Mohon tunggu...
Yustisia Kristiana
Yustisia Kristiana Mohon Tunggu... Dosen - Akademisi

Mendokumentasikan catatan perjalanan dalam bentuk tulisan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Memelihara Tradisi Budaya di Desa Wisata Sasak Ende

30 Desember 2023   14:00 Diperbarui: 31 Desember 2023   10:12 712
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Desa Wisata Sasak Ende (foto: dokumentasi pribadi)

Liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) adalah momen ideal untuk menikmati waktu bersama keluarga dengan berlibur. Jika pilihan berliburnya adalah berkunjung ke Nusa Tenggara Barat (NTB), maka daya tarik wisata budaya yang satu ini layak dipertimbangkan untuk tempat berlibur sekaligus mempelajari kekayaan budaya.

Namanya Desa Wisata Sasak Ende. Desa wisata ini terletak di Desa Sengkol, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah. Lokasinya tidak jauh dari Bandara Internasional Lombok, kurang lebih 9 km atau sekitar 15 menit.

Cerita ini mengisahkan pengalaman berkunjung ke Desa Wisata Sasak Ende.

Keunikan Desa Wisata Sasak Ende

Saat memasuki desa wisata, salah seorang warga yang menjadi pemandu wisata menyambut dan mengucapkan selamat datang, namanya Husen. Husen yang kemudian menemani dan menjelaskan mengenai keunikan dari Desa Wisata Sasak Ende.

Di desa ini terlihat kehidupan sehari-hari masyarakat suku Sasak di rumah-rumah adat yang masih tetap mempertahankan bentuknya sejak zaman dahulu. Husen bercerita tentang rumah adat yang dinamakan bale tani

Nama bale tani ini dikarenakan masyarakat Sasak Ende mayoritas berprofesi sebagai petani.

Atap bale tani terbuat dari alang-alang dengan bentuk atap pendek di bagian depan. 

“Kita harus menundukkan kepala kalau masuk ke dalam rumah, ini mengajarkan tentang penghormatan kepada orang lain” terang Husen.

Bale tani (foto: dokumentasi pribadi)
Bale tani (foto: dokumentasi pribadi)
Bale tani memiliki struktur yang terbuat dari batu yang dilapisi dengan tanah liat. Pada bagian lantainya, digunakan campuran bahan dengan sekam untuk memperkuat teksturnya. Kemudian untuk melapisi permukaan lantai, masyarakat suku Sasak menggunakan kotoran kerbau atau sapi yang menggambarkan semangat kerja keras.

Bale tani hanya memiliki satu pintu dengan ukuran yang relatif sempit, dan pintu tersebut dibuka dengan cara digeser.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun