Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kekuatan Memberikan Persembahan

7 Oktober 2018   16:50 Diperbarui: 7 Oktober 2018   18:30 1416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kudapanpagi.wordpress.com


Kekuatan Memberikan Persembahan atau Kolekte Sebagai Respons Manusia atas Anugerah dan Kasih Tuhan.

Bagi warga gereja di manapun akan bergereja atau mengikuti kebaktian, baik di kota besar maupun di pedalaman, baik di Indonesia, di kawasan Asia bahkan di seluruh gereja di dunia, pasti mambawa dan memberikan persembahan dalam kebaktian yang diikutinya.

Mengikuti kebaktian tanpa memberikan persembahan bagaikan langit tanpa bintang, seperti makanan tanpa garam. Terasa ada yang hilang dan seakan seluruh prosesi kebaktian yang diikutipun sepertinya tiada makna dan arti. Tanpa memberikan persembahan seakan pulang dengan kekosongan yang sangat dalam. Artinya hidup seakan tanpa makna dan arti.

Itu sebabnya, setiap anggota jemaat yang akan mengikuti sebuah kebaktian dipastikan akan mempersiapkan dan membawa sejumlah "uang" sebagai persembahan yang akan dikumpulkan ketika berlangsungnya kebaktian itu.

Persembahan yang diberikan tidak saja hanya pada kebaktian pada hari minggu, tetapi juga dalam hampir semua kebaktian yang akan dilakukan dan diikuti. Kecuali diatur khusus oleh para Majelis Gereja atau Para Panatua dan Sintua atau Tua-tua dan Diaken Gereja bahwa persembahan tidak dikumpulkan. Sangat jarang bahwa persembahan tidak dikumpulkan dibandingkan dengan kebaktian yang mengumpulkan persembahan itu.

Setiap anggota keluarga pasti memberikan persembahan, mulai dari anak-anak kecil hingga orang dewasa dan lansia sekalipun. Anak-anak kecil yang mengikuti ibadah pasti menunggu-nunggu saat memberikan persembahan, karena dia memiliki kesempatan untuk maju kedepan menyerahkan persembahannya, atau paling tidak memasukkan dalam kantong persembahan. Sesuatu pengalaman yang memiliki sensasi tersendiri bagi anak-anak yang pada umumnya diingat sampai tuanya.

Kekuatan Memberi Persembahan

Betul sekali pemahaman bahwa tanpa memberikan persembahan terasa ada yang hilang didalam jiwa ini, dan seakan-akan "merasa berdosa kepada Tuhan yang telah memberikan banyak berkat dalam hidupnya". Begitulah kedalaman dari makna sebuah kegiatan memberikan persembahan didalam gereja melalui sebuah kebaktian.

Bukan main-main apalagi menjadi mainan semata memberikan kolekte itu, tetapi memberikan persembahan memiliki makna yang sangat dalam dan  bagi kehidupan spiritual seseorang. Ini tentu bukan persoalan besar kecilnya jumlah persembahan yang diberikan, tetapi "makna mendasar" tentang persembahan itu.

www.nbcsandiego.com
www.nbcsandiego.com
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa memberikan persembahan itu merupakan refleksi seseorang, atau penghayatan seseorang atas kasih dan anugerah dari Tuhan Allah yang telah memberikan hidup dan kehidupan dari hari kesehari yang dijalaninya.

Pemahaman ini menjelakan bahwa setiap orang sangat memahami dan manyadari bahwa hidupnya itu adalah anugerah dari Tuhan. Semua yang dimilikinya baik dirinya sendiri, keluarganya, pekerjaannya, harta bendanya, relasi sosialnya merupakan pemberian dari Tuhan Yang Maha Kuasa. 

Dan oleh karenanya maka seseorang mengucapkan syukurnya dalam bentuk memberikan persembahan dengan sejumlah uang yang disisihkannya dari penghasilannya. Memberikannya kepada Tuhan melalui kantong pengumpulan persembahan.Ini sungguh sangat mendasar, menarik dan tentu powerfull. Karena memberikan persembahan itu tidak melihat manusia yang akan menerima persembahannya, tetapi langsung kepada Tuhan. 

Artinya, pada saat seseorang menyerahkan persembhannya itu, disitulah terjadinya "perjumpaan dengan Tuhan" sehingga hidupnya betul-betul berada dalam relasi yang nyata-konkrit dan penuh makna. Seseorang merasakan kebahagiaan yang sangat dalam, dan kedamaian yang sangat luas serta hati yang diliputi oleh kegembiraan bahwa hidupnya bersama dengan Sang Pemberi Kehidupan itu.

Inilah yang saya sebutkan sebagai kekuatan memberikan persembahan akan menjadi energy tambahan yang luar biasa yang dimiliki oleh seseorang. Ibarat mengisi tangki minyaknya menjadi penuh setelah memberikan persembahan sehingga siap dengan penuh semangat melanjutkan perjalanan hidup seminggu kedepan. Atau ibarat mengisi baterei yang semula kosong, maka setelah memberikan persembahan, batereinya menjadi penuh dan siap untuk memberikan energy kehidupan yang baru.

Kedalaman penghayatan seseroang bagiamana hubungannya dengan  Tuhan yang diyakini dan diimaninya akan tercermin melalui memberikan persembahan yang dimiliki. Selain bukan selalu dari sisi jumlah tetapi juga konsistensi, sikap hat-pikiran dan jiwa ketika memberikannya. 

Persembahan seorang janda miskin yang memberikan persembahan dari seluruh kekurangannya (Injil Lukas di pasal 21) telah menjadi kekuatan dan inspirasi bagi setiap orang untuk memberikan persembahan itu. Kisah ini telah menjadi kesakisn banyak orang di berbagai belahan dunia bagaimana mereka memberikan persembahan ketika tak memiliki apapun secara material, tetapi Tuhan selalu memberikan response yang sangat kuat dan tepat waktu.

Memberikan persembahan tidak pernah mempersoalkan siapa yang akan mengelola dan bagaimana mengelolanya dan disalurkan kemana persembahan yang dikumpulkan itu. Walaupun banyak kisah dan kejadian penyelewengan tentang pengelolaan persembahan di gereja tetapi umat atau jemaat tidak pernah terganggu dan surut semangatnya untuk tetap setia memberikan persembahan kepada Tuhan.

Bentuk dan Jenis Persembahan

Dalam perkembangannya, persembahan itu berkembang dalam berbagai bentuk yang diatur dan dikelola oleh setiap gereja sesuai dengan kondisi dan kebutuhan yang dihadapi masing-masing komunitas jemaatnya.

Ada persembahan persepuluhan, ada persembahan bulanan, persembahan syukur, persembahan diakonia, persembahan khusus, persembahan pembangunan gereja, dan masih banyak lagi yang lain.  

Dan sangat mungkin antara satu gereja dengan gereja lain berbeda-beda pola dan jenis persembahan yang ditawarkan kepada anggota jemaat gerejanya. Walaupun banyak macamnya, namun satu hal difahami bahwa semua kebutuhan bagi terselenggaranya kegiatan sebuah gereja datangnya dari persembahan anggota jemaatnya.  

Ini sangat penting, karena sesungguhnya berkembang atau mundurnya sebuah kehidupan gereja tergantung dari semua anggota jemaatnya. Ini yang utama harus dikelola dengan benar dan baik. Sumber-sumber yang datangnya dari luar persembahan, itu hanya penopang keberlangsungan kehidupan dalam gereja itu.

Pergumulan gereja untuk memenuhi kebutuhannya, akan menjadi sarana bagi semua anggota jemaatnya untuk bersatu, terikat dalam sebuah pergumulan spiritual untuk tetap hidup, bertumbuh dan berkembang dengan utuh. Lalu, gereja menjadi pusat yang mendorong semua anggota jemaatnya bertumbuh dan berkembang lebih baik. Dalam kehidupan keluarga, pekerjaan, dan sosial. 

Dalam praktek bisa disaksikan bahwa semakin maju, berkembang dan bertumbuh kehidupan anggota jemaatnya, biasanya gerejanya juga semakin bertumbuh dan berkembang dengan baik. Bahkan gereja itu akan menjadi pembawa terang, damai dan semangat dilingkungannya, bahkan diberbagai tempat dimuka bumi ini.

Mengelola Persembahan

Tidak tertutup kemungkinan, ketika anggota jemaat suatu gereja sangat besar dan memiliki sumber daya ekonomi yang kuat, maka gerejanya juga akan semakin "kaya" secara material ekonomi. Ini tentu sangat baik agar gereja bisa lebih maju untuk terus mendorong pertumbuhan warganya menjadi saluran berkat, bagi gerejanya dan bagi umat dan masyarakat yang membutuhkannya.

Namun, banyak kejadian terjadi penyimpangan pengelolaan keuangan gereja oleh para pengurusnya. Dan menyebabkan dana atau persembahan-persembahan warga gereja digunakan untuk kepentingan yang lain. Walaupun ini tidak banyak tetapi, telah menjadi pembelajaran bagi pengurus gereja agar tidak bermain-main dengan persembahan jemaat yang sudah terkumpul yang diperuntukkan bagi Tuhan sebagai sumber kehidupan yang diyakini oleh jemaat.

Mengelola keuangan gereja secara baik dan benar serta professional telah menjadi tuntutan yang tidak bisa ditawar lagi karena jumlahnya semakin besar dan luas. Menarik sekali karena dalam tubuh gereja sesungguhnya tersedia tenaga-tenaga prodesional yang secara sukarela menyediakan diri membantu pengelolaan dana dana gereja untuk menjadi lebih baik dan bertumbuh.

Pengelolaan yang baik, transparan dan professional sesungguhnya menjadi pesan harapan dan doa setiap orang yang memberikan persembahan setiap minggu agar dikelola dengan penuh tanggungjawab hanya kepada Tuhan saja. Inilah bagian yang tidak bisa dianggap mainan, karena sesungguhnya disitulah nampak dengan nyata bahwa memberikan persembahan kepada Tuhan itu mempunyai kekuatan yang sangat dalam dan besar.

Andrea Hirata : Hiduplah Untuk Memberi yang Sebanyak-banyaknya, Bukan untuk Menerima yang Sebanyak-banyaknya.

Selamat berhari minggu, Tuhan memberkati

Yupiter Gulo, Minggu, 7 Oktober 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun