Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Nestapa Korban Konflik di Nduga, dan 74 Tahun Indonesia Merdeka

15 Agustus 2019   19:17 Diperbarui: 15 Agustus 2019   19:32 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.cnnindonesia.com

Namun alasan lainnya yang menjadi penting menarik adalah tuntutan dari para pengungsi itu agar TNI/Polri melakukan penarikan pasukan yang berada di Kabupaten Nduga, karena dianggap hanya menimbulkan ketakutan diantara warga pengungsi.

Ini semacam situasi dilematis bagi para pengungsi, karena terjepit antara dua belah pihak yang sedang berkonflik, yaitu OPM dan pihak TNI/Polri. Bila salah dalam membangun komunikasi pengungsi akan menjadi korban.

https://www.bbc.com
https://www.bbc.com
Seberapa layak alasan dari para pengungsi ini dipenuhi oleh pihak pemerintah, tentu saja menjadi isu yang harus dikelola secara bijaksana agar situasi tidak berlarut-larut dan korban semakin berjatuhan dari pihak pengungsi sendiri.

Merayakan hari kemerdekaan Indonesia ke 74 tahun menjadi tidak memiliki makna ketika ribuan pengungsi diketahui masih terus berada dalam pendiritaan karena kekurangan makanan dan tempat tidak layak. Perasaan keadilan ini menjadi "terobek" karena sebagian dari warga bangsa ini sedang merana.

Terlepas dari apakah angka-angka korban jiwa dari para pengungsi itu akurat atau tidak, karena pihak pemerintah mengklain jumlah yang lebih sedikit, tetapi berita adanya pengungsi yang banyak jauh lebih utama untuk diresponi oleh pemerintah agar betul-betul hadir disana untuk menyatakan kemerdekaan itu bagi mereka sebagai warga pemilik negeri ini.

Pemberitaan dari bbc.com sungguh mengusik keadilan masyarakat, seakan Jakarta merasa biasa-biasa saja. Dan tidak perlu diberi perhatian khusus. Berbeda dengan tuntutan lapangan yang meminta agar pemerintah menetapkan ini sebagai bencana nasional. Mungkinkah?

Tentu saja ada kriteria apakah termasuk bencana nasional, tetapi substansi dari penderitaan ribuan para pengungsi sebagai akibat dari konflik tidak boleh diabaikan, apalagi pihak Jakarta merasa biasa-biasa saja.

Apakah Jokowi tidak tertarik lagi untuk memberikan perhatian ke Papua, khususnya Kabupaten Nduga yang sudah sangat terkenal karena kehadiran Jokowi disana beberapa tahun yang lalu ?

YupG. 15 Agustus 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun