Mohon tunggu...
Yayuk CJ
Yayuk CJ Mohon Tunggu... Pembalap Baru

SOLI DEO GLORIA

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Job Fair" Mingguan, Why Not?!

28 November 2024   11:00 Diperbarui: 28 November 2024   23:18 962
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Antri mencari peruntungan di Cianjur Job Fair 2019 di Lapang Prawatasari, Cianjur, 25 Juni 2019 (KOMPAS.com/FIRMAN TAUFIQURRAHMAN)

Bursa kerja atau job fair adalah event yang mempertemukan para pencari kerja dengan perusahaan-perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja. Event ini merupakan salah satu cara yang efektif dalam menjembatani antara kebutuhan perusahaan dan aspirasi pencari kerja, baik untuk lulusan baru (fresh graduates) maupun pekerja profesional berpengalaman.

Dilansir dari laman Antara News, Menteri Ketenagakerjaan Indonesia, Yassierli, menyampaikan bahwa pemerintah akan mengadakan job fair secara mingguan sebagai upaya untuk menanggulangi masalah pengangguran.

Langkah ini dimaksudkan untuk mempercepat proses pencarian kerja, dengan mempertemukan langsung pencari kerja dengan berbagai perusahaan yang menawarkan peluang kerja. Job fair mingguan ini juga bertujuan untuk meningkatkan keterampilan tenaga kerja agar lebih siap bersaing di pasar kerja yang terus berkembang.

Wacana program ini menuai beragam pendapat, dan menurut beberapa ahli meskipun job fair menawarkan kesempatan langsung kepada pencari kerja, efektivitasnya bergantung pada kualitas dan relevansi lowongan pekerjaan yang disediakan.

Job fair mingguan bisa menjadi langkah positif jika diiringi dengan dukungan seperti pelatihan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan industri, terutama dalam sektor-sektor yang sedang berkembang.

Event yang Dinantikan

Tak dapat dipungkiri event job fair menjadi event yang selalu dinantikan oleh para pencari kerja, terutama mereka yang baru lulus atau fresh graduate. Selain menarik, event yang ditunggu-tunggu ini memang sangat bermanfaat bagi para pencari kerja, antara lain adalah:

  1. Informasi Karier Langsung
    Anda bisa mendapatkan informasi langsung dari sumbernya, seperti deskripsi pekerjaan, gaji, dan budaya perusahaan. Bahkan, ada perusahaan yang mengadakan wawancara langsung di tempat.
  2. Banyak Pilihan Perusahaan
    Dalam satu lokasi, Anda bisa bertemu dengan berbagai perusahaan dari beragam industri. Hal ini memungkinkan Anda untuk menjelajahi banyak peluang karier dalam waktu singkat.
  3. Networking
    Selain mencari pekerjaan, job fair juga merupakan tempat untuk memperluas jaringan profesional. Anda dapat bertemu dengan rekan sesama pencari kerja, HRD, dan manajer perusahaan.
  4. Efisiensi Waktu dan Biaya
    Dibandingkan melamar secara online atau door-to-door, job fair memungkinkan Anda melamar ke banyak perusahaan hanya dengan membawa beberapa salinan CV (curriculum vitae).

Menilik Realita Data Angka Pengangguran di Indonesia

Pada awal November 2024, telah dirilis data terbaru laporan Badan Pusat Statistik (BPS) tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Indonesia tercatat sebesar 4,91%, dengan jumlah pengangguran mencapai 7,47 juta orang dari total 152,11 juta angkatan kerja.

Angka tersebut menunjukkan penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yaitu pada Agustus 2023 TPT sebesar 5,32%. Penurunan ini juga lebih rendah dibandingkan sebelum pandemi COVID-19 tahun 2019, saat itu TPT berada di angka 5,23%

Polinema Job Fair 2022 (Sumber: jatimpedia.id)
Polinema Job Fair 2022 (Sumber: jatimpedia.id)

Keunggulan, Tantangan, Strategi, dan Faktor Pendukung

Mengadakan job fair seminggu sekali adalah langkah yang dapat membantu mengurangi pengangguran, tetapi efektivitasnya bergantung pada beberapa faktor:

Keunggulan

  • Akses langsung ke perusahaan pencari tenaga kerja, hal ini memberikan peluang bagi pencari kerja untuk langsung bertemu perekrut, mempercepat proses seleksi dibandingkan hanya melalui lamaran daring.
  • Meningkatkan informasi ketenagakerjaan. Hal ini dapat menghubungkan pencari kerja dengan berbagai peluang yang mungkin sebelumnya tidak diketahui.
  • Merupakan pendekatan proaktif dengan frekuensi tinggi, job fair dapat menjadi platform reguler yang memotivasi pencari kerja untuk terus aktif mencari peluang pekerjaan.

Tantangan yang Perlu Dipertimbangkan

  • Ketersediaan lowongan pekerjaan, jika pasar kerja tidak menciptakan cukup banyak pekerjaan baru, job fair yang sering bisa menjadi kurang efektif.
  • Kesesuaian keterampilan, merupakan tantangan utama karena perlu mencocokkan keterampilan mencari kerja dengan kebutuhan pasar. Jika job fair hanya menyediakan pekerjaan tertentu, maka kelompok tertentu tetap tidak terlayani.
  • Kebutuhan biaya dan logistik, dengan adanya penyelenggaraan yang rutin dan dalam waktu yang terlalu dekat sangat membutuhkan dana, waktu, dan sumber daya yang besar, baik untuk pemerintah maupun perusahaan.
  • Adanya keseimbangan supply-demand, hal ini akan terjadi jika jumlah pencari kerja jauh lebih besar dibandingkan dengan peluang yang tersedia, dampaknya akan terbatas.

Strategi

Agar efektif, job fair perlu dikombinasikan dan didukung dengan:

  • Pelatihan keterampilan, hal ini sangat penting yakni dengan menyediakan pelatihan berbasis permintaan pasar untuk meningkatkan daya saing pencari kerja.
  • Digitalisasi job fair, sangat penting di era digital menggunakan teknologi untuk menjangkau lebih banyak pencari kerja, terutama di wilayah terpencil.
  • Monitoring dan evaluasi, kegiatan ini pun juga harus rutin dilakukan terhadap hasil job fair, seperti jumlah tenaga kerja yang berhasil ditempatkan agar efektivitas tercapai.

Faktor Pendukung

  • Promosi tepat sasaran, yang dimaksudkan agar banyak pencari kerja dan perusahaan yang tahu dan tertarik.
  • Keberagaman sektor, di mana dalam acara kegiatan ini harus mencakup berbagai sektor pekerjaan untuk menarik audiens yang luas.
  • Kolaborasi dengan institusi, dengan adanya kerjasama dengan berbagai institusi seperti universitas, pemerintah, atau platform pekerjaan dapat meningkatkan keberhasilan program ini.
  • Teknologi digital, hal ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan platform online sehingga menjangkau lebih banyak orang.

Jika dikelola dengan baik, job fair mingguan bisa efektif, namun jika terlalu sering tanpa peningkatan kualitas, acara ini bisa kehilangan daya tarik. 

Alternatif yang dapat dilakukan adalah perlu mempertimbangkan job fair bulanan dengan persiapan yang matang mungkin lebih efektif.

Job Fair IKA UM 2022 (Sumber: um.ac.id)
Job Fair IKA UM 2022 (Sumber: um.ac.id)

Pentingnya Peran Pemerintah

Dengan adanya program job fair mingguan yang dicetuskan, pemerintah menjadi pihak paling berperan penting dalam pelaksanaan event ini. Pemerintah mempunyai peran-peran yang menurut saya memang sudah seharusnya, seperti sebagai:

1. Fasilitator

  • Pemerintah dapat memfasilitasi kolaborasi antara perusahaan, institusi pendidikan, dan pencari kerja dengan menyediakan platform fisik atau digital untuk job fair.
  • Memastikan lokasi yang strategis, nyaman, dan dapat diakses oleh masyarakat luas.

2. Penyedia Informasi

  • Menginformasikan tentang kebutuhan pasar tenaga kerja melalui job fair, termasuk tren industri, keterampilan yang sedang dicari, dan sektor yang membutuhkan banyak tenaga kerja.
  • Menyediakan data akurat tentang peluang kerja yang tersedia di berbagai wilayah.

3. Mendorong keikutsertaan perusahaan

  • Mengundang perusahaan dari berbagai sektor, termasuk BUMN, perusahaan swasta, dan usaha kecil menengah (UKM), untuk berpartisipasi.
  • Memberikan insentif atau dukungan bagi perusahaan yang aktif merekrut melalui job fair, seperti pemotongan pajak atau kemudahan administrasi.

4. Peningkatan kompetensi pencari kerja

  • Menyelenggarakan pelatihan gratis atau lokakarya selama job fair, seperti penulisan CV, wawancara kerja, atau pelatihan keterampilan kerja yang relevan.
  • Membantu pencari kerja mempersiapkan diri untuk peluang kerja yang ada.

5. Memperhatikan kelompok rentan

  • Memastikan partisipasi kelompok rentan seperti difabel, perempuan, atau lulusan baru agar mereka memiliki akses yang sama terhadap peluang kerja.
  • Mendorong inklusivitas dengan mengundang perusahaan yang menyediakan pekerjaan ramah difabel.

6. Evaluasi dan Tindak Lanjut

  • Melakukan evaluasi pasca-job fair untuk mengetahui jumlah pencari kerja yang berhasil mendapatkan pekerjaan.
  • Memberikan layanan tindak lanjut seperti konsultasi karir atau bimbingan untuk mereka yang belum berhasil.

7. Sosialisasi dan Promosi

  • Gencar mempromosikan job fair melalui berbagai media, termasuk media sosial, televisi, dan platform daring, untuk memastikan banyak pencari kerja mengetahuinya.
  • Menggunakan teknologi untuk mengadakan job fair virtual, sehingga menjangkau lebih banyak orang.

Dengan peran aktif ini, pemerintah dapat mempertemukan pencari kerja dengan perusahaan, mengurangi tingkat pengangguran, dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Job Fair Mingguan, Why not?

Saya pribadi selalu mendukung apapun kebijakan pemerintah dalam mengupayakan kesejahteraan masyarakatnya. 

Wacana event job fair mingguan yang telah diumumkan merupakan upaya sangat baik menurut saya, terlepas dari berhasil tidaknya adalah dengan mempertimbangkan beberapa hal juga konsekuensinya dalam menerapkan program ini.

Seperti dalam ulasan sebelumnya, agar efektif maka segala bentuk aksi harus mempertimbangkan seberapa besar manfaat, keunggulan potensinya, tantangan yang akan dihadapi, strategi dan faktor yang mendukung keberhasilan program ini.

Job fair mingguan memiliki potensi untuk membantu, tetapi hanya menjadi solusi parsial. Kebijakan ini harus didukung dengan strategi jangka panjang seperti pengembangan ekonomi, pelatihan keterampilan, dan insentif bagi perusahaan untuk menciptakan lebih banyak lapangan kerja.

Saya jadi ingat ketika masa-masa saya sibuk mencari pekerjaan di masa kurang lebih 20 tahunan lalu. Semua informasi baik secara gethok tular (Bahasa Jawa: dari mulut ke mulut) keluarga dan teman, maupun yang terpampang di berbagai media cetak langsung di”eksekusi’.

Tak hanya waktu, tenaga, dan pikiran melainkan juga harus menyediakan dana yang cukup untuk media menulis lamaran pekerjaan, transport untuk menuju sasaran tempat kerja, menyiapkan receh-receh untuk membeli gorengan dan air putih pengganjal perut saat berlelah-lelah antri dan terkadang melawan cuaca yang tidak mendukung.

Beda jauh dengan era modern saat ini di mana info job fair, lowongan pekerjaan dapat diperoleh melalui berbagai media online. Demikian juga membuat CV tinggal klik tanpa harus menulis tangan berlembar-lembar kertas pengajuan lamaran pekerjaan.

Jadi menurut saya dengan event job fair yang akan dilaksanakan mingguan sah sah dan wajar saja, paling tidak dengan mengingat hal-hal yang telah saya ulas sebelumnya.

Maka jika “Job Fair” diadakan mingguan, ok gasss... Why not?!

Salam semangat! (Yy)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun