Mohon tunggu...
Yayuk Sulistiyowati M.V.
Yayuk Sulistiyowati M.V. Mohon Tunggu... Guru - Pembalap Baru

SOLI DEO GLORIA

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Eksistensi Malang Ursuline Galery dalam Upaya Menjaga dan Memelihara Bangunan Era Kolonial Belanda

6 Desember 2023   14:30 Diperbarui: 11 Desember 2023   18:40 593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Slaapzaal atau Kamar tidur internaat atau asrama Cor Jesu sebelum masa kemerdekaan RI | foto : Malang Ursuline Galery

Bangunan ini mengandung kaidah keseimbangan simetris dan berorientasi religius yang terlihat dari banyaknya jendela dan tampak gevel dengan hiasan berbentuk busur di sisi kanan kiri bangunan.

Bentuk jendelanya mengerucut ke atas seperti busur ini menyimbolkan persembahan pada keagungan Tuhan seperti bentuk jendela pada gereja-gereja Gothic, gaya arsitektur yang muncul di Eropa pada abad pertengahan.

Bangunan Cor Jesu setelah terbakar 1947 | Foto : Malang Ursuline Galery
Bangunan Cor Jesu setelah terbakar 1947 | Foto : Malang Ursuline Galery

Bangunan megah ini masih tetap kokoh berdiri hingga saat ini dan tetap bertahan meski dimakan waktu dan pernah terbakar sebagian (bagian atas ludhes) ketika terimbas serangan Agresi Militer II (pembumihangusan) pada 30 Juli 1947. 

Pemerintah melalui Kementerian Sosial membantu membangunnya kembali pada tahun 1951, namun hanya cukup untuk pembangunan satu lantai.

Kapel Tjelaket (sekarang Cor Jesu)

Di dalam kompleks bangunan ini terdapat sebuah kapel yang berdiri pada tahun 1925. Bangunan kapel atau gereja ini dirancang oleh Biro Arsitek Belanda dengan tiga arsiteknya Eduard Cuypers, Marius J. Hulswit dan A.A. Fermont sesuai dengan prasasti yang tersemat di tembok depan kapel.


Gedung Gereja atau Kapel Cor Jesu tampak dari samping (SMK Cor Jesu) | dok. pribadi
Gedung Gereja atau Kapel Cor Jesu tampak dari samping (SMK Cor Jesu) | dok. pribadi

Biro arsitek Belanda ini mempunyai andil besar dalam pembangunan gedung-gedung kolonial dan bersejarah pada jaman Hindia Belanda di Indonesia, khususnya di kota Malang.

Kapel ini disebut Kapel Besar karena dibangun tidak hanya diperuntukkan bagi para suster Ursulin, melainkan untuk umat Katolik di sekitar Tjelaket.

Dibangun dalam jangka waktu 9 bulan sejak 12 September 1924 dan diberkati oleh Mgr. Van Velsen, SJ yang datang dari Batavia pada 19 Juni 1925 dan menjadi tanda 25 tahun (pesta perak) keberadaan Ursulin di Kota Malang.

Ulasan mengenai kapel ini juga tertuang dalam artikel tahun lalu: Mengintip Keberadaan Lonceng Kapel Cor Jesu Malang Sejak Tahun 1925

Kompleks Klooster (Biara)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun