Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Parpol yang Berani Menjadi Oposisi

22 Juli 2019   12:14 Diperbarui: 22 Juli 2019   12:42 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: ilmudefinisi.com

Presiden Jokowi sendiri menyadari begitu pentingnya hadir oposisi untuk menguji dan meningkatkan kualitas demokrasi Indonesia lima tahun kedepan.

Adakah Parpol yang berani menjadi oposisi bagi gerbong Jokowi? Harusnya ada, kalau tidak ada maka nubuatan yang puisiskan oleh WS Rendra bisa menjadi kenyataan "pahit" selama 5 tahun kedepan.

Menjadi oposisi saat ini tidaklah mudah dan bahkan sangat berat, mengingat "Koalisi Kabinet Kerja Jokowi sudah sangata besar, lebih dari 65%" dilihat dari sisi penguasaan jumlah kursi di legislatif.

Namun, tentu saja oposisi tidak ditentukan dari jumlah kursi di dalam legislative, tetapi kualitas peran dan fungsi oposisi itu yang jauh lebih utama. Dalam kerangka itu, pesan atau semacam syarat menjadi oposisi dari Jokowi yang diumgkapkan di SICC 14 Juli 2019 dalam pidato politik Visi Indonesia, menjadi penting, 3 syarat oposisi yang berkualitas, yaitu :

  • Pertama oposisi tidak boleh menimbulkan dendam
  • Kedua oposisi tidak boleh menimbulkan kebencian
  • Ketiga oposisi tidak boleh menyertai hinaan, cacian dan makian

Dengan lain perkataan, oposisi harus sungguh-sungguh berperan aktif dan pro aktif untuk mengawal pemerintahan yang berkuasa dengan mengkritisi keputusan dan kebijakan yang tidak pro pada kepentingan bangsa dan negara maupun terhadap penrwujudan visi dan misi serta cita-cita luhur bangsa Indonesia di masa depan.

Seharusnya, secara tidak langsung masyarakat pada umumnya juga menjadi oposisi bagi pemerintahan yang berkuasa, terutama ketika jalannya penyelenggaraan negera dan pembangunan keluar dari rel yang benar sesuai dengan undang-udnang dan hukum yang berlaku.

Ketika sejumlah Parpol mengambil peran sebagai Oposisi bagi rezim yang berkuasa, sesungguhnya dibelakangnya juga rakyat ada sebagai penyambung pikiran, hati dan suara rakyat demi jalannya pembangunan di rel yang benar.

Dari perspektif demikian, maka Hak Oposisi menjadi kebutuhan dalam demokrasi yang semakin baik dan kuat. Dan dengan demikian, negara akan kuat dan maju dengan sehat.

Kalau demikian, adakah dan siapakah Parpol yang bersedia menjadi oposisi terhadap pemerintahan Joko Widodo dan Maa'aruf Amin selama 5 tahun kedepan ?

YupG. 21 Juli 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun