Mohon tunggu...
Muhammad Asep Zaelani
Muhammad Asep Zaelani Mohon Tunggu... Relawan - Pekerja Sosial Perusahaan, NU dan Gusdurian

Hanya manusia biasa

Selanjutnya

Tutup

Money

Meraba Masa Depan Bisnis Batu Bara

19 Juli 2019   09:13 Diperbarui: 19 Juli 2019   09:31 703
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Trend penurunan harga batubara tahun 2019 ini masih terus berlanjut. Harga Batubara Acuan (HBA) bulan Juli kembali terkoreksi 11,7% menjadi USD 71,92 per ton. Bayang-bayang krisis harga batu bara seperti yang terjadi di tahun 2015-2016 terus menghantui semua pihak.

Anjloknya harga batubara pada saat itu menyebabkan banyak perusahaan yang terpaksa harus menghentikan operasionalnya. Harga jual batu bara sudah tidak bisa menutupi lagi biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan. Sehingga gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) secara masal tidak bisa dihindari lagi.

Bagi negara, potensi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dari sektor mineral dan batu bara pasti ikut menurun. Baik dalam bentuk royalti, penjualan hasil tambang, dan iuran tetap minerba. Beberapa daerah di Kalimantan yang perekonomiannya sangat bergantung pada sektor ini sempat terkena imbasnya.

Pada tahun 2000-an komoditas batubara memang menjadi primadona bisnis. Bahkan ia dijuluki sebagai emas hitam, karena harganya yang terus naik dari tahun ke tahun. Kenaikan harga tersebut didorong oleh pertumbuhan ekonomi di berbagai negara yang sedang berkembang terutama Tiongkok dan India sebagai konsumen utamanya.

Namun masa kejayaan ini mulai memudar seiring dengan adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi global. Dulu, perekonomian Tiongkok bisa tumbuh 12% pertahun, kini mereka harus puas dengan hanya 6% pertahun. Ini menyebabkan kebutuhan pasar berkurang dan ekspor batu bara pun ikut menurun.

Selain karena perlambatan pertumbuhan ekonomi global, penyebab lain dari penurunan harga ini adalah karena menjamurnya perusahaan tambang batu bara. Tidak hanya kalangan pengusaha, para politisi, aparat dan kalangan artispun banyak yang mencoba peruntungannya dengan terjun di bisnis ini. 

Mereka tertarik untuk berbisnis batu bara karena melihat booming harga batu bara di masa lalu, yang memberikan keuntungan besar bagi para pemilik usaha tambang. Dengan jumlah Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang banyak, menyebabkan kelebihan ketersediaan batu bara, sedangkan market yang ada semakin terbatas.

Penurunan harga batubara banyak dipengaruhi juga oleh penurunan harga minyak dunia. Kalau sebelumnya harga minyak mentah bisa menembus US$ 100 per barel, kini hanya berada dikisaran US$ 60 per barel. Adanya penemuan teknologi hydraulic fracturing di AS telah mengubah tatanan geopolitik dan perekonomian dunia. 

Cadangan minyak dunia yang awalnya diprediksi semakin menipis, ternyata masih memiliki cadangan yang besar. Dengan memakai teknologi fraking mereka mampu mengeksplorasi cadangan minyak yang selama ini tersembunyi di dalam bebatuan serpih diperut bumi menjadi shale oil dan shale gas.

Isu lingkungan juga menjadi salah satu isu utama yang terus menghantam bisnis batu bara. Adanya kesadaran banyak pihak untuk mulai menjaga dan merawat kelestarian alam menjadi salah satu pemicu penolakan penggunaan batu bara. Banyak negara yang kini mulai mengurangi dan mengalihkan pemakaian energi fosil ini ke energi yang baru dan terbarukan.

Memang harus diakui, aktifitas penambangan yang mengeksploitasi sumber daya alam pasti akan berdampak terhadap lingkungan. Tidak hanya pada saat proses penambangan, namun juga pada saat batu bara digunakan sebagai bahan bakar oleh industri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun