Bagi warga Jakarta dan sekitarnya berlibur maupun sekedar berakhir pekan ke daerah Bogor memang cukup mengasyikan. Selain karena dekatnya jarak tempuh perjalanan ke sana, keragaman pilihan wisata didukung dengan kesejukan udara serta keindahan pemandangan yang lekat dengan suasana alami, menjadi beberapa alasan bagi para wisatawan untuk terus mengeksplorasi daya tarik wisata di Bogor.
Menyadari bahwa Bogor selalu menjadi daya tarik yang kuat bagi wisatawan, tak heran maka objek-objek wisata baru terus dikembangkan. Salah satunya adalah Kebun Jati Pancawati.
Kebun Jati Pancawati
Kebun Jati Pancawati berlokasi di Desa Pancawati, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Sesuai dengan namanya, tempat ini merupakan area perkebunan jati sehingga memberikan nuansa asri dan sejuk. Kebun Jati Pancawati buka dari dari jam 08.00-18.00 dengan harga tiket masuk Rp. 5.000/orang.
Fasilitas yang terdapat di sini tergolong lengkap mulai dari area parkir, musala, toilet, wisata edukasi The Farm yang terdapat mini zoo dan kolam renang, spot foto, kafe dengan live music, camping area, villa dengan fasilitas AC, TV, kulkas, kompor serta gas, area untuk duduk hingga area untuk bersantai dengan menggunakan ayunan (hammock) maupun tikar.
Menuju ke Kebun Jati Pancawati tergolong cukup mudah untuk dijangkau. Bila dari Kota Bogor jaraknya sekitar 25 km, melalui jalan yang mengarah ke Sukabumi lalu akan bertemu Pasar Cikretek. Jarak dari Pasar Cikretek ke Kebun Jati Pancawati kurang lebih 7 km.
“Akses ke Kebun Jati Pancawati lebih nyaman dibandingkan berlibur ke arah Puncak yang lebih macet,” ujar Agung, salah satu wisatawan yang berasal dari Bekasi. Namun Agung menambahkan bahwa jalanan saat mendekati Kebun Jati Pancawati agak curam serta mendaki dan hanya muat untuk satu kendaraan sehingga harus ekstra hati-hati dalam mengemudi.
Faktor yang Perlu Diperhatikan dalam Tata Kelola
Mengutip dari I Gusti Bagus Rai Utama, dalam pengelolaan objek wisata dapat memperhatikan faktor-faktor yaitu faktor kelangkaan, objek wisata menawarkan daya tarik yang tidak ditemui di lokasi lain; faktor naturalisme, objek wisata menyajikan daya tarik yang belum berubah karena perilaku manusia; faktor keunikan, objek wisata memiliki keunggulan untuk bersaing dengan objek wisata lain; faktor pemberdayaan masyarakat, masyarakat lokal diberdayakan dalam pengelolaan objek wisata; faktor optimalisasi lahan, penggunaan lahan yang menjaga keseimbangan antara kebutuhan pasar dengan pertimbangan pelestarian; dan faktor pemerataan, manfaat dari keberadaan objek wisata juga dirasakan secara merata oleh masyarakat.
Kebun Jati Pancawati sebagai objek wisata baru yang utamanya mengusung tema wisata alam, kiranya dapat memperhatikan faktor-faktor tersebut dalam tata kelola. Hal ini agar keberadaannya bukan hanya memberikan manfaat bagi wisatawan yang datang dan pihak pengelola semata, namun juga bagi masyarakat lokal di sekitarnya untuk keberlanjutan bisnis di masa depan.
Salam wisata.
Referensi:
I Gusti Bagus Rai Utama (2006). Konsep Pariwisata (Kajian Sosiologi dan Ekonomi).
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI