Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Menghindari Kebangkrutan, Net TV Memilih Strategi "Retrenchment"

13 Agustus 2019   14:43 Diperbarui: 13 Agustus 2019   15:49 5895
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berita salah satu stasiun televisi swasta nasional di Indonesia yaitu Net TV menjadi viral dikalangan warganet. Bahkan muncul berbagai tagar terkait keprihatinan kelanjutan dan masa depan dari Net TV yang dianggap sangat baik selama ini, bahkan mendapatkan sejumlah penghargaan.

Isu yang menjadi berita adalah PHK massal yang dilakukan oleh stasiun televisi ini, yang langsung diterjemahkan sebagai kondisi kebangkrutan yang dihadapi oleh perusahaan.

Antara lain misalnya oleh CNN Indonesia memberitakan kebijakan Manajamen Net TV yang menawarkan kepada semua karyawannya untuk mengundurkan diri atau resign. Tanpa penjelasan yang detail dan komprehensif sehingga menimbulkan berbagai penafsiran di kalangan publik. Baik penafsiran asal-alasan saja, hingga analisis berdasarkan fakta yang setengah-setengah.

PT Net Mediatama Televisi, perusahaan yang menaungi Net TV mengaku menawarkan seluruh karyawannya untuk mengundurkan diri (resign) sebagai salah satu upaya efisiensi perusahaan. Pegawai diiming-imingi imbalan (benefit) lebih dari jumlah gaji yang biasa didapatkan sebulannya.

Apakah Net TV Bangkrut?


Ketika mahasiswa saya dikelas bertanya apakah dengan berita itu Net TV bangkrut? Jawabannya belum tentu, karena sama sekali tak ada penjelasan dari pihak Manajemen tentang kondisi perusahaan itu. Ya, kalau bangkrut pasti melalui proses yang panjang, dan tidak mungkin beritanya mendadak demikian.

Atau mungkin sedang menuju pada kondisi bangkrut? Sangat mungkin juga, sebelum suatu perusahaan menghadapi situasi buruk itu, yaitu collapse atau bangkrut, manajemen akan mengambil tindakan pendahuluan untuk menyelamatkan situasi operasi perusahaan.

Suatu perusahaan biasanya dianggap bangkrut apabila tidak mampu lagi membiayai semua operasional dari hari ke hari, day by day business operations, sedemikian rupa sehingga jalannya perusahaan tidak lancar alias terganggu. Indikator kunci untuk kondisi ini adalah hasil penjualan setiap bulan jauh lebih kecil atau rendah ketimbang total biaya yang dikeluarkan setiap bulan.

Betul, Total Cost/Biaya Total lebih besar dari Total Revenue/Jumlah Penjualan. Untuk membiayai kekurangan pengeluaran dia akan menutup dengan hutang, atau pembayaran ditunda bagi yang berhak.

Kesimpulan sederhananya, cashflow operasional perusahaan selalu minus. Dan kalau terus minus maka dipastikan, jumlah kewajiban atau hutang akan terus menerus membengkak dan akan menjadi beban perusahaan kalau tidak mampu mengubah keadaan cashflow operasi menjadi positif.

Nah, semakin besar beban atau hutang perusahaan maka akan mengancam perusahaan tidak mampu membayar dan menyelesaikannya kepada yang berhak. Dan ujungnya adalah kebangkrutan perusahaan itu sendiri. Karena semua pihak ketiga minta segera dibayar hutang-hutang perusahaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun