Mohon tunggu...
Yusuf Abdurrohman
Yusuf Abdurrohman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

A sign of intelligence is an awareness of one's own ignorance.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menilik Aksi 212 sebagai Social Movement

10 Desember 2022   12:25 Diperbarui: 10 Desember 2022   13:03 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Gerakan 212 ini terjadi ketika adanya penyimpangan sosial terhadap agama yaitu ketika Basuki Tjahaja Purnama atau yang sering kita kenal sebagai ahok yang pada saat itu juga masih menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta melakukan penistaan ataupun penghinaan terhadap ayat suci al-Qur'an yaitu surat al-ma'idah ayat 51. Beliau melakukan penistaan tersebut ketika sedang melakukan kunjungan kerja atau kampanye di pulau seribu pada tanggal 27 september 2016, yang pada saat itu juga akan dilaksanakan pilkada DKI Jakarta tahun 2017. 

Nah dari penjelasan ahok mengenai surat al-ma'idah ayat 51 itu terdapat satu orang pria yang merekam yang kemudian menyebarkan juga isu tersebut ke dalam media sosial, yaitu media sosial facebook. 

Dalam waktu singkat video tersebut pun menyebar luas ke seluruh khalayak masyarakat sehingga sontak masyarakat pun khususnya umat muslim ketika itu kecewa, marah serta tidak terima atas pidato ataupun penjelasan ahok mengenai surat al-ma'idah ayat 51 tersebut. Masyarakat menganggap ahok tidak mengerti sepenuhnya atas arti kandungan ayat suci al-qur'an tersebut, sehingga ahok pun ketika itu menjelaskan menurut pandangan pribadinya saja. Yang kemudian inilah awal mula gerakan ini terjadi.

Kemudian terlepas dari kesempatan politik yang terjadi ketika itu, kita beralih kepada mobilisasi masa yang pada saat itu sedang menggebu-gebu karena rasa tidak terimanya terhadap kejadian yang terjadi di pulau seribu tersebut. kemudian pada akhirnya umat muslim pun bersama- sama tergerak hatinya untuk melakukan tuntutan terhadap ahok dengan melakukan aksi besar-besaran di monas yang kemudian aksi ini dinamakan aksi 212 karna aksi tersebut dilaksanakan pada tanggal 2 desember 2016. 

Dalam hal ini tidak ada unsur rekrutmen individu agar bisa bergabung dalam aksi 212 ini, tetapi balik lagi karena terdapat rasa tali persaudaraan yang kuat antar sesama umat muslim karena rasa kekecewaanya terhadap agama mereka yang sudah di hina oleh pejabat publik yang dimana pejabat publik ini melainkan bukan dari agama islam, tetapi bisa-bisanya hanya karena hal ia ingin memenangkan pilkada selanjutnya ia sampai-sampai harus menghina agama lain untuk kepentingan pribadinya saja.  dari tujuan bersama itulah terbentuknya aksi massa 212 ini. 

Media pun memberitakan aksi massa 212 ini mencapai ratusan ribu bahkan jutaan orang yang tergerak dalam aksi ini. Aksi 212 ini pun juga sampai terdengar kepelosok - pelosok negara, bahkan negara-negara lain juga memuji aksi solidaritas masyarakat Indonesia ini terhadap kejadian yang viral tersebut. aksi ini dipimpin oleh salah satu ulama besar yang bernama habib Rizieq Shihab dari FPI. 

Akhirnya Dari aksi ini pemerintah pun merespon dengan baik dan memanggil ahok ke pengadilan untuk diberikan kesaksiannya terhadap kejadian yang terjadi di pulau seribu tersebut hingga pada akhirnya ahok pun ditahan. Aksi ini merupakan salah satu aksi terbesar sepanjang sejarah Indonesia khususnya bagi umat muslim di Indonesia. 

Maka dari itu sebuah sumber mobilisasi massa menjadi faktor penting dalam berhasil atau tidaknya suatu gerakan tersebut. kemudian Framing aksi 212 itu melalui bela islam bela NKRI, parade keislaman, serta seruan jihad yang karena pada saat itu adanya penistaan terhadap al-qur'an, ulama, dan adanya proses hukum yang tidak adil, yang kemudian pada akhirnya gerakan 212 ini hanya dijadikan sebagai alat elit politik untuk mendapatkan kekuasaan.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun