Mohon tunggu...
Yuzi Oktavianti
Yuzi Oktavianti Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Biasa yang Biasa di Luar

Menyendiri dalam keramaian itu asyik

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Ikut Pilkada, Nasrul Abit Lanjutkan Pembangunan, Tuntaskan Janji

15 Oktober 2020   15:32 Diperbarui: 15 Oktober 2020   15:38 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nasrul Abit disuguhi masyarakat dengan kelapa muda di pulau terluar Sumatera, Pulau Sinyanyao, kabupaten Kepulauan Mentawai, Senin (26/2/2018). (humas) 

Banyak orang yang ikut pemilihan kepala daerah (pilkada) karena syahwat ingin berkuasa, menjadi orang nomor satu di sebuah daerah. Tentu saja mereka tidak menyebutkan motivasi itu kepada masyarakat. Mereka tentu berasalan bahwa mereka maju ke pilkada untuk alasan yang mulia, misalnya mengabdi kepada masyarakat dan memajukan daerah. Karena itu, majunya seseorang sebagai calon kepala daerah sering kali tidak menimbulkan simpati bagi masyarakat. Masyarakat justru mencemooh orang yang mencalonkan diri atau dicalonkan menjadi kepala daerah sebagai orang yang haus kekuasaan.

Namun, tidak demikian dengan Nasrul Abit. Ia maju menjadi calon Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) 2020 untuk menyelesaikan pekerjaannya yang terbengkalai selama menjadi wakil gubernur mendampingi Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno.    

Sebagai wakil gubernur, Nasrul Abit diberi sejumlah tugas oleh Irwan Prayitno, antara lain, mengeluarkan tiga daerah dari status tertinggal dan memeratakan akses internet di Sumbar. Ia sungguh-sungguh mengerjakan tugas yang diberi oleh gubernur tersebut. 

Bukti kesungguhannya itu ialah keberhasilan kinerjanya. Ia berhasil mengeluarkan dua daerah, yakni Pasaman Barat dan Solok Selatan, dari status daerah tertinggal kurang dari lima tahun menjabat sebagai wakil gubernur. Satu daerah lagi, yaitu Mentawai, dalam proses keluar dari daerah tertinggal. 

Waktu yang dibutuhkan untuk mengeluarkan Mentawai dari daerah tertinggal tidak bisa disamakan dengan waktu yang diperlukan untuk mengeluarkan Pasaman Barat dan Solok Selatan dari daerah tertinggal. Mentawai adalah daerah kepulauan yang terpisah dengan daratan Sumbar. Akses menuju ke sana dan akses perhubungan antarpulau dinilai sebagai alasan utama lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mengeluarkan Mentawai dari daerah tertinggal. Oleh karena itu, dibangun jalan trans Mentawai untuk menghubungkan antarpulau, yang tahapan pembangunannya sudah mulai berjalan. 

Sementara itu, mengenai pemerataan akses internet, terdapat 404 titik yang tidak ada akses internet (blank spot) di Sumbar. Pada tahun ini Pemprov Sumbar membangun 38 tower. Sisanya diusahakan tahun selanjutnya.

Karena masih ada pekerjaan yang belum selesai sebab butuh waktu lebih dari lima tahun untuk menyelesaikannya, Nasrul Abit maju sebagai calon gubernur pada Pilkada Sumbar 2020 untuk periode 2021—2026. Dengan begitu, jelas bahwa ia ingin menjadi pemimpin bukan karena syahwat ingin berkuasa, tetapi karena ingin menuntaskan pekerjaan yang belum selesai.

Yang dikhawatirkan, jika Sumbar dipimpin oleh “orang baru”, program pembangunan pada masa gubernur dan wakil gubernur periode 2015—2020 yang sedang berjalan itu terbengkalai. Hal seperti itu lazim terjadi karena gubernur adalah jabatan politik, sementara politik sangat sarat kepentingan. Gubernur yang baru membuat program baru sesuai dengan kepentingannya dan melupakan program lama sehingga program lama mangkrak. Akibatnya, yang rugi adalah rakyat sebagai pemilik dana anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).

Nasrul Abit ikut Pilkada Sumbar kali ini benar-benar untuk melanjutkan pekerjaannya yang belum selesai selama lima tahun masa jabatannya sebagai wakil gubernur. Mengapa begitu?

Apabila terpilih sebagai Gubernur Sumbar periode 2021—2026, ia tidak akan maju lagi sebagai calon gubernur untuk periode berikutnya. Itu janjinya. Hal itu tidak lazim karena biasanya orang yang menjabat sebagai gubernur satu periode pasti mencalonkan diri lagi sebagai calon gubernur untuk periode selanjutnya sebab petahana memiliki peluang yang besar untuk menang dalam pilkada. Akan tetapi, tidak demikian dengan Nasrul Abit. Ia sudah berjanji menjadi gubernur hanya selama satu periode. (BYuzi)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun