Mohon tunggu...
TREYZA NAVITA HIDAYAT
TREYZA NAVITA HIDAYAT Mohon Tunggu... Mahasiswa FIB

Saya merupakan mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya yang tertarik dengan bidang pengajaran, pengenalan budaya, dan kegiatan sosial.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Langkah Mahasiswa FIB UB Menyalakan Semangat Belajar Bahasa dan Budaya di SDN 02 Pandanrejo Lewat PKM "Jejak Cahaya"

14 Oktober 2025   17:30 Diperbarui: 14 Oktober 2025   17:29 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Wagir, September 2025 --- Sebanyak 20 mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas
Brawijaya (FIB UB) melaksanakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) bertajuk
"Jejak Cahaya" di SDN Pandanrejo 02, Desa Pandanrejo, Kecamatan Wagir, Kabupaten
Malang. Kegiatan ini merupakan program tahunan tingkat fakultas yang diselenggarakan oleh
BEM FIB UB 2025, di bawah Kementerian Budaya Mengajar (BUME). Program ini
dilaksanakan setiap hari Sabtu selama bulan September 2025, tepatnya pada tanggal 6, 13,
20, dan 27. Tahun ini, PKM "Jejak Cahaya" berfokus pada pengenalan dan pelestarian
budaya melalui kegiatan pembelajaran yang interaktif dan menyenangkan. Selain SDN
Pandanrejo 02, kegiatan serupa juga diadakan di SDN 2 Petungsewu sebagai lokasi kedua
pelaksanaan.
Selama tiga pertemuan pertama, mahasiswa FIB UB bertugas menjadi pengajar yang
memperkenalkan berbagai unsur budaya, baik lokal maupun internasional. Materi yang
diajarkan meliputi bahasa Jepang, bahasa Mandarin, bahasa Inggris, serta berbagai budaya
Indonesia, seperti rumah adat, pakaian tradisional, makanan khas daerah, hingga permainan
tradisional. Setiap pertemuan dikemas dengan metode yang kreatif agar siswa lebih mudah
memahami dan menikmati proses belajar.
Pada kelas 1, minggu pertama diisi dengan pembelajaran bahasa Inggris tentang warna dan
hewan yang disampaikan melalui lagu dan permainan interaktif. Di minggu kedua, siswa
dikenalkan pada budaya daerah Indonesia, seperti rumah adat dan pakaian tradisional dari
berbagai provinsi. Lalu pada minggu ketiga, mereka belajar tentang kegiatan sehari-hari
dalam bahasa Inggris serta membuat origami sederhana sebagai latihan motorik halus dan
kreativitas.
Sementara itu, kelas 3 memulai minggu pertama dengan mempelajari kosakata bahasa Inggris
tentang ruangan dan benda di sekitar sekolah melalui aktivitas menebak gambar. Minggu
kedua dilanjutkan dengan pembelajaran mengenai perbandingan makanan dan pakaian adat
dari berbagai daerah di Indonesia, sekaligus mengenalkan permainan tradisional yang
menumbuhkan rasa kebersamaan. Pada minggu ketiga, siswa mengikuti kegiatan literasi
dongeng untuk memahami alur cerita dan mengidentifikasi pesan moral di dalamnya.
Untuk kelas 5, minggu pertama difokuskan pada pembelajaran sapaan dari berbagai negara
dan cara memperkenalkan diri dalam bahasa Inggris melalui permainan peran. Minggu kedua
berlanjut dengan topik perbandingan budaya dari berbagai negara, seperti rumah adat di
berbagai belahan dunia. Sementara itu, minggu ketiga diisi dengan literasi cerita bahasa
Inggris sederhana yang membantu siswa berlatih membaca dan memahami isi cerita secara
kontekstual.
Melalui kegiatan yang berlangsung selama tiga minggu tersebut, para siswa tidak hanya
memperoleh pengetahuan baru, tetapi juga belajar untuk menghargai keanekaragaman bahasa
dan budaya. Di sisi lain, mahasiswa mendapatkan pengalaman mengajar yang berharga serta
memahami berbagai karakteristik siswa sekolah dasar.

Sebagai puncak kegiatan, pertemuan keempat diisi dengan pentas seni (pensi) yang
menampilkan hasil pembelajaran selama program berlangsung. Setiap kelas menampilkan
pertunjukan berbeda dengan tema kebudayaan yang beragam. Kelas 1 menampilkan tari
Mberot, kelas 2 dan 5 membacakan puisi, kelas 3 mempersembahkan tari Ampar-Ampar
Pisang, kelas 4 menampilkan Boria Suka-Suka dari animasi Upin Ipin, dan kelas 6
membawakan tarian Jepang Yosakoi. Seluruh penampilan disambut meriah oleh guru,
mahasiswa, dan warga sekolah. Pentas seni ini menjadi bentuk apresiasi atas semangat siswa
dalam belajar budaya selama program berlangsung.
Secara keseluruhan, kegiatan PKM "Jejak Cahaya" di SDN Pandanrejo 02 memberikan
dampak positif bagi mahasiswa dan siswa. Mahasiswa belajar beradaptasi dalam
berkomunikasi dengan anak-anak, memahami cara belajar yang berbeda-beda, dan mengasah
kemampuan mengajar di lapangan. Sementara itu, siswa mendapatkan pengalaman belajar
baru yang menyenangkan dan bermakna melalui kegiatan bertema budaya. Selama program
berlangsung, tercipta suasana saling menghargai dan semangat belajar yang tinggi di antara
mahasiswa dan siswa. Program ini juga menunjukkan bagaimana pendidikan dan kebudayaan
dapat berjalan beriringan untuk membentuk generasi muda yang cerdas, kreatif, dan
berkarakter.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun