Mohon tunggu...
Yuniandono Achmad
Yuniandono Achmad Mohon Tunggu... Dosen - Dreams dan Dare (to) Die

Cita-cita dan harapan, itu yang membuat hidup sampai saat ini

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi Bertemu PM Australia Kok Lebih Viral (?)

30 Juli 2022   23:48 Diperbarui: 31 Juli 2022   12:19 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Joko Widodo dan Anthony Albanese. Sumber: kompas.com "Jokowi Ajak PM Australia Naik Sepeda Bambu di Kebun Raya Bogor"

Apa alternatif lainnya bagi Presiden Jokowi untuk diplomasi yang menghibur? Mungkin presiden bisa mengajak pemimpin dunia itu menyaksikan rusa-rusa di Istana Bogor dengan mempergunakan keker atau teropong (binocular) buatan PT Pindad. Wartawan akan menge-shoot momen ketika tamu negara memegang keker, lalu pak Jokowi menunjuk ke sekumpulan rusa, kemudian menjelaskan tentang totol-totol kijang tersebut. Bisa juga dibuat momentum lain misalnya pak Jokowi mengajak sang tamu berkeliling istana Bogor dengan mobil golf yang made in Indonesia. 

Berkeliling memakai mobil begitu itu mirip-mirip dengan kejadian dulu tahun 2019. Di bulan Agustus 2019 PM Mahatir Muhammad (Malaysia) menyopiri pak Jokowi dengan mobilnya merk Proton Persona. Sekalian promosi bahwa ini mobil bikinan tuan dan puan negeri jiran, barangkali demikian.

Menurut saya memang di era pak Jokowi ini diplomasi menyambut tamu negara lebih bervariasi. Tidak hanya formalitas semata. Tentunya kreatifitas dari para staf beliau yang meng-arrange acara sehingga lebih menarik bagi publik. Kalau melihat tapakan sejarah para presiden terkait diplomasi atau politik luar negeri, ada beberapa garis atau benang merah yang menarik.

Sewaktu presiden Sukarno, pernah ada foto, Bung Karno (mungkin dengan Joseph Bros Tito atau siapa gitu) saling memantikkan korek ke rokok -atau cerutu Kubanya- dengan beberapa pemimpin negara lain. Sedang di era Orba, presiden Soeharto pernah mengajak kanselir Jerman Helmut Kohl memancing di kepulauan Seribu. Kemudian para tamu diberi seragam batik ketika Bogor menjadi tuan rumah kerjasama Asia Pasifik. Meski pernah ada kejadian kurang apik saat itu. 

Yaitu ketika pak Harto memimpin jumpa pers saat penutupan forum kerjasama APEC tahun 1994 di Bogor. Pak Harto berdiri di tengah, para pemimpin dunia di samping-samping. Ada datuk Mahathir Muhammad, lalu Bill Clinton yang memakai batik dan celana pantalon coklat. Saat sesi tanya jawab ada wartawan luar negeri nyelonong bertanya. Wartawan itu menanyakan bagaimana sikap Indonesia terkait Timor Timur. Pak Harto tidak menjawab pertanyaan tersebut.

Saat Presiden Habibie mungkin tidak ada yang spesial, atau barangkali karena periodenya yang singkat. 

Namun ketika Prof Habibie menjadi Menteri, ada keunikan ketika menerima tamu dan rapat -di mejanya berjajar pesawat yang banyak dan memenuhi meja pertemuan itu. Lalu era Gus Dur bisa disebut "laugh diplomacy" yaitu kemampuan verbal Gus Dur dalam membuat tamu-tamunya untuk tertawa.

Era bu Mega sebagai presiden juga tidak ada yang spesal, yang paling sering adalah menyalakan atau membunyikan meriam dalam menyambut tamu. Sering terjadi mobil-mobil di stasiun Gambir sampai alarmnya berbunyi ketika meriam disulut dan bertalu-talu bunyinya. 

Presiden Megawati dan penggantinya yaitu Bapak SBY cenderung mengutamakan formalitas dalam menyambut tamu negara. Meskipun sesekali pernah sih pak SBY keluar dari kotak formalitas atau out of the boxes itu. Zaman pak SBY pernah beliau memetik gitar sambal menyanyikan lagu ulang tahun saat Putin (Rusia) ke Indonesia dan bertepatan tanggal lahirnya. Atau pernah ketika meet up dengan PM Malaysia Pak Lah (cik Abdullah) bertempat di Istana Bukittinggi, pak Lah-lah yang mencoba membuat jokes, "Sepertinya jas kita sama". Semua tertawa, dan hal itu malah jadi sorotan media alias dimuat di koran, salah satunya Kompas. 

Sekian, semoga muncul kreatifitas lain lagi dalam menunjang entertaint diplomacy era pak Jokowi. Juga presiden RI era nanti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun