Sistem Drainase yang baik sangat efektif untuk mencegah terjadinya genangan air atau banjir di suatu kawasan.Â
Sistem Drainase adalah kesatuan bangunan air beserta komponennya yang berfungsi untuk mengalirkan air permukaan (surface run off) dari daerah hulu hingga hilir dengan aman.
Untuk daerah dataran rendah, dimana daratannya hampir sejajar dengan Muka Air Laut, sering mengalami banjir rob (genangan air akibat air permukaan tidak bisa keluar ke badan sungai).Â
Penanganannya dengan membangun Polder, Stasiun Pompa dan Pintu Otomatis di sekitar bantaran sungai.
Khusus daerah dataran tinggi, Sistem Drainase terdiri dari saluran buatan, saluran alami (sungai), kolam olakan, bangunan terjunan, kolam retensi, kolam detensi dan kanal banjir.
Sistem Drainase di suatu daerah (kabupaten / kota) dikatakan baik, bila bangunan air dan komponen pendukungnya dibangun berdasarkan Dokumen Masterplan Sistem Drainase.
Dokumen tersebut merupakan hasil perencanaan Tim Konsultan Perencana dengan menggunakan data curah hujan dan debit banjir rancangan kala ulang 10 tahunan (biasa digunakan di Indonesia).
Pada saat cuaca ekstrim (curah hujan sangar tinggi dengan durasi waktu yang lama), maka kapasitas saluran yang ada tidak mampu menampung debit aliran air yang dihasilkan.
Kala ulang ini berpengaruh kepada besarnya kapasitas debit air yang digunakan untuk menghitung dimensi saluran air, bangunan air dan komponen pendukungnya. Hal ini tentunya berpengaruh terhadap besarnya anggaran pembangunan yang diperlukan.
Di luar negeri basic design kala ulang yang digunakan adalah 25 – 50 tahunan, sehingga kapasitas saluran dan bangunan airnya mampu mengalirkan debit banjir tertinggi yang terjadi hingga 25 – 50 tahun ke depan. Artinya perencanaannya sudah memperhitungkan dampak pertumbuhan penduduk, perubahan tata guna lahan (kenaikan debit aliran permukaan) hingga 25 – 50 tahun ke depan. Kita lihat dimensi saluran drainase di luar negeri sangat besar, kadang bisa dilewati mobil.
Prinsip kerja saluran drainase berbanding terbalik dengan saluran irigasi. Dimensi dan kapasitas saluran drainase dari hulu ke hilir makin besar, sehingga apabila sistem drainasenya buruk, maka daerah hilir yang rendah sering mengalami banjir kiriman.