Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Cermati 6 Kesalahan Fatal Si Pewawancara Pelamar Kerja

5 Mei 2021   14:40 Diperbarui: 6 Mei 2021   15:21 2570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Wawancara Kerja (Element Envanto/Bialasiewicz)

Sayangnya, atribut fisik juga mendistorsi penilaian yang diberikan oleh si pewawancara pada kandidat. Misalnya, orang biasanya menganggap sifat yang lebih disukai dan hasil hidup yang lebih sukses pada orang yang menarik. Demikian pula, ras dapat berperan, bergantung pada cara Anda melakukan wawancara.

Dalam sebuah penelitian, anggota kulit putih dari panel wawancara dengan ras seimbang menilai kandidat kulit putih lebih tinggi, sementara pewawancara kulit hitam menilai kandidat kulit hitam lebih tinggi. Namun dalam semua kasus, wawancara terstruktur menghasilkan lebih sedikit perbedaan antara minoritas dan kulit putih orang yang diwawancarai daripada yang tidak terstruktur.

Satu studi lain menyimpulkan bahwa "wawancara terstruktur dapat meminimalkan atau menghilangkan potensi bias sehubungan dengan kesamaan demografis antara pelamar dan pewawancara."

Kesalahan keenam: Perilaku Pewawancara

Kesalahan terakhir yang tanpa disadari terjadi adalah perilaku dari si pewawaancara itu sendiri, bahkan dampak daya rusaknya terhadap hasil wawancara bisa saja tanpa batas, baik yang dialami si kandidat maupun perusahaan yang diwakilinya.

Perhatikan sejumlah contoh berikut ini bagaimana perilaku si pewawancara dalam mengajukan pertanyaan kepada si kandidat atau pelamar pekerjaan :

  • Beberapa pewawancara secara tidak sengaja mengirimkan dalam bentuk telegram atau email jawaban yang diharapkan, seperti dalam: "Pekerjaan ini melibatkan banyak stres. Anda bisa mengatasinya, bukan? "
  • Bahkan isyarat halus, seperti senyuman atau anggukan, dapat mengirimkan jawaban yang diinginkan.
  • Beberapa pewawancara berbicara demikian banyak yang pelamar tidak dapat menjawab pertanyaan.
  • Di sisi lain, beberapa pewawancara membiarkan pelamar mendominasi wawancara.
  • Ketika pewawancara memiliki kesan prewawancara yang baik dari pelamar, mereka cenderung bertindak lebih positif terhadap orang itu, lebih banyak tersenyum, misalnya. 
  • Pewawancara lain berperan sebagai interogator, dengan gembira menerkam ketidakkonsistenan.
  • Beberapa pewawancara berperan sebagai psikolog amatir, secara tidak profesional mencari makna tersembunyi dalam apa yang dikatakan pelamar.
  • Ada juga pewawancara yang mengajukan pertanyaan yang diskriminatif.

Pentingnya Wawancara

Suka atau tidak suka, sadar atau tidak sadar, metode wawancara ini paling banyak digunakan oleh para manajer, bukan saja hanya untuk wawancara kandidat tetapi juga untuk promosi, kenaikan gaji dan evealuasi kinerja. Tetapi juga untuk kepentingan melakukan beragam kajian dalam mengembangkan organisasi dan perusahaan.

Persoalannya adalah bahwa wawancara memiliki tempat yang ironis dalam proses perekrutan karyawan, semua orang menggunakannya, tetapi umumnya tidak valid. Kuncinya adalah melakukannya dengan benar. Jika ya, maka wawancara umumnya merupakan prediktor kinerja yang baik dan sebanding dengan banyak teknik seleksi lainnya. 

Keenam errors yang sudah disajikan diatas menjadi concern kunci tiada henti bagi manajamen perusahaan/organisasi agar tidak menjadi bumerang bagi perusahaan itu sendiri. Artinya, kesalahan si pewawancara akan memungkinkan membuat keputusan yang salah menerima atau menolak kandidat dalam perusahaan. Kalau yang diterima adalah yang lolos karena kesalahan si pewawancara maka dampaknya akan sangat berbahaya. Disisi lain, kandidat yang terbaik terpaksa lepas hanya karena kelalaian si pewawancara.

Bagi setiap pelamar yang bisa mencapai tahapan wawancara, harus mencermati kekeliruan yang sangat mungkin dialami dari errors si pewawancara. Kendati itu diluar kendali si pelamar tetapi bisa lebih mempersiapkan diri dengan mengatisipasi keenam hal tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun