Mohon tunggu...
Zacky hasan
Zacky hasan Mohon Tunggu... Penulis - kuli tinta

setiap orang mempunyai caranya sendiri untuk menjadi bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Haruskah Santri Radikal?

27 Januari 2021   11:11 Diperbarui: 27 Januari 2021   11:34 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dalam kepemimpinan presiden jokowi, tentunya isu radikal menjadi bahan perbincangan yang sering kita dengar, dari pembubabaran satu ormas hingga ditemukannya pesantren yang terpapar radikal. Istilah radikal pun menjadi perbincangan.

Misal, terdapat kerancuan dalam pemaknaan istilah tersebut, meskipun sebenarnya  kata radikal bersifat netral, Bisa tertuju pada hal yang positif maupun hal negatif.  Pada suatu kesempatan, presiden jokowi sempat melontarkan istilah “manipulator agama”  untuk menggantikan istilah Radikal, yang mana isu radikal sering kali menjadi sorotan bagi pemerintah.

Istilah radikal sering diperdebatkan, ditinjau dari historis hingga etimologis. Banyak kritikan,  Penggunaan istilah radikal seolah-olah mengubah makna dari yang baik menjadi kurang baik. kata progresif dan positif dalam pemaknaan radikal seakan terubah menjadi alat peredam bagi kabilah tertentu.

Radikal diambil dari bahasa latin radix yang mempunyai makna akar. Ditinjau dengan makna yang luas, radikal bisa bermakna essential atas bermacam gejala, hal yang mendasar, dan prinsip-fundamental. Tentunya, ketika dihubungkan dengan konsep beragama ialah suatu kepercayaan yang sangat mendalam  di mana hal tersebut menjadin pemicu bagi segelintir yang tidak siap terhadap konsep tersebut, meskipun kenyataanya memiliki konotasi yang sangat luas.

Misal, pemaknaan dalam berbagai bidang ilmu yang semestinya menimbulkan konotasi yang berbeda. Istilah pemaknaan radikal dalam ilmu filsafat dan ilmu psokologi kemungkinan akan berbeda.   

Di sisi lain, Berita yang berkaitan dengan pengeboman atau terorisme sering dikaitkan dengan radikal, yang mamberi kejelasan bahwa radikal itu merujuk pada sesuatu hal negatif. Oleh tetapi mengapa kata radikal menjadi hal positif ketika dihubungkan dengan pancasila?

Misal, kompas sempat memberi judul tulisannya dengan “Radikalisasi pancasila penting dilakukan” yang mana maksud dari judul tersebut ialah menanamkan pancasila secara besar-besaran. Kontek pun seolah-olah memengaruhi konsistensi makna radikal.

Radikal yang berkonotatif negatif sering dikaitkan dengan pesantren selaku tempat terlahirnya kaum agamis. Menurut BNPT (Badan nasional penaggulangan terorisme) ada sekitar 16 pesantren yang terpapar radikal. Padahal, pancasila di pesantren bukan hanya menjadi dasar kehidupan. Oleh tetapi sudah menjiwai pada diri santri. Pancasila tak lagi menjadi hafalan, namun menjadi keharusan bagi santri untuk dipraktekkan dalam aktivitas sehari-hari di pesantren.

 Berkaitan tentang ketuhanan, pastinya tak perlu diragukan lagi pada santri yang kesehariannya bergelut tentang keagamaan. “Kemanusiaan yang adil dan beradab”, bukan  hanya menjadi teoretis, tapi di mana peran ustaz turun andil dalam menyikapi ketidakadilan pada santri. Tentunya tidak ada keistemewaan dalam keadilan.

Perihal adab, tentunya santri patuh. “persatuan indonesia” beberapa santri dari belahan nusantara maupun luar nusantara, menjadi bukti bingkai persatuan. Mereka bisa bersosialisasi antar suku yang sebenarnya tidak ada sekat dalam perbedaan.

Sila keempat, santri dibiasakan dengan organisasi di mana ditreapkannya musyawarah sebagai hal dasar dalam berorganisasi. Sila kelima, keadilan bagi seluruh elemen pesantren yang tentunya berdasarkan proporsional. Proporsional berarti melihat apa yang menjadi kebutuhan pada elemen pesantren.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun