Mohon tunggu...
Yuni Retnowati
Yuni Retnowati Mohon Tunggu... Dosen - Biarkan jejakmu menginspirasi banyak orang

Dosen komunikasi penyuka film horor dan thriller , cat lover, single mom

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Menggapai Bayangan

27 Mei 2020   19:30 Diperbarui: 27 Mei 2020   19:26 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Empat sisi dinding ruangan menjadi sahabat yang setia menemani hari-harinya. Menyaksikannya bekerja dari tengah hari hingga malam. Melakukan hal yang itu-itu saja. Menatap layar monitor komputer sementara jari-jarinya lincah menari-nari di atas keyboard . Hanya berhenti untuk makan dan mandi. Pekerjaannya sebagai penerjemah mengharuskan dia berkonsentrasi penuh .

Ketika Ibu tiada disusul oleh Bapak enam bulan kemudian, Ratih  merasa sendiri di dunia ini. Ia hanya hidup berdua dengan Arman  tetapi tidak tinggal bersama karena Arman masuk sekolah berasrama. Hanya saat liburan sekolah ia baru merasa menjadi seorang Ibu bagi Arman..

Pernah terbersit niat untuk pergi jauh dari kotanya, bahkan jika perlu ke negeri asing yang belum pernah diinjaknya. Mengalami semua yang serba baru. Tinggal di lingkungan baru, bertemu dengan orang-orang baru untuk membicarakan hal-hal baru. Keinginan itu terus mengusiknya.  Memulai lagi dari awal sambil memperbaiki semua kesalahan. Mempunyai sebuah keluarga seperti kebanyakan orang. Tidak hanya berdua dengan Arman di saat liburan sekolah lalu sisanya dihabiskan sendirian bersama udara dan detak jam dinding di rumahnya yang senyap.

Ratih menyudahi paragraf terakhir yang baru diterjemahkan tetapi tidak mematikan komputer. Ia hanya perlu istirahat untuk makan. Tidak banyak yang dimakan. Kentang, telur rebus dan sup sayuran.  Malamnya ia menyisihkan waktu sejenak membuka sosial media, mengecek email dan pesan yang ditinggalkan teman-teman di situs pertemanan. Terkejut mendapati pesan Mark yang akan ke Indonesia. Jakarta, dan Yogyakarta adalah kota yang dipilihnya. Mark  yang dikenalnya lewat situs pertemanan akan berlibur di Yogya selama tiga hari.

Inilah kesempatan melihat dunia luar, begitu pikirnya. Kegembiraan kecil meletup-letup di dadanya mengobarkan semangat yang tidak biasa. Energi berlimpah membuatnya terjaga hingga dini hari dan terjemahan naskah jurnal selesai. Besok pagi-pagi akan diambil pemiliknya saat di mana Ratih akan menerima bayaran.

Menunggu pertemuan dengan Mark membuatnya gelisah. Dadanya berdebar-debar tidak sabar. Waktu melambat dalam hitungannya padahal ia terbiasa berkejaran dengan waktu. Di lobi hotel mereka berjanji bertemu. Mark tiba di bandara jam empat lalu ke hotel.  Jam lima Ratih sudah menunggu. Jalanan ke Prambanan mungkin akan macet karena malam Minggu.

"Hai," Mark mengulurkan tangan mengajak bersalaman. Ia memakai kacamata , berbeda dengan foto yang dipasang di situs pertemanan. Sama seperti Ratih yang lebih suka berfoto tanpa kacamata. Sejenak mereka berpandangan sambil tersenyum. Rasa canggung masih ada di antara mereka ketika mengawali percakapan sebelum mendapatkan taksi ke Prambanan.   

"Aku sudah menyewa mobil dan sopir untuk mengantar kita jalan-jalan besok," Ratih menerangkan rencana perjalanan wisata besok . Bahkan untuk besok lusa ia sudah mengatur jadwal dengan baik.

"Kamu sudah mengatur semuanya dengan baik. Pekerjaan yang bagus. Terima kasih banyak," mata Mark sedikit melebar lalu sudut bibirnya membentuk senyuman yang selaras dengan binar matanya.

Keduanya menonton sendratari Ramayana di panggung terbuka candi Prambanan bersama puluhan penonton yang memadati tempat duduk di samping kanan kiri dan depan panggung.  "Pertunjukan yang sangat hebat," Mark mengungkapkan kepuasannya begitu  Hanoman  selesai membakar dua buah bangunan dari anyaman bambu. Kobaran api membubung tinggi menyala merah melalap habis  atap dan rangka bangunan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun