Mohon tunggu...
Zabidi Mutiullah
Zabidi Mutiullah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Concern pada soal etika sosial politik

Sebaik-baik manusia, adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Hikmah Sholat Tarawih Malam Kedua Puluh

10 April 2023   08:37 Diperbarui: 10 April 2023   08:43 844
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Ramadhan 1444 Hijriyah, Sumber Foto NU Online

Puncak dari segala macam kondisi adalah mati. Dan puncak dari segala macam cita-cita adalah mati syahid atau dalam keadaan sholeh. Syahid atau sholeh di impikan oleh semua umat islam. Satupun tak ada yang tak menginginkannya. Mengapa, karena syahid atau sholeh merupakan modal hidup bahagia di akhirat.

Soal syahid, banyak yang salah persepsi tentangnya. Dikiranya, syahid adalah mati di medan perang melawan musuh Allah. Maka itu, ada sebagian muslim yang kurang literasi, memilih jalan bunuh diri dengan cara meledakkan badan pakai bom. Katanya, ini jalan terbaik untuk mendapat syurga. Terlebih nanti, akan dilayani oleh 72 bidadari cantik jelita.

Padahal, yang sebenarnya ya bukan begitu. Untuk konteks damai seperti jaman sekarang, mati syahid dapat disematkan buat siapapun. Di anugerahkan oleh Allah kepada tiap individu umat islam diluar kondisi perang. Ini berarti, kata syahid punya makna sangat komprehensif. Mencakup kematian oleh sebab apapun dan dalam keadaan bagaimanapun.

Hanya saja, sebab apapun dan keadaan bagaimanapun harus ada dalam konteks ridlo Allah. Yaitu perbuatan yang tidak melanggar syariat. Meski mati dalam kondisi perang, tapi punya niat agar terbunuh oleh musuh untuk menghindari tagihan hutang misalnya, ya tetap tergolong mati biasa. Bahkan berdosa, yang balasannya berupa siksa di neraka oleh malaikat yang mukanya seram. Bukan nikmat di surga, apalagi dilayani 72 bidadari cantik.

Selanjutnya penting untuk di ketahui, siapa saja umat islam yang tergolong mati syahid..? Majalah Suara Muhammadiyah edisi Nomor 14 tahun 2018 membagi beberapa jenis mati dalam keadaan syahid. Saya sarikan demikian. Pertama, terbunuh dijalan Allah atau Sabilillah. Versi Majelis Tarjih Muhammdiyah, Sabilillah memiliki makna luas. Meliputi jalan, amalan dan pelaksanaan apapun yang ada dalam ridlo, izin dan hukum-hukum Allah.

Contoh dari beberapa kondisi sabilillah yang luas tersebut misalnya, meninggal saat menuntut ilmu maupun belajar di sebuah lembaga pendidikan. Atau akibat kecelakaan dijalan dalam rangka perjalanan dakwah. Juga meninggal ketika sedang tidur, yang diwaktu masih bangun punya cita-cita kuat, bahkan sambil berdoa, agar nyawanya dicabut tatkala bertugas dijalan Allah.

Kedua, umat islam yang meninggal karena sakit. Baik akibat suatu penyakit di perut gara-gara tenggelam atau melahirkan (berdasar hadits riwayat Muslim dan Abu Daud). Juga tergolong syahid, bagi muslim yang meninggal di waktu terjadi wabah penyakit atau pandemi. Macam covid 19 barusan (berdasar hadits riwayat Bukhari dan Aisyah).

Ketiga, umat islam yang meninggal karena kecelakaan. Contoh tertimpa pohon, longsoran batu, tertabrak pesawat atau meteor jatuh, tak sengaja kena rudal, tertimbun rumah dampak gempa, kena reruntuhan material bangunan, akibat kebakaran rumah atau mobil, ledakan kompor dan beberapa jenis kecelakaan lainnya.

Keempat, meninggal saat melakukan pembelaan, baik terhadap agama maupun anggota keluarga. Dasarnya adalah hadits riwayat At-Tirmidzi dari Said bin Zaid. Disebut syahid pula, seorang muslim yang meninggal karena mempertahankan harta benda yang dimiliki. Ketentuan ini di dasarkan pada hadits riwayat Bukhari dari Abdullah bin Amru.

Itulah beberapa kematian yang bisa digolongkan pada jenis mati syahid. Melihat uraian tiap-tiap jenis, rasanya berat dan sulit kalau dilakukan secara sengaja. Bahkan mustahil. Mengapa mustahil, karena kalau di sengaja jatuhnya bukan mati syahid. Contoh, hanya karena ingin dianggap mati syahid lalu bunuh diri saat sedang belajar, hamil dan sakit. Juga merencanakan kecelakaan. Mati yang di sengaja secara demikian, bukan mati syahid. Melainkan mati terkutuk.

Hanya saja, jika di banding uraian di atas ini ada satu perbuatan yang memiliki pahala seperti orang mati syahid tapi relatif mudah untuk dikerjakan. Hal tersebut bahkan masuk kategori ibadah sunnah. Apakah perbuatan itu..? Tak lain tak bukan ialah sholat tarawih nanti malam kedua puluh. Ya benar. Hikmah sholat tarawih malam kedua puluh adalah, akan diberi pahala seperti pahala orang yang mati syahid.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun