Terhenyak,.kaget dan terbelalak, ketika saya membaca head line harian Riau Pos (Group Jawa pos) yang terbit Selasa 25 September 2018. Ada 14 Bank yang di bobol sekaligus oleh satu perusahaan dengan nilai kerugian mencapai Rp 4 Trilyun. Â Lebih kaget nya lagi adalah setelah mengetahui bahwa pelaku pembobolan 14 Bank dengan nilai fantastis itu hanya satu perusahaan, yakni sebuah perusahaan pembiayaan.
Lebih kaget lagi adalah ternyata modusnya sangat sederhana. Perusahaan pembiayaan ini mengajukan pembiayaan dengan jaminan tagihan pembiayaan dengan nilai yang sudah di markup dan berulang untuk satu nasabah yang sama.
Banyak pertanyaan kemudian muncul. Bagaimana mungkin bank nasional sebanyak itu, termasuk bank BUMN yang katanya beroperasi dengan sangat hati hati bisa di bobol dengan modus sangat sederhana?Â
Lantas bagaimana dengan pengawasan dan audit berlapis yang dilakukan Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tudak menemukan keganjilan keganjilan dalam proses operasional perbankan nasional.Â
Apalagi munculnya laporan pembobolan ini disebabkan laporan Bank Lanin, yang konon menderita kerugian sekitar Rp.150 miliar, bukan temuan hasil audit.
Ah....ternyata semakin saya membaca berita ini dari media berbeda membuat pertanyaan dalam kepala saya menjadi bertambah banyak dan saya tidak menemukan jawabannya.Â
Sampai hari ini saya masih menunggu mudah mudahan ada media yang tertarik menurunkan laporan investigasi nya.Sementara, dalam kebingungan ini kita harus tetap meyakinkan hati kita untuk tetap percaya pada perbankan nasionalÂ