Masih dalam suasana 100 hari pemerintahan Jokowi-Maruf Amin akhirnya untuk pertama kali berkunjung ke Aceh setelah dilantik sebagai Presiden RI untuk jabatan kedua kalinya pada tanggal 20 Oktober 2019 yang lalu bersama dengan Wakil Presiden Maruf Amin.
Sangat penting dan menarik bagaimana sikap warga Aceh yang diungkapkan oleh Gubernur Aceh yang meminta maaf kepada Presiden Jokowi atas kesalahan masa lalu. Kompas.com menurunkan berita hangat ini dengan judul Gubernur Aceh Minta Maaf atas "Khilaf Masa Lalu", Jokowi: Jangan Keliru, Pilpres Sudah Usai.
Permintaan maaf Gubernur Aceh ini sebagai terceminan dari terbelahnya masyarakat Aceh ketika Pemilihan Presiden pada tanggal 17 April 2019 yang lalu. Hasil Peilpres memperlihatkan bahwa di Aceh pasangan Jokowi-Amin kalah telak dari lawannya pasangan Prabowo-Sandiaga Uno dengan perbandingan yang sangat jauh, yaitu 404.188 suara untuk Jokowi versus 2.400.746 suara untuk pasangan Prabowo.Â
Sangat bisa di mengerti kalau masyarakat Aceh tidak merasa memilih Jokowi sebagai Presiden. Namun kenyataan politik berbicara lain, karena ternyata Prabowo-Sandiaga kalah dalam kompetisi Pilpres 2019 ini.
Ada rasa bersalah yang mendalam ketika pada akhirnya Jokowi sebagai Presiden terpilih 2019-2024 mengunjungi Aceh dengan segala program pembangunan yang direncanakan demi kemajuan tanah rencong ini.
Nampaknya ini kenyataan pahit buat negeri ini. Karena kekalahan dalam Pilpres yang sudah usai hampir setahun, masih ada masyarakat yang masih belum "move on", dan seakan-akan kekalahan politik itu juga menjadi bagian dari negeri ini yang tidak dibangun oleh pemerintah.
Pertanyaan yang menarik adalah apakah hanya masyarakat Aceh saja yang memiliki perasaan dan sikap bersalah akan masa lalu terhadap Jokowi sebagai orang nomor satu di negeri ini ?
Saya menduga kuat bahwa sikap masyarakat Aceh itu juga masih ada di sejumlah daerah yang pilihan politiknya kalah saat kontestasi Pilpres 2019 yang lalu. Dan sangat mungkin mereka memiliki perasaan sebagai warga kelas dua di negeri ini, hanya gara-gara kalah dalam Pilpres.
Bila ini yang sungguh-sungguh ada di tengah masyarakat, yaitu masih belum "move on", maka harusnya pemerintahan Jokowi tidak boleh mengabaikan hal ini. Perlu ada upaya yang signifikan agar masyarakat semua segera move on. Kalau tidak akan menjadi hambatan dalam mendorong pembangunan kearah yang lebih cepat.
Apa yang disampaikan oleh Jokowi di depan masyarakat Aceh sungguh sangat menyejukan, baik untuk masyarakat di tanah Aceh sendiri tetapi juga untuk wilayah lain yang masih belum move on, dan masih merasa kelompok yang kalah dalam Pilpres 2019, seperti yang diberitakan kompas.com pesan kunci dari Presiden Jokowi.