Mohon tunggu...
Yussy Dwi Wijayanti
Yussy Dwi Wijayanti Mohon Tunggu... Guru - GURU

Saya adalah seorang guru yang senang membaca, dan menulis. Saya menyukai hal - hal yang berhubungan dengan seni, termasuk seni musik dan suara. Saya adalah pengajar Kimia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Diklat Wawasan Kebhinekaan Global (WKG) PPG Daljab Kemendikbud Angkatan 3 Tahun 2023 Universitas Negeri Malang

29 Januari 2024   06:05 Diperbarui: 29 Januari 2024   06:54 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Program Studi Pendidikan Profesi Guru (PPG) Universitas Negeri Malang (UM)  menggelar diklat bertajuk Wawasan Kebhinekaan Global. Diklat dilaksanakan pada seluruh jurusan, termasuk  pada hari minggu 21 Januari 2024 pada bidang studi kimia kelas 001 LPTK Universitas Negeri Malang (UM). Diklat ini dilaksanakan mulai pukul 07.00 sampai 16.00 secara daring. Diklat yang diikuti oleh 30 mahasiswa kimia ini dibimbing oleh bapak Dr. H. Ridwan Joharmawan, M.Si., ibu Dr. Oktavia Sulistina, S.Pd., M.Pd. dan bapak Danar, S.Si, M.Sc. selaku wali kelas kimia 001. Dengan mengusung tema "Dunia yang Berwarna" kegiatan ini memberikan wadah bagi mahasiswa untuk menggali pengetahuan mengenai perbedaan budaya, bahasa, dan tradisi yang ada di seluruh dunia. 

Diklat ini dirancang untuk memberikan perspektif luas kepada calon guru tentang keberagaman budaya dan globalisasi yang kian mempengaruhi dunia pendidikan., tidak hanya formalitas, tetapi merupakan perjalanan intelektual yang menggugah, membangun kesadaran, dan menggali potensi keberagaman sebagai aset berharga dalam dunia pendidikan yang semakin kompleks dan terkoneksi secara global. "Wawasan Kebhinekaan Global memiliki tujuan utama agar calon pendidik dapat memahami perbedaan dalam kehidupan secara menyeluruh hingga lingkup global bukan sekadar keberagaman antar suku. 

Pengalaman penulis ketika mengikuti diklat ini , sangat menarik dan menyenangkan karena kegiatan WKG ini mengintegrasikan permainan menyenangkan yang dapat meningkatkan partisipasi aktif peserta, yang didalamnya ada materi yang sangta kompleks, adanya game yang menarik didalamnya  tidak lain  untuk meningkatkan partisipasi dan pengalaman belajar yang menyenangkan sehingga dapat mudah diingat dan melekat dalam memori jangka panjang.

Kemajuan suatu bangsa juga dapat dilihat melalui rasa nasionalisme yang dimiliki para generasi muda pada bangsa mereka sendiri sebagai bentuk manifestasi identitas dan budaya, termasuk juga bahasa dan sastra. Salah satunya adalah kemunduran penggunaan bahasa Indonesia di ruang-ruang publik, seperti penamaan bangunan dan kawasan. Fenomena itu menunjukkan bahwa superioritas bahasa asing lebih tinggi daripada bahasa Indonesia.

Minimnya rasa nasionalisme generasi muda juga dapat dilihat dari fenomena xenomania atau kesukaan yang berlebihan terhadap segala sesuatu yang berasal dari luar negeri, baik bahasa, sastra, maupun budaya. Fenomena itu sedikit banyak berpengaruh pada pergeseran identitas dan budaya generasi muda bangsa Indonesia.

Di tangan generasi mudalah letak nasib suatu bangsa, termasuk bahasa dan sastranya. Di tangan merekalah eksistensi nasionalisme itu berada. Walaupun berjiwa kompetitif, kreatif, dan inovatif, jika tidak mempunyai rasa nasionalisme terhadap bangsa, generasi muda akan kehilangan identitas dan akar budayanya. Hilangnya identitas dan budaya bangsa akan berpengaruh pada eksistensi Indonesia di kancah internasional hingga lambat laun akan tergerus oleh budaya asing.

Demi menunjang tercapainya tujuan karakter tersebut, pemerintah membuat kurikulum terbaru yaitu kurikulum Merdeka yang didalamnya terdapat Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). P5 bertujuan untuk Membantu guru dalam menumbuhkan kapasitas dan membangun karakter luhur siswa sebagaimana yang diejawantahkan dalam Profil Pelajar Pancasila dalam proses pembelajaran. Dapat menghasilkan siswa yang mandiri karena mereka diajarkan dan dilatih mempersiapkan diri mereka untuk dunia kerja di masa depan. 

Melanjutkan dari pembelajaran pembentukan karakter diatas, kementrian Pendidikan mengadakan diklat Wawasan Kebhinekaan Global yang diikuti seluruh mahasiswa PPG Daljab Angkatan 3. Diklat WKG ini hadir untuk memperkuat nilai -- nilai keberagaman, penghargaan terhadap nilai-nilai kemanusiaan. Diklat WKG diharapkan mampu meningkatkan pemahaman toleransi dan menumbuhkan sikap toleran pada guru dan tenaga kependidikan (GTK) sebagai agen promosi toleran kebhinekaan. Juga memperluas wawasan dan pemahaman mahasiswa tentang kebhinekaan global, sehingga mereka dapat menjadi pemimpin masa depan yang mampu mengatasi tantangan dan masalah global dengan cara yang inovatif dan inklusif.

Secara keseluruhan, diklat ini mengangkat 5 topik antara lain:

 Topik pertama Kebhinekaan Global "Dunia yang Berwarna" membahas tentang keberagaman ras, bahasa, dan bangsa yang hidup berdampingan didunia. Topik ini memiliki 5 konsep yaitu pertama "Kita Satu Kesatuan Yang Berbeda" menjelaskan bahwa tak ada ras yang 100% murni. Semua adalah gabungan dari berbagai bangsa, dan pada akhirnya terhubung pada sumber yang sama. Konsep kedua "Ragam Manusia, Ragam Bangsa, Ragam Bahasa" kurang lebih 6500 Bahasa etnik dan nasional digunakan bercakap-cakap penduduk dunia. Konsep ketiga "Keragaman Tingkat Kecerdasan". Konsep keempat "Kerentanan", dan kelima "Kunci Sukses Abad ke-21".

 Topik kedua Kebhinekaan Indonesia "Negeri yang Harmoni" mahasiwa diajak untuk bermain games Dunia Suku. Mahasiwa berperan sebagai anggota dari salah satu dari 4 suku dan setiap suku memiliki misi yang harus dicapai. Pada topik kedua ini diharapkan mahasiswa mampu memahami makna toleransi dan cara mempraktikan pada kehidupan sehari- hari, mampu menganalisis penyebab kerentanan akan kebhinekaan, dan memahami konsep moderasi yang prinsip-prinsipnya mendukung tercapainya profil pelajar Pancasila.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun