Artikel di Kompasiana yang Dibayar Rp 16 Juta

Harus diakui bahwa kemajuan media warga kompasiana ini luar biasa, kisah di balik setiap kompasianer memang heboh. Saya sering sekali senyum-senyum sendiri menyaksiakan bagaimana setiap anggota mengaktualisasikan diri dengan beragam gaya. Ada banyak yang sudah menemukan passion nya untuk menulis tiada jemu dan bukan sekedar mencari "sesuap nasi" hehe... 

Saya pun mengalami semua yang sudah dialami oleh kompasiner yang betul-betul mulai dari nol dan belajar sendiri menulis dan menulis dari semua dinamika yang disajikan oleh blog warga kompasiana ini. Saya memiliki banyak cerita seru secara pribadi, dan sering menjadi bahan segar dan fun ketika saya berada di depan kelas saat mengajar mahasiswa.

Teman-teman saya para dosen berpikir kalau saya dapat honor besar dari kompasiana, karena hampir setiap hari artikel saya selalu muncul, terutama dua tahun pertama 2018 dan 2019 saya terus menulis dengan gaya kekinian. Tidak mudah tetapi sungguh meng-asikan dan menantang pikiran setiap hari. Ini menolong saya untuk meng-update pikiran dengan dinamika yang sedang terjadi di jagad raya ini, utamanya negeri Indonesiaku.

Saya memiliki dua pengalaman seru yang hendak saya bagikan buat teman-teman kompasianer dalam rangka memberi makna pada Ulang Tahun - 12 Kompasiana hari ini, 22 Oktober 2020. 

Pengalaman ini juga yang memberikan konfirmasi kepada saya bahwa pilihan untuk tetap menulis di kompasiana adalah pilihan terbaik saat ini dan mungkin hingga waktu habis hehe...tidak mau kalah dengan Seniore Pak Tjiptadinata dan Bunda Ros yang tiada lelah terus berbagi melalui goresan hari demi hari.

Pertama, ketika artikel saya dibayar dengan harga Rp 16 juta, cash lho hehe...! Ini serius, sebuah artikel saya berjudul "Sistem Penilaian Kinerja Karyawan, Antara Obat atau Penyakit" yang saya posting pada tanggal 16 Juni 2018, setahun kemudian ketika dibaca oleh seorang CEO perusahaan jasa keuangan besar di negeri ini, lalu menelpon saya untuk berjumpa. 

Intinya, dia mau saya membawakan topik ini dalam sebuah pertemuan rutin bulanan mereka, yang disebut sebagai "Leaders Insight" dan di hadiri oleh seluruh pimpinan mulai dari manajer level bawah hingga CEO dengan jumlah 250 orang. Lalu, jadilah saya menjadi nara sumber selama setengah hari, dan karenanya saya diberikan honor Rp 16 juta. Dan anda sudah menduga apa yang terjadi selanjutnya bukan?! 

Ini sebuah konfirmasi kunci bahwa apa yang selalu kita kerjakan dengan serius dan persisten hasilnya tidak akan pergi kemana-mana. Karena betul pesan bijak bahwa apa yang Anda tabur itu juga yang pasti Anda akan tuai. Teruslah menabur maka tuaian akan tiba waktunya.

Kedua, artikel saya dikejar-kejar untuk dimasukan dalam sebuah buku kumpulan artikel. Ini pengalaman serius dan nyata teman-teman kompasinaner. Suatu kali, seseorang terus mencari saya dan mau jumpa. 

Lalu setelah ketemu ternyata sahabat baik saya yang sudah lama tidak berkontak, seorang ahli komunikasi dan kami pernah satu tim dalam perjalanan ke negaranya Donald Trump. Dia meminta sejumlah artikel saya di kompasiana untuk dimasukan dalam buku yang sedang dia susun. Ketika buku itu terbit sungguh menyenangkan karena di dalam buku itu ada sekitar 15 penulis keren yang hebat dari berbagai bidang, mulai dari guru SMP hingga guru besar di bidang pendidikan.  Dan Anda tahu kisah selanjutnya bukan!?

Ini baru dua pengalaman saja selama menjadi warga negara kompasiana sejak April 2018 efektif menulis. Dan masih sungguh sangat banyak kisah lain yang tidak kalah seru, lucu bahkan konyol juga dalam keseharian menjalani rutinitas kehidupan sebagai "Blog Kompasiana".