Mohon tunggu...
Bachtiar Yunizel
Bachtiar Yunizel Mohon Tunggu... Administrasi - Sales Communication Coach

Founder Citra Reksa Tama Education & Business Event, Sales Communication Coach, Trainer lapangan para penjual Sang pembelajar menulis sejak 1993

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Membangun Pariwisata Riau, Mengapa Tidak?

21 November 2017   15:23 Diperbarui: 21 November 2017   15:27 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Salah satu program unggulan Gubernur Riau saat ini, Arsyadjulianda Rahman, adalah membangun dunia kepriwisataan Riau. Tekad ini tentu sangat sejalan dengan tren pariwisata yang sedang menggeliat, sementara pengahasilan dan daya gerak ekonomi dari sektor minyak dan gas semakin kehilangan dominasinya. Konon, secara nasional pun, perolehan devisi negara dari sektor pariwisata menduduki peringkat nomor 2 setelah perkebunan sawit dan berada diatas minyak dan gas.

Namun bagaimanakah perjalan Riau membangun dunia pariwisatanya?  Rasanya kok masih jauh panggang dari api. Sejumlah sales eksekutif hotel di Pekanbaru masih mengeluhkan sepi nya tamu. Dunia perhotelan Pekanbaru masih menjadikan kegiatan kegiatan pemerintahan sebagai penopang utama pemasukan. Artinya dunia pariwisata yang sedang dibangun Pak Gubernur Riau masih belum memperlihatkan tanda tanda menggeliat. 

Apakah Riau tidak punya destinasi wisata unggulan? Rasanya Riau masih memiliki destinasi wisata unggulan. Jika kita bicara wisata alam, barangkali Riau sulit bersaing dengan Sumatera Barat yang punya alam dengan indah di semua lokasi. Tetapi Riau punya destinasi belanja, yang barangkali di Propinsi tetangga, katakanlah Sumatera Barat tidak memiliki selengkap Riau. Pekanbaru punya sejumlah mall besar, Pasar Bawah tempat menjual barang dengan Impor dengan harga relatif murah, bahkan sebagiana lebih murah daripada harga di Batam. 

Dimanakah masalahnya...? Paling kurang dapat disebutkan ada dua masalah yang sebenarnya tidak sulit mengatasinya.  Pertama, kurang bergeraknya asosiasi kepariwisataan Riau dan Pekanbaru dalam melakukan promosi pariwisata. Padahal ada pasar yang cukup potensial untuk digarap yakni Sumatera Barat. Penduduk Sumatera Barat, sekalipun punya destinasi alam yang indah, mereka tentu saja ingin melihat sesuatu yang baru. Sumatera Barat boleh dikatakan minim punya destinasi belanja. Di samping itu belum ada pula travel agen yang mencoba meramu paket wisata Pekanbaru dan Riau menjadi paket perjalanan yang menarik. 

Faktor kedua adalah masalah politik khususnya persaingan kepala daerah untuk menjadi gubernur Riau pada Pilkada 2018. Sehingga kerjasama antar kabupatendan propinsi  menjadi terganggu. Contoh paling mudah adalah ketika membanding Tour de Singkarak di Sumbar dan Tour de Siak di Riau. Pada Tour de Singkaran, bisa dikelola dalam 19 etape sehingga melewati 18 kabupaten dan kota se Sumatera Barat. 

Sekalipun namanya adalah Tour de Singkarak ( nama danau di sumbar) tetapi seluruh propinsi di Sumatera Barat ikut menikmati dinamika even besar tersebut. Tetapi jika kita mengamati tour de siak, nyaris tak terdengar. Kota Pekanbaru saja tidak merasakan ada even Internasional di Siak, yang merupakan kabupaten tetangga. Upaya menjadi Pekanbaru sebagai salah satu etape tour de Siak, tidak bisa disekapakati. Entah kenapa. Tetapi yang pasti Pak Bupati, Pak walikota dan Peka Gubernur sekarang sama sedang bersiap untuk pilkada tahun depan. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun