Mohon tunggu...
YUSUFIbrahim
YUSUFIbrahim Mohon Tunggu... Lainnya - Setidaknya saya menulis.

30 tahun bercinta dengan industri kreatif gambar dan suara di televisi, kini tiba waktunya pulang pada cinta pertama di dunia kreatif, yakni menulis. IG: @hajiyusufi

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kalah Minta Diulang, Menang Minta Ditunda

9 Maret 2022   13:23 Diperbarui: 9 Maret 2022   13:52 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Iring-iringan mobil Presiden di Gedung MPR-DPR RI (Photo: Koleksi Pribadi)

Pemilu itu agenda. Janji politik. Bagian dari seni menata negara.

Kalau ada orang yang ingin secara sepihak mengubah agenda, seenaknya menunda janji dan berniat merusak keindahan sebuah seni, apa kiranya julukan yang pantas ditujukan untuk orang itu?

Pasti negatif. Pasti panen cemooh dan ledekan.

Tak perlu lah disebut orang-orang itu. Sudah banyak yang tahu. Yaitu orang-orang yang saat ini sedang merasakan manisnya buah kekuasaan hasil pemilu sebelumnya. Sampai lupa kalau kebanyakan merasakan yang manis-manis bisa bikin "diabetes". Kecing manis, yang bikin loyo kejantanan.

Contoh dan korbannya sudah banyak. Belajarlah pada sejarah.

Sudahlah. Jangan melampaui batas. Kalau tak ingin celaka endingnya. Begitu pesan kitab suci. Ngeri, kan?

Politik itu candu. Kekuasaan itu candu. Uda kayak rokok. Makin dihisap makin enak. Bikini nagih, sampai lupa ada peringatan rokok membunuhmu. Sampai lupa asap rokok juga bisa bikin orang lain terganggu.  

Mending ikut aturan. Ta'at, tunduk dan patuh pada konstitusi.  Walau wacana penundaan pemilu tidak dilarang dan menjadi bagian dari demokrasi. Presiden Jokowi saja di koran Kompas hari ini (5/3), bilang begitu.

Setelah sebelumnya, 2 Desember 2019 Jokowi sempat bilang kemungkinan ada yang ingin menjerumuskannya dan 15 Maret 2021 sempat berkata tidak berniat dan berminat, ketika muncul wacana presiden tiga periode.

Memang menarik menyaksikan tingkah polah para politikus dan pemilik kekuasaan itu. Ada yang kalem, agak kalem, biasa-biasa aja, banci tampil, dan sibuk nggak ketulungan. Belum lagi menyimak laga-lagu politikus pendukungnya. Ampun.

Tapi, ya sudahlah. Prasangka baik harus tetap dikedepankan. Praduga tak bersalah harus jadi pegangan. Bahwa ada strategi, gimmick dan drama dalam mememelihara kekuasan dan meraih kekuasaan itu adalah keniscayaan. Cukup kita pahami, berkaitan dengan pemilu, politikus itu, seperti kata anak gaul dalam tagar #guamahorangnyaemanggitu; kalah minta diulang, menang minta ditunda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun