Mohon tunggu...
Bachtiar Yunizel
Bachtiar Yunizel Mohon Tunggu... Administrasi - Sales Communication Coach

Founder Citra Reksa Tama Education & Business Event, Sales Communication Coach, Trainer lapangan para penjual Sang pembelajar menulis sejak 1993

Selanjutnya

Tutup

Politik

Barisan Kontra Persekusi, Perlukah?

10 Desember 2017   19:06 Diperbarui: 10 Desember 2017   19:11 889
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pertanyaan ini muncul sebagai luapan rasa frustrasi sebagian besar pemegang saham atas Republik ini,  yakni umat Islam dalam merespon banyak kejadian Persekusi belakangan ini.  Mengapa rasa frustrasi ini muncul.  Semua berangkat dari realita penanganan persekusi dimana aparat dan ulama seringkali menjadi pihak ya g terpaksa mengalah.  Kejadian di Kalimantan ketika Wakil ketua MUI ustad Zulkarnain di persekusi sampai ke pintu pesawat,  langkah penyelesaian adalah sang ustad harus meninggalkan Kalimantan.  Artinya gerak persekusi yang sedang berlangsung berhasil mengusir sang ulama. 

Negara ini memang menganut azas kesetaraan dalam hukum.  Tiap warga negara memiliki hak yang sama dalam hukum.  Tetapi ada orang tertentu yang mesti harus dijaga kewibawaan nya.  Dalam Islam,  ulama merupakan kelompok yang mesti dihormati karena mereka pewaris Nabi.  

Peristiwa pengusiran ulama terutama yang terjadi di Bali baru baru ini,  sehingga sang ulama harus menerima kata kata yang sangat tidak pantas,  dan itu terjadi di depan aparat sungguh menggambarkan bagaimana lemah nya pengamanan atas keselamatan diri dan kehormatan Ulama.  

Persekusi dan bahkan bullying yang diterima Ustad Abdussomad semakin menjelaskan bahwa ternyata hemat Islam membutuhkan barisan atau laskar yang mampu menjaga keselamatan dan kehormatan Ulama nya. 

Fakta yang dialami banyak ulama belakangan ini menunjukkan bahwa aparat tidak berhasil menjaga kehormatan Ulama. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun