Mohon tunggu...
Bachtiar Yunizel
Bachtiar Yunizel Mohon Tunggu... Administrasi - Sales Communication Coach

Founder Citra Reksa Tama Education & Business Event, Sales Communication Coach, Trainer lapangan para penjual Sang pembelajar menulis sejak 1993

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Agar Tetap Indonesia

28 Oktober 2017   12:04 Diperbarui: 28 Oktober 2017   12:13 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pada setiap oktober, sumpah pemuda menjadi moment penting yang selalu diperingati bangsa ini. Dalam era milenial ini, peringatan sumpah pemuda juga mendapatkan tempat baru, yakni di dunia viral. Banyak orang di ingatkan kan peristiwa heroik pemuda bangsa puluhan tahun yang lalu. 

Pemuda telah banyak memberikan pelajaran buat bangsa ini. Sumpah pemuda mengajarkan pentingnya kesadaran berbangsa dan perlunya bersatu dalam mendirikan suatu bangsa. Indonesia yang beragam memerlukan kesadaran tinggi untuk bersatu. Namun bagaiamana sesungguhnya bersatu yang dibutuhkan dalam bangsa ini menuju masa depannya.

Istilah intoleransi, pluralisme yang mengemuka belakangan, memerlukan difinisi kongkrit sehingga menjadi mudah untuk diaplikasikan. Apakah toeransi sebagai sumber kekuatan dalam persatuan harus dimaknai sedemikian jauh, sehingga manusia Indonesia yang agamis harus melepaskan keyakinan akan kebenaran agama yang dianutnya. Apakah demi toleransi dan pluralisme, tiap suku di Indonesia harus melepaskan kebangganya atas suku bangsa yang menjadi lingkungan lahirnya. 

Persatuan memerlukan difinisi yang lebih rasional, sehingga saya yang muslim dan bersuku minang, tetap bisa menjadi Indonesia, namun saya masih memililki kebebasan untu meyakinan bahwa Islam adalah jalan hidup satu satunya yang paling benar dan suku minang sebagai suku keturunan saya adalah suku yang sangat layak untuk saya banggakan. 

Menjadi Indonesia seharusnya tetap memiliki kesempatan untuk menjadi muslim, nasrasni, menjadi jawa dan menjadi ambon dan lainya. Sebab tanpa itu semua Indonesia mungkin tidak menjadi atau berbentuk Indonesia .  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun