Mohon tunggu...
Yuni Retnowati
Yuni Retnowati Mohon Tunggu... Dosen - Biarkan jejakmu menginspirasi banyak orang

Dosen komunikasi penyuka film horor dan thriller , cat lover, single mom

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mata Hati yang Terluka (Bagian Terakhir)

3 Juni 2020   13:00 Diperbarui: 3 Juni 2020   13:02 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Mama ! Aku nggak mau," bisiknya tepat di dekat lubang telinganya.

"Kamu keberatan nggak kalau Audrey tinggal bersamamu waktu SMA nanti?" tanpa disadarinya kalimatnya mengalir lancar begitu Audrey menjauh darinya.

"O, nggak apa-apa. Kenapa ? Kamu mau nikah lagi?" tebaknya.

"Nggak.. Aku cuma ingin dia bisa lebih mandiri  dengan tinggal jauh dariku," dalihnya.

"Kamu yakin ? Sudah siap berpisah dengannya? Paling cepat enam bulan sekali baru bisa pulang atau setahun sekali," jelas Bayu memberikan gambaran situasi yang akan dihadapi Santi nanti.

Keraguan itu kembali membuatnya tak berdaya. Kelekatan pada buah hatinya sejak dalam kandungan rupanya begitu kuat. Tak ingin dipisahkan oleh apapun atau siapapun.  Bayu adalah ayah kandung Audrey. Mestinya Santi bisa mempercayainya untuk menjaga buah hati mereka berdua. Walaupun Bayu sudah mempunyai keluarga baru, kehadiran Audrey di sana seharusnya tidak menjadi masalah. Santi bisa menanggung biaya sekolah dan biaya hidup Audrey selama tinggal di sana sehingga tidak membebani Bayu. Harus dibulatkan tekad untuk melepaskan Audrey demi kebaikannya nanti. Dia harus dijauhkan dari Rama meskipun itu berarti harus berpisah dengan Santi juga

Sorenya Rama datang ke rumah lagi. Seperti biasanya wajahnya nampak serius di balik kaca mata minusnya. Entah keberanian dari mana yang selalu menyemangati langkahnya untuk menemui Santi. Setelah duduk dan menata napas sejenak, dia pun mulai berucap.

"Saya mohon Audrey jangan disekolahkan di Makasar, Tante. Di sini lebih baik untuk dia. Bisa mendapat pendidikan yang bagus sambil mengembangkan bakat musiknya. Kasihan di sana Audrey tidak bisa berkembang," tuturnya seolah dia tahu apa yang terbaik untuk Audrey.

"Itu sudah keputusan Tante dan Papanya ," jawab Santi tak peduli.

"Saya mohon, Tante!" ucapnya mengiba.

"Itu yang terbaik buat Audrey," tegas Santi .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun