Mohon tunggu...
Yusuf Maulana
Yusuf Maulana Mohon Tunggu... profesional -

Pencinta novel detektif yang punya hobi di Forensik-Makna-Foto.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Dua Keangkuhan

17 Agustus 2015   13:34 Diperbarui: 17 Agustus 2015   13:34 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di antara foto-foto keberanian dan kedisiplinan pengendara sepeda ini dalam mengingatkan sesama pengguna jalanan Yogyakarta, saya tertarik pada dua di bawah ini. Bahasa tubuh orang yang diingatkan menarik disaksamai. Bagaimana kekuasaan, simbol, persepsi, dan uang diterapkan.

Pertama, wajah polisi (perempuan) pengawal. Lihat mimik dan arah mata memandang! Bibirnya membentuk rasa muak, malu, bercampur salah.

Kedua, pria berhelm (panitia?). Genggaman tangannya ungkapkan tingkat kekuasaan dan amarah. Letak jempol yang memisahkan diri dalam posisi "siap" sungguh sesuatu banget. Dagu pria ini ditambah katupan bibir bermakna ejekan tiada sungkan dihadirkan meski coba bersabar. 

Selain si penyepeda (Elanto Wijoyono), salut buat pengambil foto. Kesengajaan untuk membidik bahasa tubuh pengendara motor gede diam-diam disandingkan dengan ikon materi. Lihat! Polisi di bawah naungan latar baliho 2 miliar! Dan Oom panitia Moge dinaungi latar Salon Wanita luks! Gahar tampilan tapi cemen mentalnya. Begitu diam-diam pesan mat kodak kagetan di momen Sabtu akhir Syawal ini. Adapun si pahlawan kita, dia dilatari perusahaan batik. Eksotisme, tradisi, keramahan dan kearifan Yogya. Cerdas!

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun