Mohon tunggu...
Yusran Darmawan
Yusran Darmawan Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Tinggal di Pulau Buton. Belajar di Unhas, UI, dan Ohio University. Blog: www.timur-angin.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Mencari Perawan di Pulau Derawan

7 Juni 2015   02:47 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:19 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_420207" align="aligncenter" width="576" caption="suasana di Pulau Derawan, Berau, Kalimantan Timur"][/caption]

DARI berbagai penjuru dunia, para penyelam berdatangan ke Pulau Derawan. Mereka mencari sesuatu yang alami, tak banyak terjamah manusia, serta tak pernah ditelusuri. Mereka tak sekadar mencari pemandangan bawah laut menakjubkan, atau penyu yang setia hilir mudik di sekitar pulau itu. Mereka mencari perawan!

***

KAPAL speedboat kecil yang memuat 12 orang penumpang melaju kencang dari Tanjung Batu, Berau. Aku dan kawan-kawan bergerak ke Pulau Derawan untuk rekreasi. Kami, rombongan peneliti muda, berharap menemukan sesuatu yang berbeda. Minimal kami bisa menuntaskan rasa penasaran kami atas kemasyhuran Derawan hingga manca negara.

Perjalanan itu dimulai dari Bandara Kalimarau di Tanjung Redeb. Selanjutnya kami meneruskan perjalanan dengan mobil selama dua jam ke Kampung Tanjung Batu. Dari sini, kita hanya butuh sekitar 20 menit untuk mencapai Derawan. Jika ingin perjalanan itu sempurna, lanjutkanlah ke Pulau Maratua, Kakaban, dan Saumlaki. Selalu ada yang unik di setiap pulau. Selalu ada rasa dan cerita yang berbeda di setiap tempat.

Sejak beberapa tahun terakhir, Derawan ibarat bidadari cantik yang terus-menerus dibincangkan para traveler dan penikmat wisata bawah laut. Pulau ini dianggap bisa memuaskan hasrat berpetualang, hasrat untuk menyelam, dan hasrat menemukan pemandangan bawah laut yang menakjubkan.

Beberapa orang mengatakan bahwa pulau ini lebih kondang di luar negeri. Bersama pulau-pulau lain seperti Maratua, Samalaki, Samama, dan Kakaban, gugusan pulau ini adalah zamrud di bumi khatulistiwa yang digandrungi banyak kalangan. Arus wisatawan meningkat. Banyak orang lalu menanam mimpi untuk ke pulau ini. Mereka membayangkan bagaimana indahnya pantai pasir putih, laut biru, serta penyu hijau yang berenang di sekeliling.

Setiba di Pelabuhan Derawan, kami bergerak menyusuri pemukiman. Ternyata, pulau ini adalah rumah bagi orang-orang Bajau yang sejak dulu mendiami pulau. Bajau memang dikenal sebagai pengelana lautan. Mereka punya filosofi bahwa lautan adalah rumah bagi siapapun yang bisa didatangi dan dikunjungi kapan saja. Mereka bebas tinggal di pesisir manapun, khususnya yang tak pernah dikunjungi manusia lain.

[caption id="attachment_420208" align="aligncenter" width="576" caption="beberapa resort untuk para wisatawan"]

14325744901075021346
14325744901075021346
[/caption]

Orang-orang Bajau yang kusaksikan ini sedemikian ramah dan bersahabat. Mereka menawarkan senyum tulus serta persahabatan pada siapapun yang datang. Mereka bersedia menjadi tour guide, mendemonstrasikan kemampuan berenang bersama penyu-penyu hijau di pesisir pulau, serta bersedia menawarkan rumahnya menjadi tempat berdiam selama beberapa waktu.

Di tengah keramahan itu, ada semacam getir yang merekah. Para sahabat Suku Bajau ini hanya menjadi penonton dari dinamika wisata yang didominasi oleh pemerintah, pengusaha wisata, serta para pelancong dari berbagai tempat. Orang-orang Bajau ini tak pernah diajak untuk merumuskan hendak ke mana nasib pulau mereka. Tak ada informasi tentang rencana atas perkampungan itu. Jangan-jangan mereka akan disingkirkan oleh berbagai resort mewah yang tumbuh bak jamur di pulau itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun