Beberapa kali mengalami kejadian bodoh di saat bepergian sebenarnya membuat saya menjadi lebih hati-hati. Kejadian yang sama saya usahakan untuk tidak terulang lagi dan memang tidak terjadi. Tapi ternyata kesialan atau kecerobohan saya terjadi di hal lain lagi.
Di awal tahun ini, sifat impulsif saya memberi saya ide untuk pergi menyepi ke luar kota demi mendapatkan inspirasi untuk mengerjakan revisi tesis yang masih terkatung-katung. Ada dua pilihan: Bandung atau Bogor. Kebetulan suami saya juga sedang dinas di Jakarta sehingga saya putuskan untuk ke Jakarta saja. Gerak cepat, saya mendapatkan tiket online dengan harga promo: pulang pergi Jakarta-Bali sekitar Rp 750.000 saja! #Happy# Saya kemudian mengajukan cuti seminggu ke kantor.
Hari H tiba, Ibu dan putri kami mengantar saya ke Bandara. Saat itu Bandara Ngurah Rai baru mulai direnovasi sehingga terjadi perubahan di sana-sini. Dari yang awalnya kita tinggal berjalan paling lama 5 menit ke terminal domestik, sekarang semua orang harus berjalan paling tidak 10 menit, itu juga harus hati-hati jangan sampai tubrukan dengan orang lain yang ramai lalu lalang.
Sepanjang jalan menuju ke terminal domestik, saya harus rajin menengok ke kiri dan kanan untuk mencari tanda penunjuk jalan. Saya yang dengan sadar melaparkan diri supaya bisa makan roti boy di bandara jadi ngomel-ngomel sendiri karena gara-gara renovasi ini, konternya jadi pindah dan tidak gampang ditemukan.
Begitu masuk ke terminal domestik, saya langsung ikut dalam barisan antrian check –in. Sepertinya tidak ada masalah, tapi tiba-tiba si mbak petugas konter bilang,”nama mbak tidak ada dalam daftar, sepertinya hari ini rutenya Jakarta-Denpasar.” HAH? Saya langsung kaget dan tidak percaya. Si mbak konter sampai periksa ulang tiket saya dan akhirnya meminta saya untuk melapor ke kantor mereka. Penasaran, saya periksa sendiri tiket dan struk atm pembayaran tiket. Lho, kok semuanya cocok: hari ini jakarta- Denpasar dan seminggu kemudian Denpasar – Jakarta!
Gara-gara keteledoran saya, saya jadi harus membayar lebih karena tiket hari ini dianggap hangus dan hanya dihitung 10% saja. Bisa dipastikan juga harga tiket yang baru selalu lebih mahal daripada sebelumnya. Sejak saat itu, setiap kali akan bepergian, suami saya selalu bertanya berkali-kali apakah rute perjalanan sudah diperiksa dan dipastikan benar :p
Dua bulan kemudian saya mendapatkan kesempatan mengikuti pelatihan di Philipina. Putri kami dan Ibu saya akan menghadiri pernikahan adik sepupu saya di Bandar Lampung. Saya kembali bergegas mencari tiket promo dan dapat! Takut harganya naik, saya pun langsung membayar. Setelah itu baru saya masukkan jadwal perjalanan kerja ke bagian administrasi kantor untuk dibelikan tiket. Teman seruangan yang akan berangkat bersama saya ke Philipina pun bertanya, kenapa jadwal tiket yang saya masukkan terlihat aneh? Masa jadwal dari Jakarta – Manila lebih cepat daripada jadwal dari Denpasar ke Jakarta? Jadi kalau ditulis jam 00.15 itu berarti saya harus berangkat ke Jakarta sehari sebelumnya, lah saya kok malah mikirnya saya akan berangkat besok malamnya! Karena salah mikir itu, akhirnya saya harus menggeser jadwal perjalanan Jakarta – Manila. Dari yang niatnya mau jalan-jalan di Manila satu hari, saya malah terpaksa menghabiskan waktu satu hari di Jakarta!