Mohon tunggu...
Yunita nury
Yunita nury Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa Pendidikan Matematika

Seorang Individu yang terus berusaha menjadi lebih baik dan bermanfaat setiap harinya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pesantren sebagai Sub Culture Islam Nusantara

15 Mei 2020   23:15 Diperbarui: 16 Mei 2020   00:05 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Assalamualaikum warohmatulahhi wabarokatuh

Hai para pembaca dan pencari ilmu,

Setelah kemaren kita membahas tentang "Peran Islam Nusantara Dalam Membina Moral Bangsa" maka minggu ini kita akan bahas tentang hal yang lebih menarik lagi tentang "Pesantren Sebagai Sub Culture Islam Nusantara"

Semoga artikel ini menjadi bermanfaart, selamat membaca...

Ada 4 sub point yang akan dibahas :

Pengertian pesantren

Sebuah lembaga pendidikan yang umumnya mengajarkan klasikal, dimana sang kyai mengajarkan kitab-kitab bahasa arab dan para santri bertempat tinggal di suatu tempat yang sama.

Asal usul pesantren

Pesantren diawali dengan adanya kyai atau ustadyang bertempat tinggal di suatu tempat dan mulai mengajarkan agama pada masyarakat sekitar, kemudia para santri yang ingin belajar agama kepadanya. Seiring berkembangnya waktu, santri semakin banyak sehingga berinisiatif untuk mendirikan asrama atau tempat tinggal para santri yang tidak jauh dari rumahnya. Pesantren yang ada Indonesia merupakan akulturasi budaya yang memilki peranan yang sangat besar bagi kemajuan agama islam  dan bidang pendidikan maupun bagi bangsa indonesia

Sejarah pesantren

a. Periode pertama atau awal. Fase dimana saat Islam pertama kali masuk Indonesia. Banyak beberapa pendapat tokoh sejarawan tentang bagaimana awal sejarahnya adanya pesantren. Ada yang berpendapat bahwa Wali Songo lah yang pertama kali mengenalkan dan mengaplikasikan metode pembelajaran satu in, namun banyak pula pendapat yang berbeda lainnya. Dari sini disimpulkan bahwa yang membawa dan mengenalan pesantren telah menunjukkan eksistensinya di dunia pendidikan, agama, kebangsaan , dan aspek lainnya.

b. Penjajahan Belanda. Upaya westernisasi dan penyebaran agama nasrani disebarkan oleh bangsa Belanda saat menjajah Indonesia. Dengan ini ruang gerak pesantren menjadi sempit dan bahkan terdapat opini-opini buruk tentang pesantren. Belanda dengan segala tipu musliatnya menekan pesantren agar melemahkan semangat yang mengalir pada para pejuang santri melemah untuk para pejuang Islam

c. Penjajahan Jepang. Jepang masuk pada tahun 1942, mereka datang membawa semboyan Asia Timur Raya untuk Asia. Mulanya Jepang berlagak menjadi penolong serta sumber harapan bangsa akan tetapi tidak berlangsung lama jepang menunjukkan taringnya dan membuat kebijakan dan tindakan sewenang-wenang dan kekerasan tanpa rasa kemanusian termasuk kepada pesantren. Pesentren dihambat agar tidak berkembang.

d. Pasca Kemerdekaan. Fase ini pesantren makin menunjukkan perkembangan dan meningkatkan kualitasnya, baik dalam kurikulum, metode, dan fasilitas. Bahkan kurikulum bahasa asing juga dimasukkan guna meningkatkan system pembelajaran.

Tujuan pesantren

Terdapat dua tujuan yang dipaparkan yaitu tujuan secara umum adalah membina warga negara agar memiliki kepribadian yang sesuai dengan nilai-nilai islam sehingga dapat mengimplemestasikannya dengan baik di kehidupan sehari-hari. Tujuan secara khusus adalah mendidik santri agar bertaqwa kepada Allah dan mencetak generasi bangsa yang unggul  menjalankan syariat islam dengan baik dan benar dan mampu berbaur dengan masyarakat. 

Dapat disimpulkan tujuan pesantren membina generasi unggul menjadi bibit terbaik muslim yang berkepribadian islami dalam menciptakan lingkungan yang religious tetapi memiliki relevansi dengan berbagai sendi kehidupan masyarakat.

Terima kasih,

Wassalamualaikum warrohmatuallahiwabarokatuh

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun