Mohon tunggu...
Zabidi Mutiullah
Zabidi Mutiullah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Concern pada soal etika sosial politik

Sebaik-baik manusia, adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Renungan Tahun Baru Islam: Komparasi Masehi dan Hijriah

19 Juli 2023   08:57 Diperbarui: 19 Juli 2023   09:15 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Tahun Baru Islam 1445 Hijriah, Sumber Foto Kompas.com

Apa yang saya urai menjadi bukti. Bahwa baik Masehi maupun juga beberapa kalender berbeda hasil karya kelompok atau bangsa lain, dan apalagi Hijriah sama-sama dapat dipakai oleh umat muslim. Tinggal kemudian lihat apa kepentingannya. Sepanjang tak ada pengaruh terhadap sukses atau gagalnya ibadah, sikap kaku menggunakan Hijriyah secara internal ya tak apa-apa.

Lalu bagaimana dengan inisiatif merayakan tahun baru bagi umat muslim..? Sepanjang yang saya pelajari saat masih belajar di pondok dulu, merayakan tahun baru, baik Masehi maupun Hijriah, diperbolehkan. Hanya saja, sikap selektif dan memilah-milah bentuk dan jenisnya harus dikedepankan. Jangan sembarangan. Apalagi asal-asalan.

Tak dapat dipungkiri, ada sebagian kalangan yang merayakan tahun baru Masehi cenderung memilih yang bersifat hura-hura. Bahkan kadang mengarah pada perbuatan kurang baik. Ini, sesuai syariat islam dilarang. Tapi kalau memilih perayaan yang mengandung dampak positif, malah disarankan. Kalau perlu, perayaan tersebut dijadikan agenda rutin tahunan secara tetap.

Makanya, para ulama kemudian memberi garis. Bahwa perayaan tahun baru Hijriah bukan untuk kepentingan hura-hura atau kegiatan yang negatif. Tapi dijadikan sebagai ajang merenung diri atas perbuatan salah dan dosa yang terlanjur dikerjakan tahun lalu. Atau sebagai sarana dakwah. Menyebarkan syiar ajaran islam ke tengah-tengah masyarakat.

Caranya sesuai kebutuhan. Kalau untuk kepentingan merenung atas salah serta dosa, pilih kegiatan baca istighfar, istighotsah, sholawat, khataman quran dan sejenisnya. Kalau untuk syiar, bisa adakan acara pawai obor atau pengajian akbar. Catatan khusus terhadap dua acara yang terakhir ini, pihak penyelenggara perlu koordinasi dengan pihak-pihak tertentu. Agar tidak sampai merusak kepentinan umum.

Bolehkah menyambut tahun baru Hijriyah dengan cara tunggu perubahan tahun, macam yang sering dilakukan orang ketika pergantian tanggal Masehi pada saat menjelang detik-detik berakhirnya jam 12 malam..? Ya boleh juga. Cuma waktunya bukan tengah malam, tapi sore hari. Sebab dimulainya hitungan ganti tanggal di Hijriyah terjadi pada saat matahari terbit menjelang masuknya waktu maghrib.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun