukup simpel, yaitu botol plastik yang telah di rakit dengan alat tersebut diisi air secara penuh, lalu ketika toren atau bak penampungan air telah terisi air secara penuh, maka jet shower akan secara otomatis menutup aliran air, begitu pula sebaliknya jika air yang ada di dalam toren ataupun bak penampungan telah habis maka secara otomatis jet shower akan membuka aliran air karena mendapat tarikan dari tali/benang yang telah diikat dengan botol plastik yang terisi air secara penuh tadi, sehingga tidak ada air yang terbuang dengan sia - sia. Karena menggunakan bahan yang terjangkau dan mudah untuk didapatkan, maka masyarakat pun menjadi lebih mudah untuk memperbaiki atau mengganti komponennya bila diperlukan atau bila terjadi kerusakan.
Kegiatan Bhakti Akademisi tersebut diawali dengan mahasiswi datang ke rumah ketua RT 15 RW 05 lalu menjelaskan maksud dan tujuan kedatangannya, setelah itu mahasiswi melakukan pemaparan kepada ketua RT 15 RW 05 mengenai produk karya yang telah dibuatnya dan hal tersebut pun mendapatkan respon positif dari pihak mitra yaitu Ketua RT 15 RW 05 Desa Kuwasen sendiri, Bapak Nurmandoko yang menilai bahwa alat Stop Kran Otomatis karya mahasiswi UNNES tersebut sangat membantu dalam mengatasi persoalan air yang ada, terutama untuk mencegah pemborosan maupun kerusakan pada kran akibat tekanan air yang tinggi. Selain itu, alat ini juga dipandang praktis, mudah dipasang, dan ekonomis sehingga bisa langsung dimanfaatkan dalam kehidupan sehari - hari serta berharap agar penerapannya bisa berlanjut sampai nanti, karena manfaat yang diberikan benar - benar dapat dirasakan oleh masyarakat. Antusiasme masyarakat menunjukkan bahwa inovasi sederhana dari mahasiswa dapat memberikan manfaat nyata dan langsung dirasakan oleh pengguna. Bapak Nurmandoko pun mengapresiasi atas kegiatan serta karya yang telah dihasilkan oleh mahasiswi tersebut dengan memberikan surat pengakuan karya serta sertifikat apresiasi yang telah diberi tanda tangan serta cap stempel secara langsung.
Jadi, karya yang dihasilkan oleh mahasiswa atau mahasiswi itu tidak harus selalu rumit untuk memberikan dampak positif, tetapi justru dengan adanya inovasi sederhana seperti Stop Kran Otomatis maka telah membuktikan bahwa ide kreatif yang lahir dari masalah sehari - hari bisa membawa manfaat besar bagi masyarakat. Melalui kegiatan Bhakti Akademisi, UNNES menunjukkan perannya dalam melahirkan mahasiswa yang tidak hanya belajar teori, tetapi juga mampu menghadirkan solusi praktis dan nyata. Inovasi karya Zahrani Intan Widayanti ini menjadi bukti bahwa kreativitas mahasiswa dapat menjawab persoalan sehari - hari sekaligus memberi kontribusi positif bagi lingkungan sekitar, serta menginspirasi mahasiswa lain untuk berbuat hal serupa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI