Mohon tunggu...
SatyaMeva Jaya
SatyaMeva Jaya Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, Berbagi, dan Lepas

I Never mess with my dreams "m a Sapiosexual"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memperingati 12 Tahun Sepeninggal Marsekal Madya Omar Dani Loyalis Bung Karno yang Berakhir Tragis Era Soeharto

24 Juli 2021   14:18 Diperbarui: 24 Juli 2021   16:28 1507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : https://www.boombastis.com/kisah-menpangau-omar-dhani/219622 sunting kata-kata oleh penulis

Dikenal sebagai  sosok panglima Menteri Angkatan Udara termuda yang sangat loyal kepada Presiden Sukarno namun sosok ini berkisah tragis pada akhir era orde lama dan dihukum mati di era orde baru Soeharto.

Sosok itu lahir di Solo pada 23 Januari 1924 ialah bernama Marsekal Madya Omar Dani dikenal sebagai panglima Angkatan Udara termuda (AURI) di usia 38 tahun. Karir remaja Omar Dani di awali sebagai penyiar RRI sekaligus sebagai informan bagi Markas Besar Tentara di Jakarta serta beliau juga pernah tercatat bekerja di dinas Penerangan sampai di Javanesce Bank, namun tak lama Omar Dani memutuskan keluar.

Beliau memutuskan keluar dari pekerjaannya sebab dorongan bathin yang menginginkan ia harus terbang sebagai elang yang terbang bebas di angkasa bukan sebagai bebek berjalan berbondong-bondong di sawah,  dorongan tersebutlah memacu Omar Dani berkarir militer, di awali saat ia mendaftar sebagai anggota AURI pada tahun 1950 saat berusia 26 tahun, kemudian Omar Dani bersama 60 calon penerbang AU lainnya di terbangkan ke Academy of Aeronautics di Calofornia guna belajar kedigantaraan.

Sekembali Omar Dani sekitar juli 1952 sesudah menjalanai rangkaian Pendidikan kedirgantaraan di luar negeri ia di lantik sebagai Letnan Muda Udara I dengan tugas sebagai co-pilot di Lanud Halim Perdanakusuma serta beberapa penugasan operasi militer lain seperti PRRI di Sumatera dengan keberhasilan pencapaian-pencapaian tugas di AURI karir cemerlangnya tersebut membawa Omar Dani dalam waktu kurang dari 10 tahun, tepatnya pada usia masih 38 tahun beliau menduduki posisi puncak AU sebagai Menteri Panglima Angkatan Udara pada Januari tahun 1962.

Faktor pencapaian tersebut karena Omar memiliki  kecerdasan, professionalitas, disiplin tinggi, tanggungjawab serta rasa Nasionalisme begitu tinggi, pencapaian tertinggi Omar ialah saat AURI di bawah kepemimpinannya AURI berkembang sebagai macan Asia, Angkatan udara yang begitu diperhitungkan negara-negara Asia Tenggara bahkan Asia saat itu. Sebab loyalitasnya dan capaian  prestasi-prestasinya membuat AURI saat itu menjadi Angkatan yang paling dekat dengan Sukarno yang sangat mematuhi seluruh petunjuk dan mendukung penuh kebijakan Sukarno.

Tidak cukup sampai disitu, dalam perjalanan karir militernya nama Omar Dani kerap menjadi sorotan public militer Indonesia, nama  Menteri panglima Angkatan Udara kerap menjadi bahan perbincangan yang dianggap sebagai perwira belia, walau kerap dirundung perbincangan dan mejadi sorotan public Militer Indonesia, Omar Dani tetap di perhitungkan oleh Angkatan perang lainnya sebab dia adalah Panglima pilihan langsung Presiden Sukarno. 

Terlihat dalam sejarah bahwa Angkatan Darat saat itu adalah kesatuan yang sangat tidak suka dengan Omar Dani karena anggapan mereka Omar bisa di angkat Menteri karena kedekatan serta loyalitasnya kepada Sukarno. Seruan gerakan Sukarno “Ganyang Malaysia” contohnya yang tidak didukung penuh oleh Angkatan Darat dalam hal ini Soeharto yang tidak mendukung Gerakan itu sepenuh hati namun berbeda bagi Angkatan Udara yang di pimpin Laksamana Omar Dani.

Sehingga dalam perjalanannya terciptalah motif Angkatan Darat yaitu Soeharto yang berniat untuk menyingkirkan Omar Dani, singkat perjalanannya sangat kontras terlihat pada tragedy G30S dan sebelum tragedy G30S salah satunya saat Omar Dani menangani konfrontasi Malaysia yang pada awalnya strateginya sudah matang, dikacaukan Soeharto dengan wewenangnya menciptakan perubahan organisasi dengan utak atik rencana dan mengacaukan strategi dasar kolaga yang mengaburkan suasana. 

Gerakan diam-diam Soeharto yaitu membentuk operasi khusus dengan upaya penyelundupan logistic pangan kepihak musuh sehingga berbuntut gagalnya Omar Dani dalam menangani Konfrontasi Malaysia akibat tindakan cekal (cegah tangkal) Jenderal Soeharto. Artinya bisa dibilang saat itu Soeharto memanfaatkan momentum untuk melengserkan Omar Dani dengan mengacaukan strategi Omar dalam menangani konfrontasi Malaysia, tidak sampai situ kejadiannya. Kisah tragis Omar masih berlanjut saat tragedy G30S yang mana secara langsung menciptakan instabilitas politik dan ekonomi di Indonesia yang berujung pada lengsernya Presiden Sukarno sehingga berakhirlah orde lama.

Singkat cerita Omar Dani dalam menanggapi tragedy G30S beliau menganggap kejadian itu adalah bagian dari konflik internal Angkatan Darat dalam upaya menciduk sejumlah jenderal AD, gerakan yang di pimpin oleh Letkol Untung dengan tujuan mencegah/menyelamatkan kudeta dewan Jenderal, di tambah gerakan tersebut di claim Gerakan untuk upaya menyelamatkan Presiden Sukarno.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun