Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Wabah Virus Corona Menguji Kesadaran dan Solidaritas Global

4 Februari 2020   14:45 Diperbarui: 4 Februari 2020   19:58 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wabah virus korona masih terus "mengganas" secara global dan angka-angka statistik terus bertumbuh dengan signifikan. Diberitakan oleh laman VOA per tanggal 4 Februari memperlihatkan angka-angka yang sudah mulai mencemaskan secara global. Pejabat China, Selasa (4/2/2020) mengatakan, jumlah orang yang tertular di negara itu kini mencapai angka 20.438 oranag. Dan kematian di China akibat virus korona ini telah menembus angka lebih 400 kasus atau orang. Bahkan dalam waktu 24 jam dikonfirmasi kasus-kasus baru mencapai angka 2.800 san.

Kendati infeksi virus ini sebagian terbesarnya ada di China, tetapi ada ratusan kasus yang terjadi di sejumlah negara bahkan sudah lebih dari 23 negara, bahkan di Filipina sendiri menjadi kasus kematian pertama tentang virus korona ini. Walaupun beberapa hari kemudian korban seorang laki-laki berumur sekitar 44 tahun itu berasa dari Wuhan China.

Terlepas dari misteriusnya penyebab pasti dari virus yang diberi nama Corona Virus atau Novel Coronavirus, fakta dan kenyataan yang ada telah memperlihatkan jatuhnya ratusan korban meninggal, puluhan ribu sedang terinfeksi dan sedang dirawat dan terus saja bertambah secara signifikan terutama di Negara China sendiri. Kenyataan ini telah membawa keresahan bagi masyarakat secara global, dan sangat mungkin bila tidak bisa dihentikan secara signifikan bisa menjadi kepanikan, ketakutan bahkan yang lebih fatal dari itu lagi.

Bila ini akan terjadi maka dipastikan, efeknya bagi kehidupan secara global pasti tidak baik. Akan terganggu semua sistem kehidupan masyarakat suatu negara, maupun antar negara. Terlebih ketika secara global, dari sisi ekonomi dan bisnis serta sistem sosial lainnya, negara-negara saling terkait, terkoneksi dalam menjalani pembangunan kehidupan.

Artinya, ketika sistem global, koneksitas dan networking yang sudah mapan berjalan selama ini akan terganggu, maka dipastikan sistem kehidupan masyarakat global juga akan terganggu. Dan kalau ini akan terganggu, maka dipastikan kehidupan manusia secara global akan menurun dan dampaknya mungkin sangat mengerikan.

Lihat saja misalnya yang terjadi di China sendiri. Dimulai dengan menutup habis akses masuk dan keluar serta menghentikan seluruh aktifitas masyarakat di kota Wuhan yang dikabarkan berpenduduk sekitar 11 juta orang, betul-betul di lock down. Tidak terbayangkan ketika sumber daya yang dibutuhkan, kebutuhan minimal mereka berkurang dan habis maka yang akan terjadi adalah saling berebut, mempertahankan hidup, hukum rimba bisa saja terjadi, dan kecurigaan antar sesama menjadi sikap yang pasti muncul demi kelangsungan hidup.

Kini China sudah menutup habis 4 kota besarnya yang dicurigai sebagai tempat epidemi signinifikan dari virus korona ini. Kota-kota itu adalah Wuhan, Huangga, Ezhou, dan Wenzhou. Dan dipastikan pemerintahan negara tirai bambu ini akan sangat melelahkan untuk menghadapi dan mengelola masalah yang mereka hadapi dengan total pendudukan 27 juta orang yang saat ini terpaksa terisolir. 

Pada satu sisi, dunia juga menyaksikan dan mengakui bagaimana pemerintahan China bergerak dengan cepat untuk menghadapi situasi yang terburuk. Termasuk membangun RS khusus dalam waktu hanya dua minggu dengan kapasitas 1000 tempat tidur. Bahkan Presiden China Xi Jinping telah menetapkan sikap dengan mengatakan "kami telah melancarkan perang rakyat untuk mencegah epidemi ini"

https://foto.kompas.com/photo/read/2020/02/04/1580797641086/penampakan.huoshenshan.rumah.sakit.corona.di.wuhan.yang.dibangun.dalam.8.hari
https://foto.kompas.com/photo/read/2020/02/04/1580797641086/penampakan.huoshenshan.rumah.sakit.corona.di.wuhan.yang.dibangun.dalam.8.hari
Keputusan WHO untuk menetapkan wabah virus korona ini sebagai Darurat Global patut di apresiasi. Paling tidak, China dan negara-negara yang sudah mulai terinfeksi virus yang misterius ini tidak merasa berjalan sendiri-sendiri. Tetapi tetap dalam koridor bergandengan tangan menghadapi wabah global ini. Terutama mempersiapkan negara-negara yang tidak memiliki sumber daya yang memadai untuk menangkal virus korona ini dan dengan begitu, badan PBB itu WHO akan mengambil posisi men support.

Sebagai wabah global, tentu saja tidak mudah bagi setiap negara untuk menghadapi rakyatnya yang mungkin terkena virus ini, walaupun belum positif terkena. Kasus pemulangan sekitar 250-an orang warga Indonesia dari Wuhan dan kota-kota lain dari China dan sementara selama 14 hari di isolasi di pulau Natuna, sempat menimbulkan ketegangan, karena warga setempat menolak kehadiran mereka. Alasannya sangat sederhana, mereka takut tertular.

Demikian juga yang terjadi di beberapa kota bahkan desa di China, dari sejumlah video yang tersebar di media sosial, ada penolakan dari setiap penduduk kota atas kedatangan orang di luar desa atau luar kota mereka. Lagi-lagi alasannya ketakutan kalau ketularan virus korona ini. Dan sangat mungkin, kejadian penolakan ini akan terus menjadi berita dan kisah yang bisa memilukan di hari-hari kedepan sampai virus ini bisa ditaklukkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun