Mohon tunggu...
Yusticia Arif
Yusticia Arif Mohon Tunggu... Administrasi - Lembaga Ombudsman DIY

I Q R O '

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Pedoman Kunci Menuju Rumah Hijau

26 Desember 2015   19:04 Diperbarui: 26 Desember 2015   19:11 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Isu-isu kerusakan lingkungan kini makin menjadi fakta yang tidak terbantahkan. Pertambahan populasi dunia yang kian meningkat, membuat lingkungan semakin terbebani daya dukungnya. Persoalan kekeringan dan kesulitan air bersih, musim panas ekstrem, banjir bandang, naiknya permukaan air laut hanyalah sedikit fakta yang kita hadapi dan rasakan. Apakah kita akan diam saja?

[caption caption="Konsepsi rumah hijau (sumber : Syri's Ecology Homepage)"][/caption]National Geographic melalui saluran beritanya menganjurkan orang agar mulai melakukan 1 hal sederhana untuk misi penyelamatan bumi. Ada banyak cara dimana kita bisa berperan. Melalui tulisan sederhana ini, saya ingin berbagi tentang pedoman menuju konsep rumah hijau. Berikut ini beberapa pedoman yang saya olah dari berbagai sumber. Semoga bermanfaat.

  • Pentingnya lokasi rumah

Dalam pemilihan lokasi, arah hadap bangunan terhadap sinar matahari sangat penting. Apakah posisi rumah memungkinkan cukup sinar matahari untuk masuk? Apakah kita dapat memanfaatkan sinar mataharis tersebut secara optimal untuk pencahayaan alami.

Dalam pemilihan lokasi, perlu dicari informasi juga, apakah lokasi rawan banjir, gempa bumi atau erupsi gunung berapi?

Dan pertimbangan penting berikutnya, apakah lokasi rumah dekat dengan fasilitas transportasi publik, sehingga kita bisa cukup berjalan kaki atau menggunakan kendaraan umum untuk pergi ke pusat-pusat pelayanan kota atau lingkungan. Kedekatan lokasi dengan fasilitas seperti ini akan memangkas jejak karbon karena kita telah berhemat energi.

  • Pertimbangkan ukuran rumah

Dalam mencari rumah yang berkonsep hijau, ukuran memegang peranan penting. Semakin kecil sebenarnya semakian baik, karena efisien dalam penggunaan energy misalnya untuk pendingin ruangan. Tapi pertimbangkan juga bila keluarga kita dalam jangka waktu tertentu akan bertambah (misalnya mempunyai bayi lagi), pastikan masih ada cukup ruang untuk mengakomodasi pertumbuhan keluarga.

Di negara-negara maju, kini bahkan sedang tren rumah mungil karena faktor hemat energinya. Konsep rumah mungil juga tidak menghabiskan seluruh lahan dimana sisanya dimanfaatkan untuk urban farming.

  • Pastikan menggunakan produk berlabel “Energy Star

Perhatikan perlengkapan rumah tangga yang hendak kita beli. Produk-produk yang berlabel “Energy Star” berarti telah mendapat lisensi dari Environmental Protection Agency (semacam Badan Lingkungan Hidup) dan aman digunakan. Keberadaan produk-produk seperti ini dirumah akan membantu kita menghemat energy yang dikeluarkan untuk beroperasinya barang-barang tersebut terutama terasa dampaknya dalam jangka panjang (tentunya juga menghemat pengeluaran).

  • Perhatikan insulasi bangunan

Konsep rumah hijau belum lengkap tanpa insulasi yang sempurna. Rumah menggunakan banyak energi dalam proses pendinginan atau pemanasan ruang. Jika insulasi tidak tepat, maka energy yang dibutuhkan semakin besar untuk prosesnya.

Untuk wilayah Indonesia yang beriklim tropis, Kemen PU pernah menerbitkan Pedoman Pembangunan Rumah Sehat, kita bisa menjadikan pedoman ini sebagai tolok ukur ketika memilih atau membangun rumah.

  • Minimalkan pembelian barang-barang baru

Jika kita membangun atau merenovasi rumah, usahakan untuk tidak membeli barang baru semaksimal mungkin terutama bila produk tersebut tidak termasuk kategori ramah lingkungan. Dalam poin ini, membeli barang bekas yang masih layak pakai sangat dianjurkan. Bisa juga kita memilih produk-produk daur ulang. Misalnya, kita bisa mendesain dinding dan pantry dapur menggunakan mozaik dari kaca bekas.

  • Pilihlah material ramah lingkungan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun