Mohon tunggu...
YUSUFIbrahim
YUSUFIbrahim Mohon Tunggu... Lainnya - Setidaknya saya menulis.

30 tahun bercinta dengan industri kreatif gambar dan suara di televisi, kini tiba waktunya pulang pada cinta pertama di dunia kreatif, yakni menulis. IG: @hajiyusufi

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kebaya Merah Jangan Sampai Lolos

8 November 2022   11:13 Diperbarui: 11 November 2022   13:52 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penulis biasa saja terhadap warna merah. Sebab warna favorit penulis adalah hitam dan hijau. Sesekali menyukai putih. Tapi terhadap merah? Sekali lagi, biasa saja. Walau kadang penulis suka penasaran, mengapa Tuhan menciptakan darah berwarna merah.

Istri penulis sangat menyukai warna merah. Entah mengapa. Mungkin karena Bapaknya menyertakan nama mawar merah dalam bahasa Belanda, pada namanya. Atau mungkin karena  dia ingin berkamuplase sebagai pribadi yang polos dan pemalu dibalik warna merah?  

Sebab katanya, warna merah adalah simbol keberanian, ketegasan, pusat daya tarik, dan pembeda yang nyata. Mungkin Istri penulis seolah ingin berlindung dan diwakili warna merah agar kesan pribadinya yang polos dan pemalu tidak terlalu menonjol. Seolah mengikuti saran Bill Blass, disainer fashion kenamaan Amerika yang pernah berkata, "When in doubt, wear red."

Betapa banyak baju, tas, aksesoris Istri penulis yang berwarna merah ada di lemarinya. Bahkan, saking sukanya pada warna merah, Istri  penulis juga pernah merengek minta dibelikan mobil pertama kami berwarna merah. Dan penulis penuhi itu, demi cinta ini agar tak dianggapnya in doubt. Dalam keraguan!

Beredarnya video mesum bertitle "Kebaya Merah" pekan ini membuat Istri penulis geram dan jijik. Dia tak mendapat akses video full konten video mesum itu. Dia hanya membaca berita dan potongan videonya di sosmed. Dan itu sudah cukup membuatnya marah pagi-pagi saat sarapan tadi.

"Norak yah, konten itu. Makin ngaco aja orang bikin konten. Jijik. Baguslah sudah ditangkap polisi itu pelakunya. Lagian kenapa juga harus pakai kebaya warna merah? Pakai kek warna yang lain. Nyebelin!" gerutunya pagi tadi.

Penulis cuma bisa senyum tanggung mendengar gerutuannya. Mau berpendapat lebih, bingung dan merasa tak penting juga berita dan video viral itu di bahas di meja sarapan. Tapi, merasa lucu aja, mengapa juga pilihan warna kebaya ikut disalahkannya.   

"Ya mungkin, mereka cuma punya koleksi kebaya itu kali. Yang kebetulan warnanya merah." Akhirnya kata penulis sekenanya.

"Tau gak?" katanya kemudian, "Di twitter ramai orang berpendapat, gara-gara nila setitik rusak susu sebelanga. Gara-gara konten Kebaya Merah, rusak kebaya merah se-Tanah Abang dan Thamrin City. Males kan, perempuan jadinya makai kebaya merah."  

Hahahaha..... Kali ini penulis bukan sekedar senyum. Tapi sudah tertawa. Jadi ingat konten viral sebelumnya tentang keberanian Pesulap Merah menantang para dukun dan paranormal. Jadi ingat juga karya sastra Iwan Simatupang berjudul Merahnya Merah yang cukup terkenal bagi para penikmat sastra. Dan tak ketinggalan, ingat si Merah Liverpool dan Setan Merah Manchester United. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun