Mohon tunggu...
Yustinus Sapto Hardjanto
Yustinus Sapto Hardjanto Mohon Tunggu... lainnya -

Pekerja akar rumput, gemar menulis dan mendokumentasikan berbagai peristiwa dengan kamera video. Pembelajar di Universitas Gang 11 (UNGGAS)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Catatan Paska Pencoblosan 04: Pekan Suci

13 April 2014   18:16 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:44 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kebanyakan kotak suara hasil pemilu 2014 kini masih berada di Panitia Pemunggutan Suara tingkat kelurahan/desa. Masih dilakukan rekapitulasi suara disana yang tidak selalu berjalan dengan mulus. Disana-sini ada berita soal pengelembungan suara. Semalam ada berita seorang caleg bersama pendukungnya menyandera kotak suara di kelurahan. Konon suara caleg itu hilang dan meminta kotak dibuka kembali namun tidak diijinkan oleh penyelenggara pemilu.

Sebagai orang Nasrani, saya terpaksa harus menyingkir dulu dari hiruk pikuk rekapitulasi suara, pasalnya minggu ini kalender liturgi Gereja Katolik memasuki masa yang disebut sebagai Pekan Suci. Yang diawali dari Minggu Palma, Kamis Putih, Jum’at Agung dan Paskah.

Minggu Palma adalah peringatan saat Yesus memasuki Kota Yerusalem, disambut bak seorang Raja. Yesus memasuki kota Yerusalem, disambut oleh deretan warga yang memegang ranting dedaunan sambil menyanyi “Yerusalem..Yerusalem ... lihatlah Rajamu...”.

Situasi yang sama mungkin kini dialami oleh para caleg yang telah menyebar saksi atau pemantau yang telah menyetor suara. Beberapa diantaranya telah menunjukkan perolehan yang cukup untuk menduduki kursi di dewan perwakilan. Maka bisa dipastikan jika mereka berjalan, bertemu dengan orang yang dikenal maka akan disalami, disambut dengan hiruk pikuk lewat sebutan baru “bapak atau ibu dewan” atau mereka yang akan duduk di kursi DPD mungkin sudah disebut sebagi Senator.

Menjadi anggota dewan, legislator atau senator adalah sebuah kedudukan yang tinggi. Bak seorang raja, karena memegang mandat dari masyarakat yang diwakilinya. Raja pada prinsipnya adalah seseorang yang diberi kekuasaan oleh rakyatnya. Rakyat percaya dan tunduk kepadanya karena yakin Sang Raja mengerti yang terbaik untuk rakyatnya.
Setelah Minggu Palma, kalender liturgi akan memasuki hari Kamis Putih. Saat perjamuan terakhir, masa dimana Yesus mengajak para muridnya, orang terdekat untuk mengadakan perjamuan terakhir. Pada saat itu Yesus mencuci kaki para muridnya.

Para caleg untuk mendapat kedudukan pada saat ini pasti disokong oleh berbagai macam pihak, apa yang biasa disebut sebagai tim pemenangan. Ketika kemenangan sudah dicapai dan caleg akan memasuki babak baru dari peserta pemilu menjadi wakil rakyat maka perlu berpisah, membebaskan diri dari kelompok-kelompok tertentu yang menopangnya selama ini. Sebelum duduk sebagai anggota dewan para caleg perlu mengadakan perjamuan perpisahan, membubarkan tim pemenangan, lepas dari mereka.

Para caleg perlu ‘mencuci kaki’ anggota tim pemenangan, sebagai bentuk ucapan terima kasih terakhir untuk kemudian berpisah dan menyatukan diri dengan mereka yang diwakilinya. Jabatan sebagai anggota dewan tidak boleh digadaikan untuk membalas budi mereka yang mendukungnya selama ini.

Menjadi anggota dewan ibarat saat Yesus memasuki Jum’at Agung. Hari dimana Yesus memikul salib, memikul beban dosa dari umat yang percaya kepadaNYA. Hari itu adalah hari Yesus menelusuri jalan salib, via dolorosa, jalan penderitaan. Jalan yang berpuncak pada bukit Golgota tempat Dia akan tergantung, mati dipaku di kayu salib.
Menjadi wakil rakyat sesungguhnya adalah jalan penderitaan. Karena wakil rakyat menanggung semua beban derita, permasalahan yang dihadapi warganya untuk dicarikan jalan keluar dengan kebijakan dan alokasi sumber daya. Menjadi wakil rakyat, ibarat seseorang menyerahkan dirinya untuk disalib, berkorban sampai titik darah penghabisan, menyerahkan hidupnya untuk mereka yang diwakilinya.

Pengorbanan akan berpuncak dalam kemuliaan. Paskah adalah saat dimana Yesus bangkit dari kubur menuju kemuliaan. Paskah menjadi pertanda, pengorbanan diri Yesus menghasilkan penebusan bagi umatNYA.

Pun demikian dengan para anggota dewan nanti. Apabila mereka mampu melahirkan kebijakan-kebijakan yang menghasilkan ‘penebusan’ bagi masyarakatnya maka akan beroleh kemuliaan. Mulia karena akan dikenal dan dikenang sebagai anggota dewan yang punya integritas, mengabdi untuk rakyatnya, menjadi sosok yang amanah.
Selamat memasuki pekan suci untuk saudara-saudariku seiman dan untuk para kandidat pemenang pemilu muliakan diri anda dengan memegang teguh amanat pemilih serta menyerahkan diri sepenuhnya kepada mereka-mereka yang anda wakili.

Pondok Wirguna, 13 April 2014
@yustinus_esha

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun