Mohon tunggu...
Yuwanda Issadora
Yuwanda Issadora Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Shalat dalam Menenangkan Pikiran dan Meningkatkan Kesehatan Mental

9 Mei 2024   15:18 Diperbarui: 9 Mei 2024   15:19 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: https://pin.it/7hdAJDwZC

            Shalat adalah ibadah yang dilakukan oleh orang-orang muslim sebagai cara untuk menunjukkan pengabdian kepada Allah dan menjalin hubungan langsung dengan-Nya dan melibatkan sejumlah gerakan dan dzikir yang telah diatur. Shalat wajib dilakukan lima kali dalam sehari, sedangkan shalat sunnah biasanya dilakukan pada waktu tertentu. Shalat membantu orang muslim memperkuat hubungan spiritual mereka, mendapat kedamaian batin dan mengingatkan mereka pada tujuan hidup sebagai hamba Allah.

            Menurut contoh penelitian Henry (2013). Terdapat contoh kasus yang berkaitan dengan konsep kedamaian batin. Wanita muslim yang berusia 50 tahun yang tinggal di Kairo, Mesir adalah subjek penelitian ini. Ia telah menikah dengan seorang muslim Mesir selama 30 tahun, dan memiliki 3 anak. Ketika menikah ia telah mendapatkan gelar dibidang farmasi, karena memilih menjadi ibu rumah tangga ia tidak bekerja dan menganggap dirinya sebagai muslimah yang beriman.

            Ia diketahui mengidap gejala depresi berat seperti, sedih berkepanjangan, kurang tertarik dengan aktivitas sehari-hari, insomnia, kurang nafsu makan, lesu, dan kurang bahagia. Ia pernah terpikir untuk bunuh diri tetapi, ia tidak pernah merencanakannya. Gejala ini muncul ketika kedua anak laki-lakinya memutuskan untuk pindah ke Amerika Serikat 5 tahun yang lalu. Setahun kemudian anak perempuannya menikah dengan seorang laki-laki yang bekerja di pemerintahan Perancis. Sehingga ia merasa diabaikan oleh anak-anaknya.

            Selain itu, ia mengatakan bahwa ia tidak mencintai suaminya karena dipaksa oleh ibunya saat menikah. Ia juga marah pada suaminya karena ia merasa bahwa suaminya yang membuat anak-anaknya untuk pindah ke Amerika Serikat dengan mengatakan bahwa di Mesir tidak memiliki masa depan. Setelah itu, ia juga merasa bahwa suaminya mengabaikan kesedihannya yang mneyebabkan pertengkaran. Ia hanya memiliki satu teman dekat, karena kehidupan temannya berantakan ia tidak lagi berkomunikasi dengannya.

            Ia juga beberapa kali berkonsultasi dengan psikiatris tetapi, hanya berlangsung singkat. Ia tidak suka efek samping obat yang diresepkan sehingga ia berhenti untuk mengkonsumsi. Ia mengatakan bahwa setelah berkonsultasi dengan pemuka agama di Universitas Al-Azhar Kairo, kemudian beliau menyarankan kepada wanita berumur 50 tahun itu untuk shalat dan berkata bahwa shalat dapat menenangkannya.

            Pada awalnya, ia menunjukkan respon yang baik terhadap psikoterapi yang diberikan, tetapi tidak bertahan lama. Setelah satu tahun, terapis merasa tidak dapat bertahan lagi, Dan pada akhir sesi, terapis mengatakan akan selalu mendoakannya. Karena alasan tertentu, ia menceritakan pengalamannya saat shalat. Ia menemukan kekuatan yang membuatnya bertahan hidup. Namun ketika pikiran negatif muncul ia tidak dapat mempertahankannya.

            Setelah itu, terapis melanjutkan proses terapi dengan menekankan pengalaman positif. Terapis meminta wanita tersebut untuk mendalami makna setiap kata yang ia ucapkan ketika sholat dan mengaitkannya dengan situasinya saat ini. Ia juga menuliskan doa supaya Tuhan selalu menjaga anak-anaknya dan memberikan dirinya kebahagiaan, mengampuninya dan membuatnya mampu menerima kenyataan. Ketika pikiran negatif datang, dia selalu membaca doa ini.

            Pada contoh kasus diatas bahwa shalat secara teratur dan berpikir postif telah terbukti menjadi alat yang efektif untuk menenangkan pikiran dan meningkatkan kesehatan mental. Shalat juga dapat memberikan menfaat spiritual, seperti meningkatkan kesadaran diri, memperkuat hubungan dengan Allah SWT, dan memperkuat solidaritas dengan muslim lainnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun