Mohon tunggu...
Yuswanto Raider
Yuswanto Raider Mohon Tunggu... Saya seorang guru dan penulis lepas yang lahir di Surabaya pada 14 Februari 1974. Sejak tahun 2005 saya tinggal di Desa Kembangsri Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto

Hobi saya merawat tanaman, traveling, outdoor learning, dan advokasi kemasyarakatan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pelajar SMAN 1 Gondang, Ciptakan Batik Surya Maja Wilwatikta, Ini Filosofisnya!

23 Mei 2025   00:19 Diperbarui: 23 Mei 2025   00:19 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jihan Lailatul Taufiqoh dan Jelita Cahya Fadila, Pelajar SMAN 1 Gondang yang Mampu Ciptakan Motif Batik Surya Maja Wilwatikta. (Foto : Yuswanto Raider)

Gondang, Mojokerto. SMAN 1 Gondang Kabupaten Mojokerto layak berbangga diri. Selain torehan prestasi peserta didiknya berderet di Bulan Pendidikan 2025, fakta lain pun mengikuti. Peserta didiknya nyatanya mampu melakukan pelestarian batik, sebagai salah satu identitas bangsa Indonesia.

Pelajar SMAN 1 Gondang (SMAGO) yang mampu menciptakan motif batik bertajuk Surya Maja Wilwatikta itu adalah Jihan Lailatul Taufiqoh (XI.2) yang dibantu Jelita Cahya Fadila (XI.4). Jemari tangan mungilnya mampu melukiskan keindahan Mojokerto Raya dalam sebuah motif batik yang elegan dan penuh makna.

Jihan L. T. (Baju Pramuka) dan Jelita C. F. (Baju Putih), ternyata sudah berteman sejak sekolah Taman Kanak-kanak. (Foto : Istimewa/Dok. Pribadi)
Jihan L. T. (Baju Pramuka) dan Jelita C. F. (Baju Putih), ternyata sudah berteman sejak sekolah Taman Kanak-kanak. (Foto : Istimewa/Dok. Pribadi)

"Tak mudah bagi kami menciptakan motif itu. Setidaknya dua bulan kami butuh bimbingan dan latihan intens, hingga tercipta motif batik agung ini," ungkap Jihan sembari diamini Jelita. Keduanya mengaku dibimbing guru seni budaya, Bambang Parikesit, S.Pd.

Awalnya, lanjut putri dari pasangan Mardiono (45) dan Siti Soleha (38), dirinya dibimbing disekolah. Setelah itu, barulah dirinya bersama Jelita langsung diajak berlatih di pengrajin batik. Adapun tempatnya adalah di Mydebz Batik yang ada di Dusun Teras, Desa Tambakagung, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto.

"Selain diajari dan dilatih batik tulis mulai A -- Z, termasuk membuat motif batik dan kita langsung praktik ditempat. Instruktur dari Mydebz Batik sangat kompeten lagi familier," ucap Jihan yang dibenarkan Jelita, perihal masa praktik yang lebih dari dua bulan itu.

Motif Batik Tulis Berpola
Motif Batik Tulis Berpola "SURYA MAJA WILWATIKTA", Hasil Karya Jihan dan Jelita, Pelajar SMAN 1 Gondang. (Foto : Yuswanto Raider)

MAKNA FILOSOFIS

Motif batik yang berhasil diciptakan Jihan dan Jelita, diberi nama Surya Maja Wilwatikta. Artinya Cahaya Taman Majapahit. Pasalnya, motif itu diinspirasi dari kekayaan budaya yang ada diwilayah Kabupaten Mojokerto dan Kota Mojokerto.

Melalui gaya tutur, Jihan menjelaskan makna filosofis yang terkandung dalam batik Surya Maja Wilwatikta seperti berikut ini :

Jihan L. T. saat menjadikan karyanya pada ajang LKS Dikmen Tingkat Provinsi Jawa Timur tahun 2025 di SMKN 5 Malang. (Foto : Yuswanto Raider)
Jihan L. T. saat menjadikan karyanya pada ajang LKS Dikmen Tingkat Provinsi Jawa Timur tahun 2025 di SMKN 5 Malang. (Foto : Yuswanto Raider)

Pertama, Simbol Surya Majapahit. Menampilkan simbol yang dijadikan lambang identitas Kerajaan Majapahit. Sebuah ornamen berbentuk mirip sinar matahari dengan delapan sudut yang mengarah pada mata angin, dan bagian tengahnya berupa lingkaran yang terdapat dewa-dewa Hindu.

Kedua, Burung Garudea. Merupakan sebuah patung peninggalan Kerajaan Majapahit yang dinyakini sebagai sebutan nama atas burung Garuda yang juga disebut sebagai Garuda Wisnu. Terakhir bukti fisiknya ditemukan di situs Petirtan Suci Majapahit yang berada di Dusun Sumber Beji Desa Kesamben Kecamatan Ngoro Kabupaten Jombang pada tahun 2019.

Motif Utama dari Batik Surya Maja Wilwatikta yang diciptakan Jihan dan Jelita demi pelestarian batik dari sekolah untuk Indonesia. (Foto : Yuswanto Raider)
Motif Utama dari Batik Surya Maja Wilwatikta yang diciptakan Jihan dan Jelita demi pelestarian batik dari sekolah untuk Indonesia. (Foto : Yuswanto Raider)

Ketiga, Mahkota Ratu Tri Buana Tungga Dewi. Merupakan bentuk bangunan menara setinggi 44 meter yang berada diwilayah Kota Mojokerto. Tepatnya berada di simpang Empu Nala yang merupakan ikon terbaru di Kota Mojokerto. Menara mahkota itu merupakan miniatur dari bentuk mahkota Ratu Tri Buana Tungga Dewi.

Keempat, Sketsa Gapura. Simbol gapura ini merupakan sketsa atas city branding Kabupaten Mojokerto dengan slogan Full of Majapahit Greatness. Logo ini digunakan sebagai motivasi sosial pada leluhur sekaligus kelengkapan dalam sistem administrasi dan ikon publikasi bagi Pemerintah Kabupaten Mojokerto.

"Saya diskusi panjang lebar dengan Jelita dan guru pembimbing. Akhirnya, fakta sejarah dan inspirasi itu menjadi dasar saya, untuk memahami berbagai makna filosofi atas batik Surya Maja Wilwatikta," ungkap Jihan diamini Jelita yang keduanya ternyata juga aktif di ekstrakurikuler Paskibra SMAGO.

Kepala SMAN 1 Gondang, Johan Bahrudin, S.Kom., MT., saat meninjau langsung kondisi Jihan dan Jelita diarena LKS Dikmen Provinsi Jawa Timur. (Foto : Yuswanto Raider)
Kepala SMAN 1 Gondang, Johan Bahrudin, S.Kom., MT., saat meninjau langsung kondisi Jihan dan Jelita diarena LKS Dikmen Provinsi Jawa Timur. (Foto : Yuswanto Raider)

EKSPLORATIF

Mengetahui keragaman potensi peserta didiknya disekolah, Kepala SMAN 1 Gondang, Johan Bahrudin, S.Kom., MT., pun merasa itu bagian dari berkah sekolah. Berarti dibutuhkan kebijakan yang berpihak pada peserta didik, agar lebih maksimal dalam eksplorasi potensinya.

"Sungguh membanggakan anak-anak SMAGO. Terkhusus dibulan Mei 2025. Puluhan prestasi sudah dikoleksinya untuk sekolah ini, baik level kabupaten/kota hingga provinsi. Terima kasih dan terus berjuang untuk masa depan kalian," ucap pak Johan, sapaan karibnya, penuh semangat dan rasa syukur.

Kepala SMAN 1 Gondang, Pak Johan (Nomor 2 dari Kanan) bersama Bambang Parikesit (Baju Coklat) dalam suatu acara di SMKN 5 Malang. (Foto : Yuswanto Raider)
Kepala SMAN 1 Gondang, Pak Johan (Nomor 2 dari Kanan) bersama Bambang Parikesit (Baju Coklat) dalam suatu acara di SMKN 5 Malang. (Foto : Yuswanto Raider)

Besarnya potensi peserta didik di SMAGO, lanjut pak Johan, butuh perhatian dan pola pembinaan kesiswaan yang terencana dan professional. Para pendidik maupun tenaga kependidikan harus lebih peduli dan mampu mengeksplorasi potensi peserta didik.

"Saya tidak mau peserta didik yang berpotensi akhirnya mubadzir. Lebih ironis kalo hal itu terjadi lantaran gurunya tidak peduli dan tidak kompeten. Kebijakan sudah saya luncurkan, tinggal bagaimana menyikapi dan melaksanakan dengan sebaik-baiknya," ujarnya menegaskan.

Pak Johan pun mengingatkan, seluruh guru harus mampu bertindak yang luar biasa dalam membimbing peserta didik. Yakinlah bila upaya itu akan menghasilkan prestasi yang luar biasa pula pada seluruh peserta didik. Hal itu pasti mampu mengangkat martabat sekolah.

Bambang Parikesit, Guru Seni Budaya SMAN 1 Gondang, Saat membimbing dan melatih Jihan dan Jelita dilokasi UMKM Mydebz Batik. (Foto : Yuswanto Raider)
Bambang Parikesit, Guru Seni Budaya SMAN 1 Gondang, Saat membimbing dan melatih Jihan dan Jelita dilokasi UMKM Mydebz Batik. (Foto : Yuswanto Raider)

Sementara itu, Bambang Parikesit, S.Pd., selaku pembimbing Jihan dan Jelita dalam berkarya batik, sepakat dengan pernyataan kepala SMAN 1 Gondang. Bahkan dirinya selama ini telah berdaya upaya melakukan pembinaan maksimal.

"Karya ananda Jihan dan Jelita, adalah salah satu bukti konkret yang tak bisa dikesampingkan. Bila kita bisa mengarahkan, membimbing, dan melatihnya dengan baik, tentu hasilnya tak akan mengecewakan. Memang butuh energi besar, tapi demi prestasi anak-anak, tidak ada yang tidak bisa kita lakukan," ujar pak Bambang yang juga guru penggerak itu.

Jelita dan Jihan bersama karya batiknya. Keduanya mengaku belum puas dan akan belajar dan berlatih lagi agar mampu hasilkan karya yang lebih baik lagi. (Foto : Yuswanto Raider)
Jelita dan Jihan bersama karya batiknya. Keduanya mengaku belum puas dan akan belajar dan berlatih lagi agar mampu hasilkan karya yang lebih baik lagi. (Foto : Yuswanto Raider)

Kerjasama dengan Mydebz Batik, lanjut pak Bambang, merupakan keputusan tepat yang dilakukan Kepala SMAN 1 Gondang. Termasuk kerjasama dengan Larasdikdudi Jatim, maupun dengan PPLH Seloliman. Sebuah daya inisiatif tinggi guna peningkatan prestasi sekolah.

"Beliau itu (pak Johan, red.) cara berpikirnya konstruktif lagi prospektif. Beliau memimpin sekolah ini belum genap tujuh bulan, tetapi mampu menerobos keprimordialan pshyco-social sekolah. Terobosannya patut diapresiasi dan menjadi pelecut dalam mencatatkan prestasi. SMAGO ibarat sekolah SMA bernafaskan SMK," ungkapnya serius.*****

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun